tersebut dalam bentuk dukungan baik dukungan moril seperti perhatian, dorongan semangat, dukungan spiritual, maupun dukungan lain yang mempengaruhi psikologis
ibu. Menurut Cobb 1993 bahwa individu yang menerima dukungan sosial akan
merasa dicintai, diperhatikan, dihargai, serta merasa dirinya merupakan bagian dari suatu jaringan sosial. Rasa aman karena dicintai mempunyai pengaruh positif
terhadap kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis. Menurut Alfiben et.al. 2000 dalam proses penyesuaian menjadi ibu, ibu
sangat rentan terhadap gangguan emosi terutama selama kehamilan, persalinan dan postpartum. Sistem dukungan yang kuat dan konsisten merupakan faktor utama
keberhasilan melakukan penyesuaian bagi ibu. Dukungan yang paling efektif didapat dari suami. Pada periode postpartum awal, ibu membutuhkan bantuan dalam
menyelesaikan tugas-tugas rumah tangganya seperti menyiapkan makanan, mencuci pakaian dan berbelanja, dan juga ibu membutuhkan dorongan, penghargaan dan
pernyataan bahwa ia adalah ibu yang baik.
5.4. Pengaruh Intervensi Psikoedukasi terhadap Karakteristik Ibu dengan
Depresi Postpartum
Hasil penelitian berdasarkan uji regresi logistik dengan menggunakan tehnik stepwise forward menunjukkan bahwa variabel Karakteristik pertama yang paling
signifikan terhadap intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum adalah karakteristik dukungan suami. Yang ditunjukkan oleh nilai sig.0,000 p0,05
Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008
dengan nilai B Exp yaitu sebesar 73,845 artinya 73,8 penurunan depresi postpartum dipengaruhi oleh dukungan suami, artinya semakin tinggi dukungan
suami dalam pelaksanaan intervensi psikoedukasi maka semakin besar peluang penurunan depresi yang dialami oleh ibu, sebaliknya jika dalam pelaksanaan
intervensi psikoedukasi dukungan suami rendah maka semakin kecil dapat menurunkan depresi ibu. Dengan kata lain dapat diasumsikan suami yang
mendampingi ibu saat dilakukan intervensi psikoedukasi lebih cepat depresi yang dialami ibu dapat teratasi dibandingkan dengan ibu yang tidak didampingi suami saat
dilakukan intervensi psikoedukasi lebih lambat teratasi depresinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Cobb 1993 bahwa individu
yang menerima dukungan sosial akan merasa dicintai, diperhatikan, dihargai, serta merasa dirinya merupakan bagian dari suatu jaringan sosial. Rasa aman karena
dicintai mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis. Variabel karakteristik kedua yang paling signifikan terhadap intervensi
psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum adalah karakteristik pendidikan. Yang ditunjukkan oleh nilai sig.0,003 p0,05 dengan nilai B Exp yaitu sebesar
0,026 artinya 0,26 penurunan depresi postpartum dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan ibu dalam pelaksanaan
intervensi psikoedukasi maka semakin besar peluang penurunan depresi yang dialami, sebaliknya jika dalam pelaksanaan intervensi psikoedukasi tingkat
pendidikan ibu rendah maka semakin kecil penurunkan depresi ibu. Dengan kata lain terdapat pengaruh signifikan antara pendidikan ibu dengan penurunan depresi
Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008
postpartum, artinya dengan pendidikan tinggi memberikan konstribusi terhadap penerimaan intervensi psikoedukasi yang diberikan. Hal ini diasumsikan berkorelasi
dengan pemahamannya tentang konsekuensi yang dihadapi jika sedang melahirkan maupun setelah melahirkan.
Variabel karakteristik ketiga yang paling signifikan terhadap intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum adalah karakteristik paritas. Yang
ditunjukkan oleh nilai sig.0,016 p0,05 dengan nilai B Exp yaitu sebesar 11,725 artinya 11,70 penurunan depresi postpartum dipengaruhi oleh paritas ibu, artinya
ibu yang lebih dari satu kali melahirkan dalam pelaksanaan intervensi psikoedukasi semakin cepat penurunan depresinya, sebaliknya jika dalam pelaksanaan intervensi
psikoedukasi ibu baru pertama kali melahirkan maka semakin lambat penurunan depresinya. Dengan kata lain terdapat pengaruh signifikan antar ibu yang baru
pertama kali melahirkan dengan ibu yang sudah beberapa kali melahirkan dengan penurunan depresi postpartum setelah diberikan intervensi psikoedukasi.
Hal ini diasumsikan bahwa ibu yang mempunyai anak satu atau melahirkan anak pertama cenderung dinilai memberikan kontribusi psikologis ibu untuk
mengalami kecemasan, labilitas perasaan dan perasaan bersalah, karena ibu yang melahirkan anak pertama cenderung lebih kuatir terhadap kemungkinan terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kematian bayi, atau merasa belum siap memperoleh anak pertama dibandingkan dengan ibu yang mempunyai anak lebih dari
satu.
Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Chen 2000 50-80 ibu yang baru pertama kali melahirkan mengalami depresi postpartum. Demikian juga dengan
penelitian Latifah, dkk 2007, bahwa 16 depresi postpartum dialami oleh ibu dengan paritas primipara dibandingkan ibu dengan multipara. Ibu primipara biasanya
akan mengalami banyak kesulitan dalam proses adaptasi peran menjadi orang tua.
5.5. Keterbatasan Penelitian