Menurut Anshari 2005, secara global diperkirakan 20 wanita setelah melahirkan mengalami depresi postpartum dengan gejala-gejala yang hampir sama
dengan gejala depresi psikosis. Pada depresi postpartum gejala-gejala tersebut lebih khas antara lain: a perasaan yang negatif pada bayi yang dilahirkannya; b kesulitan
untuk tidur; c sering menangis; d makan terlalu banyak atau terlalu sedikit; e rasa tidak berharga dan rasa bersalah; f menjauhkan diri dari teman atau keluarga;
g kehilangan harapan dan pesimistik; h sakit kepala, nyeri dada, jantung berdebar- debar, dan napas cepat; i sulit untuk berkonsentrasi dan tidak dapat membuat
keputusan; j merencanakan dan percobaan bunuh diri.
2.5. Penatalaksanaan Depresi Postpartum
Menurut Albin 2001, banyak perempuan tidak mau bercerita bahwa mereka
menderita depresi postpartum, karena merasa malu, takut dan merasa bersalah karena merasa depresi disaat seharusnya merasa bahagia, dan takut dikatakan tidak layak
untuk menjadi ibu. Tidak berarti bila menderita depresi postpartum tidak pantas menjadi ibu, ada beberapa bantuan yang dapat dilakukan untuk mangatasi depresi
tersebut antara lain: 1 banyak istirahat sebisanya, tidurlah selama bayi tidur; 2 hentikan membebani diri sendiri untuk melakukan semuanya sendiri. Kerjakan apa
yang dapat dilakukan dan berhenti saat merasa lelah; 3 mintalah bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan pemberian makan pada malam hari,
mintalah pada suami untuk mengangkat bayi untuk disusui saat malam hari sehingga ibu dapat menyusui ditempat tidur tanpa harus banyak bergerak; 4 bicarakan dengan
Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008
suami, keluarga, teman, mengenai perasaan yang dimiliki; 5 jangan sendirian dalam jangka waktu lama, pergilah keluar rumah untuk merubah suasana hati; 6 bicaralah
dengan ibunda agar dapat saling bertukar pengalaman; 7 ikuti grup support untuk perempuan dengan depresi melalui edukasi; 8 jangan membuat perubahan hidup
yang sangat drastis selama kehamilan seperti pindah pekerjaan, pindah rumah, memulai usaha baru, merenovasi atau membangun rumah. Bila perubahan drastis
tidak dapat dielakkan, buatlah perencanaan yang matang dan bantuan ataupun support untuk persiapan kelahiran bayi.
Menurut Wheller 1997, penatalaksanaan depresi postpartum dapat dilakukan dengan cara: 1 mengidentifikasi gangguan suasana hati postpartum
dengan cara waspada terhadap tanda-tanda dan gejala gangguan suasana hati, ajarkan klien dan keluarganya tentang gangguan-gangguan ini melalui edukasi;
2 mendukung dan memberikan terapi klien dan keluarganya dengan cara pemberian psikoedukasi, kembangkan tujuan terapeutik yang spesifik, pertahankan jadwal
konsultasi yang diprogramkan, jaga komunikasi terbuka dengan tenaga kesehatan, koordinasi dengan pelayanan sosial, sertakan partisipasi dan keterlibatan keluarga
dalam rencana perawatan dan buat rujukan yang tepat; 3 mendukung upaya ikatan orang tua dan bayi dengan cara beri dukungan untuk perawatan lanjutan ibu kepada
bayinya jika memungkinkan dan aman pada bayi, rencanakan perawatan berkesinambungan untuk ibu, bayi dan keluarga; 4 kurangi masalah yang dapat
menyebabkan gangguan perasaan dan jika merasa terbebani dengan pekerjaan rumah usahakan seseorang untuk membantu; 5 luangkan waktu untuk melakukan sesuatu
Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008
untuk diri anda, minta seseorang untuk menjaga bayi anda dan minta pertolongan jika memerlukan pertolongan atau nasehat dan carilah seseorang yang dapat membantu
anda. Menurut Erikania 1999, yang harus dilakukan jika seseorang mengalami
perasaan negatif dan kacau setelah melahirkan, yaitu: 1 tanamkan dalam pikiran sesuatu yang positif dari gejala-gejala yang dirasakan setelah melahirkan; 2 carilah
waktu istirahat sebanyak mungkin berhentilah memaksa diri sendiri melakukan segala sesuatu agar dapat tidur dengan nyenyak dan perhatikan asupan makanan; 3 jangan
menghabiskan waktu sendirian sesekali luangkan waktu untuk berduaan saja dengan suami. Mencurahkan perasaan pada suami, keluarga, sahabat, akan membantu
seseorang yang depresi mengeluarkan perasaan tertekan yang dialaminya; 4 kalau anda sering menangis tanpa sebab jangan memaksa untuk mencari jawabannya,
manfaatkan air mata yang keluar untuk mengikis perasaan khawatir yang mengendap di dalam hati; 5 bila gejala-gejala depresi tersebut tidak hilang dalam waktu dua
minggu, sebaiknya carilah bantuan tenaga profesional. Terapi individual dan terapi grup melalui psikoedukasi biasanya juga dapat digunakan untuk membantu penderita.
2.6. Edinburgh Postnatal Depresi Scale EPDS