Kecantikan bagi Perempuan TELAAH PUSTAKA

commit to user 25 terjadi dewasa ini, adalah kurangnya persiapan generasi tua untuk menghadapi generasi muda. e. Dalam tugas yang fturistik ini, para ibu juga harus dibantu untuk mempersiapkan putra-putri mereka untuk menghadapi masalah-masalah merek di masa datang. Sedangkan para putrid harus juga dipersiapkan untuk masa datang ini, tanpa menanamkan kekahawatiran dan kecemasan terhadap mereka. Yang perlu diketahui mereka adalah bahwa kehidupan bukan hanya kesenangan saja, sedangkan tantangan-tantangan tidak dapat dihadapi dengan kecengengan atau pelarian ke senangan atau lain-lain usaha yang tidak langsung. Barulah dengan demikain majalah perempuan akan memberi sumbangannya sebagai pencipta citra perempuan baru yang bertanggung jawab, karena siap untuk menghadapi tugas-tugas di masa depannya.

4. Kecantikan bagi Perempuan

Dalam abad gaya hidup, penampilan diri itu justru mengalami estetisisasi,” estetisisasi dalam kehidupan sehari-hari”. Dan bahkan tubuhdiri pun mengalami estetisisasi tubuh. Tubuhdiri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. “ Kamu bergaya maka kamu ada” adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan Chaney, 1996:16. Seperti yang diungkapkan oleh Melliana 2006:17-45 bahwa penampilan merupakan bentuk kontrol sosial yang memengaruhi bagaimana perempuan commit to user 26 melihat dirinya dan bagaimana ia dilihat oleh orang lain. Mitos kecantikan, keindahan tubuh perempuan dapat menimbulkan perasaan iri dan cemburu, sehingga akan timbul persaingan antara sesama perempuan. Dalam suatu pesta, bentuk persaingan tersebut sangat kental. Perempuan-perempuan itu akan membandingkan penampilan yang satu dengan penampilan yang lain Pernyataan yang diungkapkan oleh Melliana tersebut menjawab pertanyaan mengapa perempuan dituntut untuk selalu berpenampilan cantik. Dengan penampilannya perempuan menunjukkan keeksistensiannya. Penekanan penilaian penampilan fisik perempuan terletak pada proporsionalitas fisik, yaitu pada ukuran dan bentuk tubuh. Melalui tubuh fisik ini pula seseorang tampil di hadapan orang lain, dan sebagian besar perempuan menginginkan penampilan yang cantik dan menarik”. Chaney 1996:17 menambahkan, urusan solek bersolek kini tidak hanya melulu di sekitar rekayasa tubuh bodybuilding yang ditandai dengan menjamurnya fitness centre atau pusat kebugaran dan menggejalanya kebiasan berdiet atau operasi plastik dikalangan pria atau perempuan yang gelisah karena bentuk tubuhnya yang kurang ideal, tapi industri nasihat yang berurusan dengan penampilan juga tak kalah hebatnya. Menurut Nancy Etcoff dalam Chaney, 1996:17-18 salah seorang psikolog Amerika terkemuka, menyebut gejala tersebut dengan lookism . Tampaknya urusan tampangisme atau wajahisme lookismFaceism kini mulai menjadi persoalan serius dalam perburuan kecantikan dan selalu tampil menjadi yang tercantik. Tidak hanya di pentas dunia fashion, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Lookism adalah teori yang menganggap bahwa bila lebih baik commit to user 27 tampilan anda maka akan lebih sukseslah anda dalam kehidupan. Dalam abad citra, citra mendominasi persepsi kita, pikiran kita, dan juga penilaian kita akan penampila wajah, kulit, atau tampang seseorang. Melliana 2006:47 menjelaskan penekanan masyarakat pada penampilan fisik perempuan sebagai salah satu sumber utama kualitas diri sebetulnya didasari oleh kontrol pada perempuan yang terletak pada kemampuan perempuan memenuhi mitos kecantikan. jika mereka berhasil memenuhi tuntutan tubuh ideal dengan menjadi langsing, mereka akan dianggap positive dan dianggap dapat menyesuaiakan peran. Kecantikan sangat dijunjung tinggi oleh semua orang, baik perempuan maupun pria di negara manapun. Hal ini terbukti dengan adanya kontes-kontes kecantikan yang diadakan di hampir setiap negara di dunia. Melliana 2006:5 bagi seorang perempuan, berwajah cantik dan bertubuh ramping bukanlah estetika yang sifatnya privat, melainkan keinginan perempuan untuk mendapatkan pengakuan sosial yang dituntut oleh masyarakat. Kontes kecantikan modern yang pertama, jauh berbeda dari mitologi Yunani mengenai penilaian atas Paris, yang dilakukan oleh Phineas T. Barnum di Amerika Serikat pada tahun 1854, dengan menjadikan masyarakat sebagai jurinya. Kontes “ Miss America ” dimulai pada tahun 1921, kemudian diikuti oleh ‘ Miss World ” pada tahun 1951, dan “ Miss Universe ” pada tahun 1952. Belum termasuk ribuan kompetisi local, di kota-kota, di universitas-universitas dan sebagainya. Dengan demikian mistik kecantikan semakin diinstitusionalisasikan di seluruh dunia, khususnya bagi perempuan Synott, 2003:140. commit to user 28

5. Tubuh Ideal