Obesitas Hubungan Faktor Risiko Dan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di Rsu Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008

Kejadian PJK bisa diprediksi, karena faktor risikonya dapat diukur. Jika seseorang mempunyai beberapa faktor risiko, kemungkinan mengalami kejadian PJK lebih tinggi daripada orang dengan satu faktor risiko Waspadji, 2002. Jika seseorang memiliki 3 faktor risiko, kemungkinan menderita PJK 6 kali lebih besar dari 70 orang yang hanya memiliki satu macam faktor risiko Anwar, 1997. PJK merupakan penyakit multi faktor, karena banyak faktor risiko yang dapat menjadi sebab timbulnya PJK, antara lain:

1. Obesitas

Obesitas adalah keadaan yang menunjukkan adanya kelebihan lemak tubuh. Obesitas disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor genetik, gangguan metabolik, konsumsi makanan yang berlebihan yang tidak diimbangi dengan olahraga yang teratur. Obesitas dapat meningkatkan risiko timbulnya berbagai gangguan kesehatan seperti hipertensi, hiperlipidemia, DM, dan lain sebagainya Waspadji dan Sukardji, 2003. Obesitas juga merupakan faktor predisposisi terjadinya hipertensi, dislipidemia, DM, dan penyakit lainnya. Obesitas merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus karena berkaitan dengan faktor risiko penyakit lainnya Hendromartono, 2002. Sejumlah faktor mempengaruhi jumlah lemak tubuh, yang mencakup umur, jenis kelamin, dan aktifitas fisikolahraga. Saat lahir, tubuh manusia mengandung sekitar 12 lemak. Diperkirakan 1-3 orang dewasa dan lebih dari 1 anak-anak dan remaja di Amerika menderita obesitas. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat Donal Nababan : Hubungan Faktor Risiko Dan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Penyakit Jantung…, 2008 USU e-Repository © 2008 dinyatakan dalam bentuk Indeks Massa Tubuh IMT atau Index Body Mass IBM. Obesitas dapat diketahui dengan membagi berat badan dengan jumlah kuadrat dari tinggi badan. Kelebihan berat badan didefinisikan bila IBM di antara 24-30 bagi wanita dan 25-30 bagi pria. Obesitas berhubungan erat dengan kadar kolesterol serum, tekanan darah, dan toleransi glukosa Mann, 1993. Beberapa data menunjukkan bahwa orang obesitas mempunyai aktifitas kurang dibandingkan orang-orang yang ramping. Akan tetapi hubungan tersebut tidak bisa menggambarkan adanya hubungan sebab-akibat dan sulit untuk menentukan apakah orang obesitas mempunyai aktifitas fisikolahraga kurang oleh karena obesitasnya atau aktifitas fisikolahraga yang kurang menjadikan 70 orang obesitas. Namun demikian, beberapa hasil studi dengan rancangan penelitian lain menunjukkan bahwa rendahnya dan menurunnya aktifitas fisikolahraga merupakan faktor yang paling bertanggung jawab terjadinya obesitas. Sebagai contoh, obesitas tidak terjadi pada para atlit yang aktif sedangkan para atlit yang berhenti melakukan latihan olahraga lebih sering mengalami kenaikan berat badan dan kegemukan. Kecenderungan sekuler secular trend dalam kenaikan prevalensi obesitas paralel dengan penurunan aktifitas fisikolahraga dan peningkatan perilaku hidup kurang gerak yang selanjutnya disebut sedentarian sedentary Rissanen et al., 1991. Meningkatnya faktor risiko PJK sejalan dengan terjadinya penambahan badan seseorang. Pengaruh obesitas pada PJK tidak selalu berdiri sendiri, tetapi umumnya diperburuk oleh faktor risiko lain seperti hipertensi, diabetes, dan hiperlipidemia. Donal Nababan : Hubungan Faktor Risiko Dan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Penyakit Jantung…, 2008 USU e-Repository © 2008 enemuan ini tidaklah mengherankan karena tekanan darah, lemak darah, dan nilai glukosa akan naik ketika seseorang bertambah berat badannya Wirakusumah, 2001. Kaitan antara obesitas dengan kejadian PJK adalah melalui resistensi insulin terlebih dahulu, kemudian resistensi insulin ini mengakibatkan hipersekresi dari sel Beta pancreas maka timbullah hiperinsulinemi. Akibat dari hiperinsulinemi ini dapat berpengaruh pada gen L yang menyebabkan gangguan metabolisme lema dislipidemia yaitu terjadi peningkatan trigliserida, peningkatan LDL-kolesterol dan penurunan HDL-kolesterol. Trigliserida yang menigkat menyebabkan gangguan transport oksigen, juga dapat menambah terjadinya agregasi trombosit dan profilerasi otot polos. Kenaikan LDL-kolesterol akan merusak endotel, memacu proses agregasi trombosit, terbentuknya mikrotrombus dan merupakan kontributor utama timbunan kolesterol di dinding pembuluh darah dan memicu proliferasi sel otot polos Hendramartono, 2002.

2. Hipertensi