commit to user
28
5. Tubuh Ideal
5.1 Bentuk Tubuh Ideal Dari Masa ke Masa
Dalam lukisan-lukisan klasik Abad pertengahan, sering kita jumpai figur-
figur perempuan yang bertubuh subur dengan perut, lengan, serta wajah yang berdaging dan berisi. Sebelum awal abad ini, baentuk tubuh perempuan yang ideal
adalah gemuk dan berlekuk-lekuk layaknya perempuan rumahan. Dari banyak gambaran yang didapat tentang perempuan, baik lukisan maupun foto, bisa
ditangkap kesan bahwa bentuk tubuh perempuan yang ideal pada masa itu adalah yang mampu mewakili citra kesuburan.
Tidak diketahui, sejak kapan bentuk tubuh perempuan yang gemuk ini menjadi sesosok yang ideal. Tetapi para ahli purbakala menemukan figur patung
atau relief yang menggambarkan patung bertubuh gemuk dan subur. Mellina 2006:63-68 berakhirnya perang dunia kedua pada tahun 1950-
an, memberikan dampak perubahan bagi kehidupan pada para kaum perempuan. Berakhirnya perang dunia membuat para pria yang semula ikut berperang,
kembali ke rumah masing-masing, begitu juga dengan perempuannya. Dalam masa regresi tersebut perempuan disibukkan dengan urusan domestik, yaitu
urusan rumah tangga. Pikiran mereka terasing di dalam rumah, sehingga pada tahun 1950-an, para perempuan cenderung kelebihan berat badan. Aktris Marilyn
Monroe, yang mempunyai berat 67kg dengan tinggi 163cm yang juga mempunyai tubuh berisi dijadikan simbol seks dan dianut sebagai perempuan bertubuh ideal
masa itu. Berbeda dengan masa 1950-an yang memuja tubuh subur, pada masa 1960-an mendadak tubuh kurus menjadi simbol kecantikan, ditunjang oleh rok
commit to user
29
mini yang memperlihatkan sepasang tungkai panjang dan ceking. Media massa, terutama 1960-an, banyak memunculkan figur langsing, entah proses apa yang
mengawali tubuh langsing ini Nampak di muka media. Di akhir tahun 1960-an, muncul model langsing bernama Twiggy yang mempunyai berat 49kg, dengan
tinggi badan 170cm. Selain sebagai simbol kecantikan, bentuk tubuh Twiggy kerap disebut “
Inovasi British
”. Twiggy, membawa perubahan kebebasan pada perempuan dengan pembawaannya yang merdeka, professional, dan mandiri
secara ekonomi yang tentu saja bertolak belakang terhadap penggambaran perempuan di Era sebelumnya bahwa perempuan adalah alat reproduksi.
Bentuk tubuh kurus mencapai puncaknya pada tahun 1980-an, dimana para gadis mati-matian berdiet untuk memiliki tubuh kurus. Survey yang
dilakukan oleh majalah
Glamour
terhadap 33.000 perempuan, menyebutkan bahwa 75 perempuan berusia 18-35 tahun selalu merasa dirinya kegemukan.
Padahal hanya 25 yang secara medis benar-benar
overweight
. Tapi langsing di era ini berbeda dengan trend kurus kering di 1960-1970-an. Di era 1980-an, tubuh
langsing tapi atletis, tidak berlemak, dan berpayudara kecil yang menjadi trend. Kemudian pada masa 1990-an, para perempuan bebas merenovasi fisiknya akibat
adanya berbagai penemuan baru di bidang teknologi kosmetika yang mulai bermunculan dan memberikan “angin segar” bagi mereka yang merasa tubuhnya
kurang sempurna. Pengelupasan kulit
acid peels,
sedot lemak
liposuction,
injeksi kolagen dan penanaman payudara
breast implant
adalah beberapa contoh keberhasilan teknologi komestika yang membuat tubuh perempuan berubah dari
alamiah menjadi buatan. Akhirnya, bagaimanapun ke mana trend tersebut menuju,
commit to user
30
selalu saja sangat sulit bagi para perempuan untuk menghindarinya. Selama isu- isu seputar kecantikan atau keindahan fisik
beauty myth
masih tetap hidup di tengah-tengah masyarakat, permujaan terhadap bentuk ideal semakin gencar.
Padahal dengan begitu, perempuan malah mengingkari hak untuk dilihat dan dikagumi apa adanya Bahwa sungguh sebuah ironi ketika perempuan ingin
mencapai standar tubuh ideal tentang tubuhnya, padahal sebenaranya standar itu selalu berubah dari zaman ke zaman. Oleh karena itu, penerimaan atau penolakan
terhadap bentuk perempuan juga akan selalu berputar Melliana, 2006:69-73.
5.2 Citra Tubuh Perempuan