Edinburgh Postnatal Depresi Scale EPDS

untuk diri anda, minta seseorang untuk menjaga bayi anda dan minta pertolongan jika memerlukan pertolongan atau nasehat dan carilah seseorang yang dapat membantu anda. Menurut Erikania 1999, yang harus dilakukan jika seseorang mengalami perasaan negatif dan kacau setelah melahirkan, yaitu: 1 tanamkan dalam pikiran sesuatu yang positif dari gejala-gejala yang dirasakan setelah melahirkan; 2 carilah waktu istirahat sebanyak mungkin berhentilah memaksa diri sendiri melakukan segala sesuatu agar dapat tidur dengan nyenyak dan perhatikan asupan makanan; 3 jangan menghabiskan waktu sendirian sesekali luangkan waktu untuk berduaan saja dengan suami. Mencurahkan perasaan pada suami, keluarga, sahabat, akan membantu seseorang yang depresi mengeluarkan perasaan tertekan yang dialaminya; 4 kalau anda sering menangis tanpa sebab jangan memaksa untuk mencari jawabannya, manfaatkan air mata yang keluar untuk mengikis perasaan khawatir yang mengendap di dalam hati; 5 bila gejala-gejala depresi tersebut tidak hilang dalam waktu dua minggu, sebaiknya carilah bantuan tenaga profesional. Terapi individual dan terapi grup melalui psikoedukasi biasanya juga dapat digunakan untuk membantu penderita.

2.6. Edinburgh Postnatal Depresi Scale EPDS

Menurut Cox 2000, untuk mendeteksi adanya depresi postpartum atau risiko untuk mengalami depresi postpartum, dapat digunakan alat ukur Edinburgh Postnatal Depresi Scale EPDS pada awal postpartum untuk mengidentifikasi berbagai risiko penyebab depresi postnatal. EPDS adalah alat yang berbentuk skala yang berfungsi Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 untuk mengidentifikasi risiko timbulnya depresi postpartum selama 7 tujuh hari pasca salin dengan 10 sepuluh pertanyaan. EPDS juga telah teruji validitasnya di beberapa negara seperti Belanda, Swedia, Australia, Italia, dan Indonesia. EPDS dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca salin dan bila hasilnya meragukan dapat diulangi pengisiannya 2 dua minggu kemudian. Menurut Regina 2001, di luar negeri skrining untuk mendeteksi gangguan mood depresi sudah merupakan acuan pelayanan pasca salin yang rutin dilakukan. Untuk skrining depresi postpartum dapat dipergunakan kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale EPDS merupakan kuesioner dengan validitas yang teruji yang dapat mengukur intensitas perubahan perasaan depresi selama 7 tujuh hari pasca salin. Pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah, keinginan untuk bunuh diri serta mencakup hal-hal lain yang terdapat pada depresi postpartum. Kuesioner EPDS terdiri dari 10 sepuluh pertanyaaan, di mana setiap pertanyaan memiliki 4 empat pilihan jawaban yang mempunyai nilai skor dan harus dipilih satu sesuai dengan gradasi perasaan yang dirasakan ibu postpartum. Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh ibu dan rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit. Jumlah skor dari sepuluh pertanyaan yang diajukan dalam EPDS 30 skor, semakin besar jumlah skor gejala depresi semakin berat. Skor di atas 12 dua belas memiliki sensitifitas 86 dan nilai prediksi positif 73 untuk mendiagnosis kejadian depresi postpartum. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Beck dan Gable 2001, menyebutkan bahwa validasi EPDS memiliki sensitifitas 86 dengan nilai prediksi 78 dan nilai Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 prediksi positif 73 dan koefisien alpha 0,87 dengan sampel 84 orang wanita postpartum. Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan Renaud 2005 konsistensi internal EPDS dengan menggunakan dua teknik pengukuran pada minggu pertama dan minggu ketiga postpartum memenuhi persyaratan untuk digunakan pada sebuah test untuk screening awal depresi postnatal di unit maternitas. EPDS memiliki sensitivitas 92,5 dengan nilai prediksi 76,7 dan koefisien alpha 0,95 dengan sampel 100 orang wanita postpartum.

2.7. Psikoedukasi