SORBITOL METODE PEMBUATAN BIOPLASTIK

menghasilkan bioplastik yang memiliki sifat kuat tarik, transparansi plastik yang baik, dan ketahanan air yang tinggi. kitosan larut pada konsentrasi 0,15-1,1, tetapi tidak larut pada konsentrasi 10 [7]. Sehingga digunakanlah HCl dengan variasi konsentrasi 0,9v; 1,0v; 1,1; 1,2 v dan 1,3v. Kitosan memiliki kereaktifan kimia yang tinggi sehingga dapat membentuk ikatan hidrogen, maka dari itu kitosan merupakan bahan pencampur yang ideal. Selain itu kitosan juga merupakan turunan kitin, polisakarida paling banyak di bumi setelah selulosa, bersifat hidrofobik serta dapat membentuk film dan membran dengan baik [25]. Kitosan mempunyai potensi untuk dimanfaatkan pada berbagai jenis industri maupun aplikasi pada bidang kesehatan. Salah satu contoh aplikasi kitosan yaitu sebagai pengikat bahan-bahan untuk pembentukan alat-alat gelas, plastik, karet, dan selulosa yang sering disebut dengan formulasi adesif khusus. Pemanfaatan kitosan sebagai bahan tambahan pada pembuatan film plastik berfungsi untuk memperbaiki transparasi film plastik yang dihasilkan [25]. Saat ini kitosan mempunyai banyak sekali kegunaan, antara lain dalam bidang kesehatan, pengolahan air, membran, hidrogel, perekat, antioksidan, dan pengemas makanan. Kitosan tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut asam organik di bawah pH 6 antara lain asam formiat, asam asetat, dan asam laktat. Kelarutan kitosan dalam pelarut asam anorganik sangat terbatas, antara lain sedikit larut dalam larutan HCl 1v tetapi tidak larut dalam asam sulfat dan asam fosfat [26]. Besarnya nilai parameter standar yang dikehendaki untuk kitosan dalam dunia perdagangan dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.3 Mutu standar kitosan [26] Sifat-sifat kitosan Nilai-nilai yang dikehendaki Bentuk partikel Kadar air Kadar abu Derajat deasetilasi DD Viskositas cP Butiran w 10 w 2 70 Rendah 200 Sedang 200 – 799 Tinggi 800 – 2000 Paling tinggi 2000

2.6 SORBITOL

Universitas Sumatera Utara Salah satu bahan pemlastis adalah sorbitol. Sorbitol merupakan glukosa tereduksi yang terbentuk karena terjadinya oksidasi glukosa. Sorbitol dapat diisolasi dari buah beri dan rumput laut merah. Sorbitol diproduksi dalam industri melalui proses hidrogenasi glukosa. Sorbitol C 6 H 14 O 6 tidak cepat mengalami reaksi pencoklatan maillard dan karamelisasi seperti gula lainnya termasuk fruktosa dan glukosa. Sorbitol memiliki sifat fungsional yang sama dengan gula sukrosa, yaitu bersifat mengikat air humektan. Untuk memperbaiki sifat mekanik bioplastik terutama sifat elastisitasnya, dapat dilakukan dengan mencampur pati dengan pemlastis[4].Pemlastis yang digunakan adalah sorbitol karena memiliki kelebihan untuk mengurangi ikatan hidrogen internal pada ikatan intermolekuler sehingga baik untuk menghambat penguapan air dari produk. Sorbitol tersedia dalam jumlah yang banyak, harganya murah, dan bersifat non toksik.Pemlastis ini diharapkan mampu memberikan inovasi plastik ramah lingkungan yang mudah terurai oleh mikroba di dalam tanahdan memiliki kekuatan tarik tertinggi [8]. Menurut penelitian Darni dan Utami 2010, kekuatan tarik tertinggi bahan bioplastik yaitu pada konsentrasi sorbitol 20. Sehingga penelitian ini menggunakan sorbitol 20 sebagaipemlastis.

2.7 METODE PEMBUATAN BIOPLASTIK

Pengolahan merupakan langkah penting dalam rekayasa bioplastik atau biokomposit. Metode pengolahan bioplastik diklasifikasikan sebagai berikut: a. Pembentukan dalam keadaan cair Shaping in molten state Proses yang termasuk adalah pelelehan, injection molding, pencetakan kompresi, melt spinning, blow molding, ekstrusi. b. Pembentukan dalam keadaan elastis Shaping in rubbery state Hal ini dilakukan dengan menggunakan thermoforming dan calendaring c. Pembentukan dalam keadaan basah Shaping in wet state Ini dilakukan untuk solusi polimer menggunakan basah yang berputar, serat yang berputar, disebarkan dan dicelupkan [27]. Meskipun ketiga klasifikasi di atas memberikan gambaranyang luas dari metode pengolahan untuk bioplastik dan komposit, tidak semua metode tersebut Universitas Sumatera Utara relevan untuk produksi masal. Untuk produksi dengan skala besar, dibutuhkan metode yang sesuai. Dengan demikian, metode yang dijelaskan diatas diklasifikasikan lebih lanjut dalam tiga kategori berikut: 1. Molding : metode ini didefenisikan sebagai proses pembentukan dimana tekanan dan temperatur meningkat secara bersamaan dalam ruang tertutup. Kemudian dicetak. Metode ini termasuk seperti injection molding, kompresi molding,blow molding, dan transfer-molding. 2. Forming : sama seperti metode ekstrusi, calendaring, thermoforming, casting, dan retomolding sebagian besar produk yang dihasilkan melalui metode ini adalah kemasan. 3. Foaming : metode Foaming adalah proses pembentukan pori-pori kecil atau sel-sel yang diciptakan dengan bantuan busa atau blowingagent. Metode ini secara luas diklasifikasikan dalam tiga jenis: konvensional, mikrpseluler, dan nanoseluler [27]. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode casting, plastik yang transparan, kuat dan tahan air dapat diperoleh dengan metode casting[28].Metodecasting dilakukan dengan cara menuangkan campuran plastik pada cetakan setelah didinginkan komponen dilepaskan dan dikeluarkan dari cetakan dengan cara menarik plastik dari cetakan secara manual. Metode ini biasanya sangat cocok digunakan untuk produksi skala kecil.

2.8 ANALISA HASIL PENELITIAN