Pertimbangan Majelis Mahkamah Agung dalam Putusan

82 Soemadipradja Taher DKK mengajukan permohonan pemeriksaan kasasi dengan masing-masing mengemukakan keberatan kasasi dalam memori kasasi.

c. Pertimbangan Majelis Mahkamah Agung dalam Putusan

Bahwa putusan judex facti-Pengadilan Niaga dinilai salah dalam menerapkan hukum dalam perkara ini, sehingga putusan judex facti tersebut harus dibatalkan, selanjutnya Majelis Hakim Agung akan mengadili sendiri perkara ini, dengan pertimbangan hukum yang intisarinya sebagai berikut : Kurator dalam melakukan pengurusan danatau pemberesan harta pailit, atau untuk menghadap di muka pengadilan, maka ia harus terlebih dahulu mendapat izin dari hakim pengawas ex Pasal 67 ayat 5 UUK. Oleh karena itu tidak dilakukan oleh kurator, dan ternyata tidak ada izin dari hakim pengawas, maka tindakan hukum kurator PT.DSS yang mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap PT. AJMI adalah tidak sah. Dalam perkara ini, kurator tersebut tidak mempunyai kapasitas, selaku pemohon pailit. Karena itu permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh kurator tersebut sebagai pemohon harus dinyatakan ditolak oleh pengadilan. Pemeriksaan terhadap perkara ini tidak dapat dilakukan secara sederhana seperti yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat 3 UUK, karena harus dibuktikan terlebih dahulu fakta : a. Apakah ada deviden tahun 1999 HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008. 83 b. Apakah terhadap deviden tersebut, pihak RUPS telah memerintahkan untuk dibagikan. c. Apakah pembagian tersebut sesuai dengan ketentuan RUPS. dalam perkara ini meskipun laba bersih tahun 1999 dalam perhitungan neraca laba-rugi telah disahkan RUPS tanggal 17 februari 2000 bukti T.5.a dan bukti T.5.b akan tetapi RUPS menegaskan pembayaran deviden dimasa mendatang adalah sampai telah tercapai tingkat RBC tingkat solvabilitas perusahaan dan telah memenuhi ketentuan dana cadangan yang ditentukan oleh Menteri Keuangan untuk perusahaan asuransi. RUPS masih akan menentukan besarnya deviden bila terpenuhi hal diatas. Dengan demikian maka Pasal 62 ayat 2 dari UU PT, masih belum dapat diterapkan dalam kasus ini. Disamping itu, masih ada sengketa antara PT. DSS dengan perusahaan RGA mengenai kepemilikan saham, karena RGA mengklaim bahwa saham PT. DSS adalah milik RGA. Dari permasalahan hukum diatas, ternyata pembuktian dalam perkara ini adalah tidak sederhana, sehingga pemeriksaan perkara ini harus dilakukan melalui “gugatan perdata” pada Pengadilan Negeri bukan melalui permohonan kepailitan kepada Pengadilan Niaga. Atas pertimbangan tersebut, Majelis Hakim Agung memberi putusan yang menyatakan : 1. Mengabulkan permohonan kasasi dari para pemohon yaitu PT. AJMI, Hill Associates….Cs. HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008. 84 2. Membatalkan Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat No. 10Pailit2002PN. Niaga.Jkt.Pusat. 3. Menolak permohonan pernyataan pailit dari pemohon Paul Sukran, SH selaku Kurator PT.DSS.

d. Analisis Hukum