olahraga yang menguras tenaga adalah berenang, senam kebugaran, jogging, berlari, berjalan cepat, bersepeda, naik turun tangga berulang-ulang, dan menjalani kerja
keras di kebun, di rumah, atau di garasi Soeharto, 2004.
4. Merokok
Merokok adalah salah satu faktor risiko utama PJK. Beberapa laporan secara konsisten menunjukkan bahwa risiko PJK 2-4 kali lebih tinggi pada laki-laki dan
perempuan perokok berat 20 batang per hari dibandingkan yang tidak merokok. Mekanisme bagaimana rokok mempengaruhi PJK masih belum jelas. Perokok
cenderung mempunyai kadar HDL kolesterol yang lebih rendah. Satu mekanisme yang mungkin berhubungan adalah injury hypothesis oleh Ross. Pada hipotesa ini
diterangkan bahwa bahan kimia terutama radikal bebas yang ada pada asap rokok menyebabkan kerusakan endotel. Adanya konsentrasi kolesterol yang tinggi
menimbulkan dan memperluas luka. Merokok mungkin juga meningkatkan risiko trombosis menjadi aterosklerosis Kromhout et al., 2000.
Menuru WHO, konsumsi rokok di Indonesia mencapai 199 miliar batangtahun. Jumlah ini merupakan urutan ke-5 setelah RRC, AS, Jepang, dan Rusia.
Seorang ahli polusi udara dari London bernama Ivan Vince mengatakan bahwa rokok mengeluarkan lebih banyak partikel dibandingkan dengan mesin diesel. Apabila
seseorang merokok, iritan yang ada dalam asap rokok selain berpengaruh langsung pada paru-paru yang menyebabkan batuk-batuk, sesak, dan kanker paru, juga masuk
ke dalam darah yang mengakibatkan antara lain: denyut jantung lebih cepat, pembuluh darah cepat dan kaku dan mudah spasme, sel-sel darah lebih gampang
Donal Nababan : Hubungan Faktor Risiko Dan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Penyakit Jantung…, 2008 USU e-Repository © 2008
menggumpal, ditambah lagi oksigen di dalam darah berkurang karena tempatnya diambil alih oleh karbon monoksida. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa
perokok memiliki risiko 2 kali lebih mudah mendapat serangan jantung dibandingkan orang yang tidak merokok Kabo, 2008.
Kebiasaan merokok sudah bertahun-tahun merupakan penyebab utama serangan jantung. Di Amerika Serikat, merokok berhubungan erat bagi sekitar
825.000 kematian premature setiap tahunnya. Dari kematian ini lebih dari satu dalam tiga PJK karena merokok. Merokok sigaret tinggi nikotin menyebabkan peningkatan
frekuensi denyut jantung saat istirahat serta meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen myocardium Kaplan, 1991.
Pengaruh merokok sangat berhubungan dengan dosis, artinya makin banyak merokok, maka makin besar kemungkinan mati karena PJK. 70 orang yang mulai
merokok sebelum berusia 20 tahun dan 70 orang yang merokok 20 batang atau lebih dalam sehari mempunyai risiko 8 kali lebih besar daripada yang tidak merokok, dan
dua kali risiko 70 orang yang merokok kurang dari sepuluh batang sehari. Beberapa laporan secara konsisten menunjukkan bahwa risiko PJK 2-4 kali lebih tinggi pada
laki-laki dan perempuan perokok berat 20 batang per hari. Merokok 20 batang sehari dapat mempengaruhi atau memperkuat efek dan faktor risiko lainnya.
Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok 10 kali lebih besar daripada bukan perokok dan pada perempuan perokok 4,5
kali lebih besar daripada bukan perokok Anwar, 1997. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan
faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi,
Donal Nababan : Hubungan Faktor Risiko Dan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Penyakit Jantung…, 2008 USU e-Repository © 2008
terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat PJK berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Dari
sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi penderita, keluarga, perusahaan, bahkan
negara. Perokok membuka dirinya terhadap risiko serius aterosklerosis dan penyakit jantung. Diperlukan waktu kira-kira setahun bagi bekas perokok untuk mengurangi
risiko ini sebanyak-banyaknya. Merokok memberikan risiko yang lebih besar untuk terjadinya PJK dibandingkan dengan obesitas. 70 orang yang tidak mau berhenti
merokok karena takut kegemukan sebenarnya salah besar Adiwiyoto, 2003. Peranan merokok terhadap PJK dan penyakit kardiovaskular yang lain dapat
ditelusuri dari kenyataan-kenyataan sebagai berikut: a.
Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti adrenalin. Zat ini merangsang denyut jantung dan tekanan darah.
b. Asap rokok mengandung karbon mono-oksida CO yang memiliki kemampuan
jauh lebih kuar dari pada sel darah merah haemoglobin dalam hal menarik atau menyerap oksigen, sehingga menurunkan kapasitas darah merah tersebut untuk
membawa oksigen ke jaringan-jaringan, termasuk jantung. Hal ini perlu diperhatikan terutama bagi penderita PJK karena darah arteri yang sudah ada plak
aliran darahnya sudah berkurang dari seharusnya. c.
Merokok dapat ”menyembunyikan” angina, yaitu sakit di dada yang dapat memberi signal adanya sakit jantung. Tanpa adanya signal tersebut penderita
tidak sadar bahwa ada penyakit berbahaya yang sedang meyerangnya, sehingga tidak mengambil tindakan yang diperlukan.
Donal Nababan : Hubungan Faktor Risiko Dan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Penyakit Jantung…, 2008 USU e-Repository © 2008
d. Perokok, dua atau tiga kali lebih mungkin terkena stroke dibandingkan 70 orang
yang tidak merokok. e.
Terlepas dari berapa banyak rokok yang dihisap per hari, merokok terus menerus dalam jangka panjang berpeluang besar untuk menderita penyumbatan arteri di
leher. f.
Perokok memiliki kadar kolesterol darah HDL rendah, hal ini berarti unsur pelindung terhadap PJK menurun.
g. Perokok, mudah mengalami kejang kaki pada waktu olah raga, karena
penyumbatan pada pembuluh arteri di kaki Amstrong, 1995. Perempuan perokok sangat berisiko tinggi untuk terkena PJK. Sebab
perempuan perokok akan mengalami menopause lebih dini dan kekurangan estrogen. Merokok mempercepat terjadinya PJK dan stroke pada perempuan Sedyawan, 2003.
5. Pola Perilaku