Pola perilaku Hubungan Faktor Risiko Dan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di Rsu Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Marmot, 1979 yang menyatakan bahwa seorang pria yang merokok 20 batang per hari dalam waktu lama akan meningkatkan insidens PJK sebesar 3 kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak merokok Wasyanto, 1996. Merokok mengandung nikotin dan karbon monoksida yang dapat mengurangi kolesterol baik HDL dalam darah, meningkatkan kolesterol jahat LDL dalam darah, merusak bagian dalam dinding arteri, menurunkan jumlah darah yang mencapai jaringan dan meningkatkan kecenderungan darah untuk membeku.

5. Pola perilaku

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSU Dr. Pirngadi Medan diketahui bahwa orang yang menderita PJK dan mempunyai pola perilaku tipe A sebanyak 43 orang 61,4, sedangkan orang yang tidak menderita PJK tetapi mempunyai pola perilaku tipe A hanya ada 24 orang 34,3 . Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pola Perilaku dengan kejadian PJK p0,05. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa penelitian-penelitian ilmiah terhadap orang yang cenderung mengalami gangguan koroner telah mengidentifikasi sejenis perilaku yang disebut perilaku Tipe A dan ini telah diakui di Amerika Serikat sebagai salah satu faktor risiko koroner yang penting. Orang yang tergolong tipe A digambarkan sebagai orang yang selalu tergesa-gesa, selalu dikejar batas waktu, dan sangat dirasuk oleh nafsu persaingan, sedangkan lawannya adalah perilaku tipe B yang bercirikan kesantaian dan kepraktisan Patel, 1998. Donal Nababan : Hubungan Faktor Risiko Dan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Penyakit Jantung…, 2008 USU e-Repository © 2008 Pola perilaku ini tercermin dalam wujud reaksi-reaksi fisiologis tertentu, misalnya naiknya tekanan darah, naiknya produksi adrenalin, dan meningkatnya kelengketan keping-keping darah, yang memperbesar kemungkinan terbentuknya gumpalan darah setiap kali merasa menghadapi tantangan. Manusia tipe A tidak dapat menerima penundaan dan tidak mudah beristirahat. Orang dengan pola perilaku tipe A biasanya selalu bekerja dengan kapasitas maksimum, tidak bersedia mengaku kalah atau letih tetapi lebih suka menyembunyikan kelelahan dan karena itu terus bekerja, kendati hampir kehabisan daya. Penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang tipe A dua kali lebih mungkin meninggal karena serangan jantung ketimbang orang dengan perilakuk tipe B Patel, 1998. Hal di atas dapat dipahami bahwa pola perilaku sangat didukung oleh kondisi ekonomi bangsa kita ini yang semakin hari semakit sulit. Setiap penderita dituntut bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Hidup di dalam situasi sosial dan ekonomi seperti sekarang ini tidak tertutup kemungkinan bagi masyarakat untuk bekerja dengan deadline. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko untuk mengalami PJK.

6. Stres