BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Faktor Risiko
Faktor risiko, pada penelitian ini juga merupakan variabel bebas. Hasil penelitian menghimpun 6 faktor risiko, yang mencakup: obesitas, hipertensi, aktifitas
fisikolahraga, kebiasaan merokok, pola perilaku, dan stres.
1. Obesitas
Berdasarkan penelitian di RSU Dr. Pirngadi Medan diketahui bahwa orang yang menderita PJK dan mengalami obesitas sebanyak 31 orang 44,3, sedangkan
orang yang tidak menderita PJK tetapi mengalami obesitas hanya ada 19 orang 27,1. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara obesitas dengan kejadian PJK P0,05. Hasil ini tidak sesuai dengan beberapa penelitian prospektif yang telah
dilakukan bahwa peningkatan berat badan relatif disertai dengan kenaikan bermakna dalam kematian mendadak dan angina pectoris Kamel Gordon, 1997. Tetapi bila
faktor risiko lain seperti hipertensi dan kolesterol tinggi dipertimbangkan, maka obesitas atau kelebihan berat badan tampak kurang bermakna Bray, 1994.
Meskipun secara statistik tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian PJK dalam penelitian ini, namun bila dilihat pada tabel 4.3. dapat diketahui
bahwa persentase penderita PJK yang mengalami obesitas lebih tinggi dibandingkan
Donal Nababan : Hubungan Faktor Risiko Dan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Penyakit Jantung…, 2008 USU e-Repository © 2008
dengan persentase responden bukan penderita PJK yang mengalami obesitas. Hal ini berarti bahwa insiden PJK juga meningkat pada orang yang mengalami obesitas.
Framingham Study menunjukkan bahwa insiden PJK meningkat dengan meningkatnya berat badan, baik pada pria maupun wanita. Obesitas juga merupakan
faktor risiko bagi hipertensi, hiperlipidemia, diabetes, tetapi dapat dikurangi dengan aktifitas fisikolahraga secara rutin, farmakoterapi, dan diet Hendramartono, 2002
Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengaruh obesitas pada PJK tidak selalu berdiri sendiri, tetapi biasanya diperburuk oleh faktor risiko lain. Study Framingham
menunjukkan bahwa setiap 10 kenaikan berat badan, tekanan darah sistoliknya naik 6,5 mmHg, plasma kolesterol 12 mgdl dan kadar glukosa darah naik 2 mgdl
Robert, 1997.
2. Hipertensi
Berdasarkan penelitian di RSU Dr. Pirngadi Medan diketahui bahwa orang yang menderita PJK dan mengalami hipertensi sebanyak 28 orang 40,0,
sedangkan orang yang tidak menderita PJK tetapi mengalami hipertensi hanya ada 16 orang 22,9. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara hipertensi dengan kejadian PJK p0,05. Pengaruh tekanan darah tinggi sebagai salah satu faktor risiko dalam
berkembangnya PJK dapat bergabung dengan merokok dan kenaikan kadar kolesterol darah. Jika dibanding pada bukan perokok risiko yang harus ditanggung para perokok
dua kali lebih besar, risiko itu menjadi empat kali lebih besar pada perokok yang juga bertekanan darah tinggi, dan risiko itu naik lagi bersamaan dengan naiknya kadar
Donal Nababan : Hubungan Faktor Risiko Dan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Penyakit Jantung…, 2008 USU e-Repository © 2008
kolesterol darah. Apabila aktif, senang, atau sedang stres, maka tekanan darah akan naik dengan sendirinya. Kenaikan ini perlu karena olah tubuh dan emosi menuntut
energi dan oksigen lebih banyak, yang disediakan melalui pasokan darah tambahan, dan dikirim dengan tekanan ekstra. Begitu aktifitas itu mengendur dan kita menjadi
santai, tekanan darah normal kembali. Kenaikan tekanan darah disini merupakan tekanan darah normal, tetapi jika tekanan darah naik dan tetap tinggi, bahkan
meskipun pada saat santai, berarti kita sedang menderita hipertensi Patel, 1998. Tekanan darah menyebabkan PJK, karena kenaikan tekanan darah
menyebabkan meningkatnya tekanan terhadap dinding arteri, dan mengakibatkan kerusakan endotel, yang memicu aterosklerosis. Juga kemungkinan perubahan
aterosklerotik pada dinding pembuluh darah menyebabkan kenaikan pembuluh darah. Sehingga terdapat sinergi antara tekanan darah dengan aterosklerosis Lipoeto, 2006.
3. Aktifitas fisikOlahraga