4.7 HASIL ANALISA PENGARUH VARIASI UKURAN PARTIKEL PATI
BIJI DURIAN DAN KONSENTRASI ASAM KLORIDA SEBAGAI PELARUT TERHADAP SIFAT PEMANJANGAN PADA SAAT
PUTUS BIOPLASTIK PATI BIJI DURIAN BERPENGISI KITOSAN DENGAN SORBITOL SEBAGAI PEMLASTIS
Sifat pemanjangan saat putus pada bioplastik ditentukan dengan menggunakan ASTM D 882 [51]. Nilai pemanjangan saat putus pada bioplastik
biji durian berpengisi kitosan dan pemlastis sorbitol dengan komposisi larutan pati 20, kitosan 3, dan sorbitol 45 pada temperatur 75
o
C yang disajikan pada gambar 4.7 berikut.
Gambar 4.7 Hasil Analisa Variasi Ukuran Partikel Pati Biji Durian dan Konsentrasi Asam Klorida Terhadap Pemanjangan saat Putus
Bioplastik Pati Biji Durian
Dari gambar 4.7 terlihat bahwa variasi ukuran partikel pati biji durian dan konsentrasi pelarut asam klorida mempengaruhi nilai pemanjangan saat putus
pada bioplastik pati biji durian dengan pengisi kitosan dan pemlastis sorbitol. Nilai pemanjangan saat putus ini terus meningkat seiring bertambahnya
konsentrasi HCl. Nilai pemanjangan saat putus terbaik berada pada ukuran 140 mesh dengan konsentrasi HCl 1,3 yaitu sebesar 6,650. Dan nilai pemanjangan
saat putus terendah berada pada ukuran partikel 70 mesh pada konsentrasi HCl 0,9 yaitu sebesar 2,798. Pada penelitian Yuli darni 2011 nilai pemanjangan
saat putus berada pada ukuran partikel 63 mikron yaitu sebesar 19,27. Semakin
1 2
3 4
5 6
7 8
50 70
100 140
200
P em
a nj
a ng
a n
sa a
t put us
Ukuran Partikel mesh
Konsentrasi HCl 0,9 Konsentrasi HCl 1,0
Konsentrasi HCl 1,1 Konsentrasi HCl 1,2
Konsentrasi HCl 1,3
Universitas Sumatera Utara
tinggi konsentrasi HCl maka semakin baik nilai pemanjangan saat putus pada bioplastik.
Nilai pemanjangan pada saat putus bioplastik ini akan cenderung mengalami peningkatan seiring meningkatnya konsentrasi HCl. Semakin tinggi konsentrasi
HCl maka semakin tinggi nilai pemanjangan pada saat putus bioplastik yang dihasilkan. Larutan HCl digunakan untuk melarutkan kitosan. Pada umumnya
kitosan larut sempurna dalam asam asetat 1 dan kitosan larut dalam asam mineral pekat seperti HCl dan HNO
3
pada konsentrasi 1, tetapi tidak larut dalam H
2
SO
4
. Penambahan kitosan ini bertujuan untuk memperbaiki karakteristik bioplastik yang dihasilkan. Nilai kekuatan tarik terbaik diperoleh pada konsentrasi
HCl 0,9. Dari analisa profil gelatinisasi dimana peningkatan konsentrasi akan
meningkatkan nilai breakdown viscosity larutan sebesar 5360 cP. Nilai breakdown viscosity menunjukkan nilai kekuatan viskositas produk, sehingga semakin
meningkat konsentrasi HCl maka semakin tinggi pula nilai pemanjangan saat putus. Dari hasil analisa FT-IR dan analisa profil gelatinisasi tersebut bahwa
penambahan sorbitol sebagai pemlastis akan meningkatkan fleksibilitas dan ruang gerak molekul glukosa dari granula pati sehingga menurunkan viskositas larutan
pati.
Universitas Sumatera Utara
4.8 HASIL ANALISA MORFOLOGI PERMUKAAN PATI BIJI DURIAN