Uji R Uji F Uji - t

commit to user 61 riil diperoleh dari pendapatan per kapita yang telah dideflasi dengan menggunakan indeks implisit tahun dasar 2002.

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Estimasi Fungsi Permintaan

Untuk mengestimasi fungsi permintaan telur ayam ras di Kabupaten Sukoharjo sekaligus merumuskan hubungan antara permintaan dengan faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya digunakan metode regresi linier berganda dalam bentuk log ganda, yang disebut juga dengan model elastisitas konstan.

2. Pengujian Model

Untuk memperoleh hasil regresi yang terbaik maka harus memenuhi kriteria statistik sebagai berikut :

a. Uji R

2 Adjusted Ketepatan model ditunjukkan oleh koefisien determinasi yang telah disesuaikan atau adjusted R square R 2 dan biasanya dinyatakan dalam persen. Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 94,5 . Ini berarti besarnya sumbangan yang diberikan variabel harga telur ayam ras, harga telur itik, harga daging ayam ras, harga beras, jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita terhadap permintaan telur ayam ras di Kabupaten Sukoharjo sebesar 94,5 , sedangkan sisanya sebesar 5,5 dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti seperti selera.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh terhadap variasi permintaan telur ayam ras di Kabupaten Sukoharjo. Hasil analisis uji F adalah sebagai berikut : commit to user 62 Tabel 19. Hasil Analisis Varians Permintaan Telur Ayam Ras di Kabupaten Sukoharjo Selama Penelitian Sumber variasi Jumlah kuadrat Df Rerata kuadrat F hitung Signifikansi α Regresi Residu 0,143 0,005 6 9 0,024 0,001 44,089 0,000 Total 0,148 15 Sumber : Lampiran 6 Keterangan : : berbeda nyata atau signifikan pada tingkat kepercayaan 90 α = 10 = 0, 1 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 44,089 dan lebih besar pada taraf kepercayaan 90. Dengan demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel bebas yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras di Sukoharjo.

c. Uji - t

Uji - t adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang diteliti secara individual terhadap permintaan telur ayam ras di Kabupaten Sukoharjo. Hasil analisis uji - t sebagai berikut : Tabel 20. Hasil Analisis Uji – t Masing-masing Variabel Bebas Variabel-variabel Koefisien regresi t hitung Signifikansi α Harga telur ayam ras X 1 Harga telur itik X 2 Harga daging ayam ras X 3 Harga beras X 4 Jumlah penduduk X 5 Pendapatan per kapita X 6 0,104 -0,336 -0,222 0,273 2,055 0,240 2,245 -2,587 -1,901 2,118 1,845 3,995 0,051 0,029 0,090 0,063 0,098 0,003 Sumber : Lampiran 7 Keterangan : : berbeda nyata atau signifikan pada tingkat kepercayaan 90 α = 10 = 0,10 Berdasarkan uji t pada tabel di atas harga telur ayam ras, harga telur itik, harga daging ayam ras, harga beras, jumlah penduduk dan commit to user 63 pendapatan per kapita berpengaruh nyata secara individu terhadap permintaan telur ayam ras di Kabupaten Sukoharjo pada tingkat kepercayaan 90. Berikut penjelasan masing-masing pengaruh dari variable bebas terhadap permintaan telur ayam ras di Kabupaten Sukoharjo. 1 Harga Telur Ayam Ras Harga merupakan salah satu faktor utama yang sangat diperhatikan konsumen didalam pengambilan keputusan pembelian suatu barang. Oleh karena itu, apabila dalam suatu pasar menjual sejenis barang dengan kualitas yang samahampir sama maka orangkonsumen akan cenderung membeli barang dengan harga yang lebih rendah atau murah. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi parsial dari harga telur ayam ras adalah 0,104. Hal ini berarti bahwa apabila harga telur ayam ras naik sebesar 1 maka permintaan telur ayam ras juga naik 0,104. Hal ini sering terjadi pada waktu hari raya, baik itu hari raya lebaranIdul Fitri maupun pada perayaan Natal dan tahun baru. Dimana kebutuhan telur sangat meningkat karena adanya tradisi membuat berbagai makanan yang bahan dasarnya berasal dari telur, sehingga terjadi kenaikan harga seiring dengan kenaikan permintaan. 2 Harga Telur Itik Pada penelitian ini diketahui bahwa telur itik berpengaruh yang nyata terhadap permintaan telur ayam ras sebesar 0,336 dan bertanda negatif. Hal ini berarti permintaan telur ayam ras berbanding terbalik dengan harga telur itik, apabila harga telur itik naik sebesar 1 maka permintaan telur ayam ras akan turun 0,336 atau sebaliknya. Konsumen telur itik ini sebagian besar adalah para produsen roti. Telur itik digunakan sebagai campuran pembuatan roti supaya commit to user 64 lebih mengembang, selain itu rasanya juga lebih enak. Maka apabila terjadi kenaikan harga telur itik maka permintaan telur ayam ras akan turun. Hal ini karena produsen roti memilih untuk mengurangi produksinya sehingga permintaan telur ayam ras juga akan berkurang. 3 Harga Daging Ayam Ras Berdasarkan analisis uji–t harga daging ayam ras berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras sebesar 0,222 dan juga bertanda negatif. Hal ini berarti bahwa permintaan telur ayam ras berbanding terbalik dengan harga daging ayam ras sehingga apabila harga daging ayam ras naik sebesar 1 maka permintaan telur ayam ras turun 0,222 atau sebaliknya. Apabila terjadi kenaikan harga pada daging ayam ras biasanya harga telur ayam ras juga mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan kenaikan harga pakan. Meskipun jenis pakan yang digunakan berbeda, kenaikan salah satu jenis pakan ternak akan diikuti kenaikan harga pakan jenis yang lain. Adanya kenaikan biaya produksi ini mengakibatkan harga daging ayam ras dan harga telur ayam ras menjadi naik. Dengan kenaikan harga pada daging ayam ras maka permintaan terhadap telur ayam ras mengalami penurunan karena harga telur ayam ras juga naik. 4 Harga Beras Dari hasil analisis uji–t dapat diketahui harga beras berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras di Kabupaten Sukoharjo yaitu sebesar 0,273. Hal ini berarti permintaan telur ayam ras berbanding lurus dengan harga beras sehingga bahwa apabila harga beras naik sebesar 1 maka permintaan telur ayam ras akan naik 0,273 atau sebaliknya. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih menggunakan beras yang dimasak menjadi nasi sebagai makanan pokok, begitu pula dengan masyarakat Kabupaten Sukoharjo biasanya commit to user 65 menggunakan beras sebagai makanan pokok sehari-hari dan salah satu pelengkap yang digunakan untuk lauk pauk adalah telur ayam ras. Apabila harga beras naik maka permintaan telur ayam ras juga naik. Hal ini biasanya terkait dengan kondisi perekonomian yang ada, dimana harga barang bahan pokok naik, maka barang-barang lain juga akan ikut beranjak naik meskipun masyarakat akan lebih memilih mengalokasikan pendapatan yang diperolehnya untuk membeli beras terlebih dahulu. 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan hasil analisis uji–t menunjukkan bahwa variabel jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras sebesar 2,055. Hal ini berarti bahwa apabila jumlah penduduk naik sebesar 1 maka permintaan telur ayam ras naik 2,055 atau sebaliknya. Petambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli masyarakat pada telur ayam ras. Jumlah penduduk menggambarkan potensi banyaknya konsumen yang akan membeli suatu barang begitu pula dengan telur ayam ras, sehingga ada kecenderungan apabila jumlah penduduk semakin banyak maka telur ayam ras yang dibeli oleh konsumen juga akan semakin banyak. Sejalan dengan waktu, kesejahteraan masyarakat juga berkembang. Hal ini menyebabkan perubahan pola konsumsi, dimana masyarakat tidak lagi menganggap telur ayam ras barang yang mahal tetapi malah sebaliknya. Telur ayam ras saat ini termasuk barang pokok kebutuhan sehari-hari, harganya yang relatif murah dan mudah untuk memperolehnya menjadikan telur ayam ras lauk bagi seluruh anggota keluarga. commit to user 66 6 Pendapatan per Kapita Dari hasil analisis uji-t diketahui bahwa pendapatan per kapita berpengaruh nyata dan berhubungan positif terhadap permintaan telur ayam ras di Kabupaten Sukoharjo yaitu sebesar 0,240. Hal ini berarti pendapatan per kapita berbanding lurus dengan permintaan telur ayam ras. Hal ini menunjukkan bahwa jika pendapatan per kapita naik sebesar 1 maka permintaan telur ayam ras akan naik sebesar 0,240 , begitu pula sebaliknya. Pendapatan merupakan faktor yang menentukan variasi permintaan terhadap berbagai jenis barang karena besar kecilnya pendapatan dapat menggambarkan daya beli konsumen. Bila terjadi perubahan dalam pendapatan maka akan menimbulkan perubahan dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang. Jika kondisi pendapatan seseorang terbatas, maka sebagian besar dari pendapatan akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu dalam hal ini adalah beras. Namun apabila pendapatan per kapita telah meningkat dan kebutuhan pokok sudah terpenuhi maka konsumsi bahan pangan lainnya termasuk sumber protein hewani telur ayam ras semakin meningkat. Hal ini terkait dengan pola konsumsi masyarakat, dimana pendapatan yang diperoleh meningkat maka konsumsi makanan juga akan meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas. Begitu pula dengan pemilihan konsumsi telur ayam ras yang ikut naik seiring dengan kenaikan pendapatan, mereka akan beralih memilih telur daripadamembali sumber protein nabati yang harganya lebih murah.

d. Variabel bebas yang paling berpengaruh