melahirkan anak pertama mempunyai tekanan-tekanan kecemasan yang tinggi, labilitas perasaan, cemas, dan mempunyai perasaan bersalah yang tinggi, dan ada
ketakutan tersendiri jika bayi yang dilahirkan tidak selamat dan jika selamat takut tidak mampu memberikan perawatan yang baik, apalagi ketika melakukan persalinan
kurang mendapatkan perhatian dan dukungan dari suami, karena dukungan suami akan berpengaruh terhadap psikolgis ibu ketika melahirkan dan dapat mencegah
gejala-gejala depresi pada ibu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh O’hara dan
Swain 1996 melaporkan 13 wanita yang melahirkan anak pertama mengalami depresi postpartum pada periode tahun pertama. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Paavilainen 2002 dalam Latifah, dkk 2007, bahwa ibu postpartum berisiko terhadap kejadian depresi, 10-15 mengalami depresi berat. Demikian juga
Chen 2000 melaporkan kejadian depresi postpartum ringan sampai berat di Taiwan sebesar 40, diberbagai negara dilaporkan bahwa terdapat 50-80 ibu yang baru
pertama kali melahirkan mengalami depresi postpartum.
5.2. Pengaruh Intervensi Psikoedukasi terhadap Penurunan Depresi
Postpartum pada Ibu Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan
Psikoedukasi adalah suatu tindakan yang diberikan kepada individu dan keluarga untuk memperkuat strategi koping atau suatu cara khusus dalam menangani
kesulitan perubahan mental. Depresi adalah salah satu perubahan psikologis dan mental seseorang akibat pengaruh faktor luar diri individu maupun dalam diri
Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008
individu berupa labilitas perasaan, kecemasan, dan tekanan psikologis, termasuk depresi postpartum.
Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan hasil uji pair-Test terdapat perbedaan signifikan intervensi psikoedukasi terhadap penurunan depresi postpartum
pada ibu yang mengalami depresi postpartum. Menurut Hawai 2001, Depresi postpartum merupakan salah satu
permasalahan gangguan jiwa yang terjadi pada ibu yang melahirkan yang berdampak terhadap penurunan semangat hidup, bahkan sampai pada tindakan ekstrem yaitu
bunuh diri. Intervensi psikoedukasi dapat diberikan melalui pendidikan kesehatan dengan
metode atau cara eksplorasi, asesmen, diskusi, bermain peran dan demonstrasi. Intervensi psikoedukasi dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan stimulus
pemikiran melalui booklet yang berisi tentang pengertian depresi postpartum, perubahan-perubahan baik fisik maupun mental, faktor-faktor yang dapat
menyebabkan depresi postpartum, akibat depresi postpartum pada bayi yang dilahirkan maupun keluarga, cara mencegah depresi postpartum, dan cara-cara untuk
mengatasi bila terjadi depresi postpartum dengan pendekatan pada penguatan koping individu dalam mengatasi depresi.
Hasil penelitian menunjukkan ternyata psikoedukasi dengan metode booklet efektif menurunkan depresi pada ibu postpartum, dari 100 menurun menjadi 35,
artinya terjadi pengurangan jumlah ibu setelah melahirkan yang mengalami depresi
Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008
postpartum sebesar 65 berdasarkan evaluasi dengan kuesioner EPDS setelah 30 menit pemberian edukasi menggunakan booklet.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa setelah dilakukan intervensi psikoedukasi jumlah ibu postpartum yang mengalami depresi sebanyak 21 orang
48,4 dari 60 orang depresi sebelumnya. Perlakuan atau intervensi psikoedukasi yang dilakukan, 76,7 dilakukan pada ibu usia dewasa, 43,3 pada ibu dengan
pendidikan sedang, 60 pada ibu dengan paritas primipara, 73,3 pada ibu yang berstatus tidak bekerja dan 76,7 pada ibu dengan dukungan suami kategori kurang.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan intervensi pada ibu dengan karakteristik tersebut dapat menurunkan depresi mengingat depresi postpartum dalam penelitian ini
umumnya terjadi pada ibu dewasa, berpendidikan sedang, primipara, tidak bekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga dan kurang mendapatkan dukungan suami, dan
terbukti pada nilai t=2,615, rata-rata sebesar 0,15 dan pada standar deviasi 0,444 menunjukkan penurunan yang signifikan terhadap depresi ibu postpartum.
Secara proporsi menunjukkan bahwa dari 30 ibu yang diintervensi psikoedukasi 71,8 tidak mengalami depresi lagi terjadi penurunan depresi
dibandingkan yang masih mengalami depresi hanya 9,5, sedangkan yang tidak dilakukan intervensi psikoedukasi 90,5 mengalami depresi dan hanya 28,5 tidak
mengalami depresi. Kemungkinan 28,5 yang tidak mengalami depresi lagi meskipun tidak diintervensi dapat diasumsikan dipengaruhi oleh faktor psikologis
yang dialami oleh ibu, misalnya gejala depresi yang dialami masih ringan, atau adanya faktor lain yang merubah kondisi psikolgis ibu.
Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Mottaghipour, 2005, bahwa pemberian psikoedukasi bagi klien postpartum dengan mengemas materi edukasi
tentang cara pencegahan depresi dalam bentuk poster, leaflet, flipchart, booklet dan vidio berisi hal-hal yang menyebabkan setelah melahirkan rentan terhadap depresi
dan dukungan yang dapat diberikan dalam mengatasi depresi. Ternyata dari hasil yang diterapkan membuktikan bahwa terjadi penurunan angka depresi postpartum
setelah dilakukan program psikoedukasi dalam bentuk materi tersebut. Demikian juga menurut pendapat Wheller 1997 penanganan psikologis dalam bentuk psikoedukasi
pada ibu bersalin dapat mereduksi terjadinya depresi postpartum yang dilakukan oleh penyedia pelayanan kesehatan termasuk dokter, perawat dan bidan untuk mencari
penyelesaian depresi postpartum.
5.3. Pengaruh Karakteristik Ibu terhadap Depresi Postpartum pada Ibu