Metode Penentuan Daerah Penelitian

24 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan metode purposive atau sengaja, artinya penentuan daerah penelitian didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu yang sudah disesuaikan dengan tujuan penelitian, dengan pemilihan bahwa lokasi penelitian cocok untuk diteliti. Kabupaten Simalungun dipilih karena merupakan salah satu Kabupaten dengan jumlah organisasi P3A terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 2 di bawah: Tabel 3. Nama Kabupaten, Luas Layanan, Dan Jumlah Organisasi P3A Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012 No Nama kabupaten Luas layanan Ha Jumlah P3A Legalitas BH BBH 1 Langkat 8.539 37 37 2 Deli serdang 4.853 84 71 13 3 Serdang bedagai 21.500 78 76 2 4 Karo 1.730 9 9 5 Dairi 4.395 23 12 11 6 Asahan 6.526 24 24 7 Batubara 2.107 11 11 8 Simalungun 27.613 318 192 136 9 Labuhan batu 2.892 22 15 7 10 Samosir 7.119 46 24 22 11 Toba samosir 1.302 12 5 7 12 Tapanuli utara 14.838 90 48 42 13 Tapanuli tengah 2.575 41 41 14 Tapanuli selatan 12.225 120 115 5 15 Humbang hasundutan 4.280 27 27 16 Pakpak barat 1.997 14 4 10 17 Mandailing natal 5.150 63 62 18 Nias 9.265 14 14 Sumber: Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air SUMUT, 2013 diolah Berdasarkan Tabel di atas Kabupaten Simalungun memiliki jumlah P3A sebanyak 318 unit. Kecamatan Bandar merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Universitas Sumatera Utara 25 Simalungun dan alasan memilih kecamatan ini karena daerah ini memiliki jaringan irigasi yang baik serta memiliki P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum. Berikut ini merupakan organisasi yang akan diteliti yaitu organisasi P3A Subur dan P3A Horas. Tabel 4.Nama Dan Legalitas P3A Di Kecamatan Bandar Tahun 2014 Nama Desa Nama P3A Legalitas Desa Bandar P3A Horas Tidak Berbadan Hukum Desa Bandar Jawa P3A Subur Berbadan Hukum Sumber: Gabungan Perkumpulan Pengguna Air GP3A Bombongan Jaya Kecamatan Bandar, 2015 Daerah yang dipilih adalah Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun., alasannya adalah karena Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar memiliki sistem pengorganisasian P3A yang jelas.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Dokumen yang terkait

Perbandingan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum di Kabupaten Serdang Bedagai. Studi kasus Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu

2 41 100

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 2 117

SISTEM INFORMASI PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A).

1 14 7

BELUM BERBADAN HUKUM SMA DAN SMK

0 1 1

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 12

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 7

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 16

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 25