BIOPLASTIK Pengaruh Variasi Ukuran Partikel Pati Biji Durian (Durio Zibethinus) dan Konsentrasi Asam Klorida (HCl) Sebagai Pelarut Terhadap Karakteristik Bioplastik Berpengisi Kitosan dengan Pemlastis Sorbitol

menghasilkan nilai kuat tarik sebesar 0,55 kgf mm 2 . Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayani 2015 dengan mencampur limbah propilen dan pati biji durian diperoleh hasil kekuatan tarik bioplastik sebesar 25,722 Nm 2 [49].

2.3 BIOPLASTIK

Plastik merupakan bahan kimia sintetik yang bersifat ringan, kuat, dan elastis [47]. Plastik sering digunakan oleh masyarakat sebagai kemasan. Beberapa keunggulan dari plastik diantarany adalahfleksibel, ekonomis, tidak mudah retak, tidak dapat membusuk, tidak mudah pecah, kuat, dapat dikombinasi dengan berbagai macam warna dan bentuk, dan beberapa jenis dapat dirancang tahan terhadap panas[. Selain memiliki keunggulan, plastik juga memiliki kekurangan yaitu tidak dapat membusuk sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Hal tersebut dikarenakan plastik tidak dapat dihancurkan secara alami dengan cepat oleh mikroba pengurai yang ada, sehingga banyak terjadi penumpukan sampah plastik yang berlebih [16]. Salah satu ide bijak untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan plastik ramah lingkungan bioplastik [2]. Bioplastik merupakan nama lain dari plastik biodegradable, plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi hasil akhir air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang kelingkungan. Karena adanya sifat yang dapat kembali ke alam, plastik biodegradable merupakan bahan yang ramah terhadap lingkungan. Plastik biodegradable adalah polimer yang berubah menjadi biomassa, H 2 O, CO 2 , dan CH 4 melalui tahapan depolimerisasi dan mineralisasi. Depolimerisasi terjadi karena kerja enzim ekstraseluler terdiri atas endo dan ekso enzim. Endo enzim memutus unit monomer pada rantai utama polimer ecara acak, dan ekso enzim memutus unit monomer pada rantai utama secara berurutan, bagian-bagian oligomer yang terbentuk dipindahan kedalam sel dan menjadi mineralisasi. Proses mineralisasi membentuk CO 2 , CH 4 , N 2 , air, garam-garam, mineral dan biomassa. Defenisi polimer biodegradable dan hasil akhir yang terbentuk dapat beragam tergantung pada polimer, organisme dan lingkungan [17]. Universitas Sumatera Utara Klasifikasi polimer biodegradable menjadi dua kelompokditunjukkan pada gambar 2.2. Kelompok utama adalah 1 agro-polimer polisakarida, protein, dll dan 2 kelompok poliester bio poliester biodegradable seperti poli asam laktat PLA, hidroksil poli kanoate PHA, aromatik dan alifatik copoliester [3]. Gambar 2.2 Diagram Klasifikasi Biodegradable Polimer

2.4 GELATINISASI PATI