100
Diharapkan nantinya putusan kepailitan tersebut menjadi acuan pihak kejaksaan untuk memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat yang kepentingannya
dirugikan oleh perusahaan yang tidak memiliki itikad baik.
2. Putusan Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2Pailit2007PN.NiagaMdn,
Tanggal 7 Agustus 2007 :
Antara Karyo Indo Prima sebagai debitor pemohon vs The Pik Suan, Wen Fong, Jimmy Suwandi dan Tsjim Kui Phin sebagai kreditor.
a. Duduk Perkara
Pemohon debitor adalah seorang pengusaha yang menjalankan usaha perabotan, pertukangan dengan memakai nama perusahaan Karyo Indo Prima yang
beralamat di Jalan Perbatasan No.2, Kelurahan Glugur Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan. Bahwa sekitar tahun 2004, pemohon yang pada saat itu
mengalami kesulitan dan membutuhkan modalfinansial untuk menggerakkan dan atau menjalankan roda usaha sehari-hari, dan oleh karena hal tersebutlah, debitor
telah meminta bantuan pinjaman uang kepada Kreditor-Kreditor dengan sistem bunga pinjaman berkisar sebesar 2,5 sd 5 lima persen per-bulan.
carasistim peminjaman uang tersebut adalah nilai pinjaman uang sebagaimana yang tertera di Bilyet Giro yang jatuh temponya bervariasi diserahkan
kepada para kreditornya. Kemudian nilai nominal yang tertera di Bilyet Giro dipotong dengan bunga perbulan 30 hari, dan setelah dipotong bunga, maka uang
tunai diserahkan kepada Pemohon Debitur.
HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008.
101
Karena lesunya perekonomian serta tipisnya keuntungan yang diperoleh debitor, sementara bunga yang diterapkan oleh para kreditor sangat mencekik leher,
maka pemohon hanya bisa gali lubang tutup lubang saja, namun setelah berjalan hingga 3 sd 4 tahun lamanya, maka pada bulan Maret 2007 yang lalu, praktis usaha
debitor menjadi macet dan hutang-hutang debitor kepada para kreditornya telah jatuh tempo dan debitor sama sekali tidak sanggup untuk membayar lagi hutang-hutang
Pemohon kepada para kreditor. Sebagai reaksi atas tindakan debitor yang telah lalai dan telah tidak membayar
sisa utang-utang kepada para Kreditor suatu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, debitor telah berulang kali pula mendapat teguranperingatan dari para
kreditor, baik melalui telepon bahkan mendatangi rumah dan tempat usaha debitor, dengan tujuan agar debitor segera menyelesaikan sisa utang yang ada dan pada saat
itu telah jatuh tempo, namun debitor tidak dapat dan atau tidak mampu juga menyelesaikannya kepada para kreditor, yaitu :
a. Sisa utang debitor kepada The Pik Suan sebesar Rp 1.474.425.000,-
b. Sisa utang debitor kepada Wen Fong alias Henry Tanasal sebesar Rp.
2.080.939.000,- c.
Sisa utang debitor kepada Jimmy Suwandi sebesar Rp.699.590.000,- d.
Sisa utang debitor kepada Tsjim Kui Phin sebesar Rp 360.450.000,- Berdasarkan pada hal-hal yang telah debitor uraikan tersebut diatas, jelas
terbukti bahwa debitor telah tidak membayar lebih dari satu utang yang telah jatuh
HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008.
102
tempo dan dapat ditagih oleh para kreditor, dan oleh karenanya debitor telah memenuhi unsur dari Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU.
Debitor juga memiliki utang kepada kreditor lainnya, yaitu : 1.
PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol ac No.1050100044680 atas nama Wilson Wijaya senilai Rp. 2.220.953.433,-
2. Ali Ahau Jl. Budi Kemasyarakatan No.25, Pulau Brayan sebesar
Rp.154.750.000,- 3.
Ibu Lasma Monika Silalahi, Jl. Karya Rakyat Kompleks Dosen No. 31-F, Medan Sebesar Rp.99.500.000,-
Bahwa apabila dijumlahkan secara keseluruhannya, maka Pemohon telah memiliki hutang yang telah jatuh tempo kepada pada Para Kreditor sebesar
Rp.7.090.607.433.-
b. Pertimbangan Hakim PN. Niaga