32
mengingat keadaan atau status yang melekat pada dirinya maka hak-hak tersebut diambil alih oleh suatu badan atau lazim saat ini disebut kurator.
62
Setelah adanya pernyataan pailit oleh hakim, maka dengan sendirinya telah terjadi sita umum atas seluruh harta kekayaan debitor, dan debitor akan kehilangan
haknya untuk melakukan pengurusan terhadap harta kekayaannya yang kemudian diambil alih oleh kurator dan diawasi oleh hakim pengawas.
Apabila setelah adanya putusan pailit, debitor tidak mengajukan perdamaian akor, atau perdamaian tidak mendapat persetujuan pihak kreditor ataupun
perdamaian yang telah disetujui oleh kreditor tidak mendapat homologasi oleh hakim, maka kepailitan dengan sendirinya telah memasuki tahap insolvensi. Setelah tahap
inilah kurator mulai mengambil tindakan yang menyangkut pemberesan harta pailit yang meliputi penjualan harta pailit di muka umum, namun apabila tidak tercapai
dapat dilakukan penjualan di bawah tangan dengan izin Hakim Pengawas dan melakukan pembagian atas hasil penjualan harta pailit dengan memperhatikan
kedudukan dari masing-masing debitor yang mempunyai hak istimewa, pemegang hipotik, gadai, fidusia, hak tanggungan serta kreditor bersaing
63
.
2. Kerangka Konsep
Peranan konsep dalam penelitian diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dalam hal-hal khusus, yang disebut dengan defenisi
62
Kurator adalah Balai harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat oleh pengadilan.
63
Lihat Pasal 185 dan Pasal 189 UUK dan PKPU.
HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008.
33
operasional. Pentingnya defenisi operasional adalah agar tidak terjadinya masalah dalam menafsirkan konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini, selain itu
juga dipergunakan untuk memberikan pegangan pada proses penelitian. Selanjutnya defenisi operasional dari konsep-konsep yang dipergunakan
adalah : a.
Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator dibawah hakim pengawas.
64
b. Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau Undang-
undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka umum.
65
c. Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau Undang-
undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka umum.
66
d. Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah
uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul
karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya
dari harta kekayaan debitor.
67
64
Pasal 1 angka 1 UUK dan PKPU
65
Pasal 1 angka 2 UUK dan PKPU
66
Pasal 1 angka 3 UUK dan PKPU
67
Pasal 1 angka 6 UUK dan PKPU
HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008.
34
e. Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat
oleh pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta debitor pailit dibawah pengawasan hakim pengawas.
68
f. Pengadilan adalah Pengadilan Niaga dalam ruang lingkup peradilan umum.
69
g. Insolvensi adalah ketidakmampuan membayar utang oleh debitor kepada
kreditor.
70
h. Hukum adalah Peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan- badan resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap peraturan itu akan diambil
tindakan atau sanksi.
71
G. Metode Penelitian