Pengaruh Karakteristik Ibu terhadap Depresi Postpartum pada Ibu

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Mottaghipour, 2005, bahwa pemberian psikoedukasi bagi klien postpartum dengan mengemas materi edukasi tentang cara pencegahan depresi dalam bentuk poster, leaflet, flipchart, booklet dan vidio berisi hal-hal yang menyebabkan setelah melahirkan rentan terhadap depresi dan dukungan yang dapat diberikan dalam mengatasi depresi. Ternyata dari hasil yang diterapkan membuktikan bahwa terjadi penurunan angka depresi postpartum setelah dilakukan program psikoedukasi dalam bentuk materi tersebut. Demikian juga menurut pendapat Wheller 1997 penanganan psikologis dalam bentuk psikoedukasi pada ibu bersalin dapat mereduksi terjadinya depresi postpartum yang dilakukan oleh penyedia pelayanan kesehatan termasuk dokter, perawat dan bidan untuk mencari penyelesaian depresi postpartum.

5.3. Pengaruh Karakteristik Ibu terhadap Depresi Postpartum pada Ibu

Postpartum Hasil penelitian berdasarkan uji chi square menunjukkan bahwa dari lima variabel karakteristik yang diuji menunjukkan bahwa variabel umur dan pekerjaan tidak terdapat pengaruh signifikan antara umur ibu terhadap depresi postpartum, artinya umur ibu tidak menjadi faktor yang berpotensi terhadap terjadinya depresi postpartum, dan secara proporsi menunjukkan perbedaan proporsi ibu yang depresi postpartum relatif sama yaitu usia muda 33,3 dan usia dewasa 35,2. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wisner 2001 bahwa tidak ada perbedaan Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 umur ibu dengan terjadinya depresi postpartum, meskipun pada beberapa kasus umumnya terjadi pada ibu yang melahirkan usia antara 15-19 tahun. Hasil penelitian ini memberikan fenomena bahwa pekerjaan apapun atau status pekerjaan ibu tidak menjadi faktor penyebab terjadinya depresi postpartum. Secara proporsi menunjukkan proporsi ibu yang bekerja dengan tidak bekerja yang mengalami depresi relatif sama yaitu 36,4 dan 34,2. Pekerjaan dalam penelitian ini merupakan aktivitas rutin yang dilakukan oleh ibu. Pekerjaan apa saja yang dilakukan oleh ibu baik beraktivitas di instansi pemerintah, swasta atau sebagai ibu rumah tangga cenderung tidak berpengaruh pada kondisi psikologis saat melahirkan maupun saat setelah melahirkan, namun cenderung berhubungan dengan pendapatan keluarga, sehingga kecil pengaruhnya terhadap terjadinya depresi pada ibu postpartum. Berdasarkan pendidikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mengalami depresi 61,1 terjadi pada ibu dengan pendidikan rendah dibandingkan pendidikan sedang 32,3 dan tinggi 0, dan secara statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara pendidikan ibu dengan depresi postpartum, artinya dengan pendidikan rendah memberikan kontribusi terhadap psikologis ibu dalam menghadapi persalinan atau pasca persalinan, hal ini diasumsikan berkorelasi dengan pemahamannya tentang konsekuensi yang dihadapi jika sedang melahirkan maupun setelah melahirkan. Berdasarkan paritas ibu, hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan paritas ibu terhadap depresi postpartum yang ditunjukkan oleh nilai p0,05 Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 proporsi ibu yang mengalami depresi postpartum berdasarkan paritas, 44,0 depresi terjadi pada ibu dengan paritas primipara 1 anak dibandingkan ibu dengan paritas multipara ≥2 anak yaitu sebesar 28,6. Keadaan ini menjadi suatu fenomena bahwa ibu yang mempunyai anak 1 atau melahirkan anak pertama cenderung dinilai memberikan kontribusi psikologis ibu untuk mengalami kecemasan, labilitas perasaan dan perasaan bersalah, karena ibu yang melahirkan anak pertama cenderung lebih kuatir terhadap kemungkinan- kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kematian bayi, atau merasa belum siap memperoleh anak pertama. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Chen 2000 50-80 ibu yang baru pertama kali melahirkan mengalami depresi postpartum. Demikian juga dengan penelitian Latifah, dkk 2007, bahwa 16 depresi postpartum dialami oleh ibu dengan paritas primipara dibandingkan ibu dengan multipara. Ibu primipara biasanya akan mengalami banyak kesulitan dalam proses adaptasi peran menjadi orang tua. Berdasarkan dukungan suami, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dukungan suami terhadap depresi postpartum yang ditunjukkan oleh nilai sig.0,000 p0,05, artinya dukungan suami menjadi faktor penting terhadap gejala- gejala yang dialami oleh ibu yang mengarah pada depresi postpartum. Proporsi ibu yang menderita depresi postpartum 76,0 terjadi pada ibu dengan dukungan suami kategori kurang dibandingkan ibu dengan dukungan suami kategori baik 5,7. Dukungan suami dalam penelitian ini adalah adanya interaksi suami ketika isterinya sebelum melakukan persalinan maupun pasca persalinan. Bentuk interaksi Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 tersebut dalam bentuk dukungan baik dukungan moril seperti perhatian, dorongan semangat, dukungan spiritual, maupun dukungan lain yang mempengaruhi psikologis ibu. Menurut Cobb 1993 bahwa individu yang menerima dukungan sosial akan merasa dicintai, diperhatikan, dihargai, serta merasa dirinya merupakan bagian dari suatu jaringan sosial. Rasa aman karena dicintai mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis. Menurut Alfiben et.al. 2000 dalam proses penyesuaian menjadi ibu, ibu sangat rentan terhadap gangguan emosi terutama selama kehamilan, persalinan dan postpartum. Sistem dukungan yang kuat dan konsisten merupakan faktor utama keberhasilan melakukan penyesuaian bagi ibu. Dukungan yang paling efektif didapat dari suami. Pada periode postpartum awal, ibu membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas rumah tangganya seperti menyiapkan makanan, mencuci pakaian dan berbelanja, dan juga ibu membutuhkan dorongan, penghargaan dan pernyataan bahwa ia adalah ibu yang baik.

5.4. Pengaruh Intervensi Psikoedukasi terhadap Karakteristik Ibu dengan