Penelitian Terdahulu LANDASAN TEORI

commit to user 7

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian Junaedi 1999 yang berjudul “ Analisis Permintaan Telur Ayam Ras di Kabupaten Blora” , jenis data yang digunakan adalah data sekunder, sedangkan analisis data menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan data time series selama 15 tahun. Variabel yang digunakan adalah pendapatan perkapita X 1 , harga relatif telur ayam ras X 2 , harga relatif telur itik X 3 , harga relatif telur bukan ayam ras X 4 , harga relatif ikan asin X 5 , dan harga beras kualitas sedang X 6 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan per kapita merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam terjadinya permintaan telur ayam ras di Kabupaten Blora. Telur ayam ras merupakan barang normal dan harga beras kualitas sedang tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras. Berdasarkan penelitian dari Viarka Kresnawati 2010 yang berjudul ‘ Analisis Permintaan Telur Ayam Di Kota Surakarta’ , tujuan dari penelitiannya adalah untuk menidentifikasi dan menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan telur ayam di Kota Surakarta serta menganalisis elastisitas permintaan telur ayam di Kota Surakarta. Metode dasar yang digunakan adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja purposif di Kota Surakarta. Data yang digunakan adalah data sekunder time series selama 16 tahun. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dalam bentuk double logarithmic . Hasil analisis menunjukkan model fungsi permintaan telur ayam di Kota Surakarta memiliki nilai R 2 adjusted sebesar 0,984 yang berarti 98,4 permintaan telur ayam di Kota Surakarta dapat dijelaskan oleh variable bebas yang digunakan dalam model yaitu harga telur ayam ras, harga telur itik, harga daging ayam ras, harga beras, jumlah penduduk, pendapatan per kapita, dan jumlah toko roti., sedangkan sisanya sebesar 1,6 dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Berdasarkan analisis uji F yang dilakukan dapat diketahui commit to user 8 bahwa signifikansi sebesar 0,000 yang berarti variabel-varabel bebas yang diamati secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam di Kota Surakarta. Berdasarkan uji t menunjukkan bahwa harga telur ayam ras, harga telur itik, harga daging ayam ras, harga beras, jumlah penduduk, dan pendapatan perkapita berpengaruh nyata secara individu terhadap permintaan telur ayam di Kota Surakarta pada tingkat kepercayaan 95. Jumlah penduduk merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan telur ayam di Kota Surakarta karena mempunyai nilai standar koefisien regresi paling besar. Berdasarkan nilai elastisitas harga, permintaan telur ayam bersifat inelastis. Berdasarkan nilai elastisitas silang, telur itik dan daging ayam ras merupakan barang substitusi, sedangkan beras merupakan barang komplementer. Berdasarkan nilai elastisitas pendapatan, telur ayam merupakan barang normal. Menurut penelitian Rismarini 2005 yang berjudul ” Proyeksi Permintaan Telur Ayam Ras di Kota Surakarta ” metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Sedangkan pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive . Analisis yang digunakan dengan menggunakan metode OLS Ordinary Least Square dalam bentuk logaritma berganda, sedangkan proyeksi permintaan telur ayam ras menggunakan analisis trend dengan metode linear least square . Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga telur ayam ras, harga telur itik, harga daging ayam ras, harga beras, jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga telur ayam ras, harga telur itik, harga daging ayam ras, harga beras, jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita berpengaruh nyata tehadap permintaan telur ayam ras. Koefisien elastisitas harga telur ayam ras -0,891 karena kurang dari satu maka bersifat inelastis. Elastisitas silang harga telur itik 0,933 dan harga daging ayam ras 0,292, nilai elastisitas bertanda positif berarti merupakan barang substitusi bagi telur ayam ras. Elastisitas silang harga beras -0,437 menunjukkan beras merupakan komplementer bagi telur ayam ras. Sedangkan elastisitas commit to user 9 pendapatan 0,180 menunjukkan bahwa telur ayam ras merupakan barang normal. Dari penelitian di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras antara lain harga telur ayam ras, harga telur itik, harga daging ayam ras, harga beras, jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita. Faktor-faktor tersebut selanjutnya dijadikan variabel dalam mengukur elastisitas harga, elastisitas silang dan elastisitas pendapatan untuk mengetahui tingkat kepekaan masing-masing variabel terhadap permintaan telur ayam ras. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, sedangkan analisis data menggunakan metode OLS Ordinary Least Square dalam bentuk regresi linier berganda dengan data time series selama 15 tahun.

B. Tinjauan Pustaka