Pertimbangan Majelis Mahkamah Agung dalam Putusan Analisis Hukum

92 PT. Prudential Life Assurance pailit menolak putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut dan mengajukan permohonan pemeriksaan kasasi ke Mahkamah Agung.

c. Pertimbangan Majelis Mahkamah Agung dalam Putusan

Majelis Hakim Agung yang memeriksa dan mengadili perkara ini menilai bahwa putusan Judex Facti – Pengadilan Niaga merupakan putusan yang salah dalam menerapkan hukum, sehingga harus dibatalkan dan selanjutnya Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara ini, dengan pertimbangan hukum sebagai berikut : Menurut Pasal 6 ayat 3 UUK, ditentukan bahwa permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat faktakeadaan yang terbukti secara sederhana bahwa debitor mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar sedikitnya sau utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih. Judex facti dalam putusannya mempertimbangkan utang termohon berdasar Pionering Agency Bonus Agreement tanggal 1 Juli 2000 telah jatuh tempo dan dapat ditagih, namun perjanjian itu oleh termohon telah diakhiri secara sepihak pada tanggal 20 Januari 2004 dengan alasan pemohon telah aktif melakukan “bisnis multi level marketing” Pasal 7. Selain itu termohon juga menyangkal utang termohon kepada pemohon yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih ex Pasal 1ayat 1 UUK hal ini tidak dapat dibuktikan secara sederhana, sehingga permohonan pailit ini harus ditolak selanjutnya sengketa antara pemohon dengan termohon tersebut seharusnya diajukan ke Pengadilan Negeri. HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008. 93 Atas pertimbangan tersebut, Majelis Hakim Agung memberi putusan yang menyatakan : a. Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon, PT. Prudential Life Assurance. b. Membatalkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 13Pailit2004PN. Niaga. c. Mengadili sendiri : menolak permohonan pailit yang diajukan oleh Mr. Lee Boon Siong, Pemohon dst…

d. Analisis Hukum

Menurut Pasal 6 ayat 3 UUK, ditentukan bahwa permohonan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana, bahwa debitor mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayarnya sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih. Permohonan pernyataan pailit terhadap PT. PLA , tidak dapat dibuktikan secara sederhana mengenai fakta atau keadaan utang karena terungkap fakta Perjanjian Keagenan yang menjadi dasar permohonan pailit telah diakhiri secara sepihak oleh termohon dengan alasan pemohon telah melakukan bisnis multi level marketing. Permohonan yang tidak dapat dibuktikan secara sederhana ini harus ditolak dan sengketa utang antara pemohon dengan termohon seharusnya diajukan ke Pengadilan Negeri. Kasus PT. PLA kembali membuat heboh dikarenakan ingkar janjinya PT. PLA terhadap konsultan agen asuransinya sendiri. Wajar jika timbul opini HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008. 94 masyarakat bahwa perusahaan asuransi di Indonesia sebagai salah satu lembaga jasa keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat ternyata tidak membuat dirinya kebal terhadap permohonan pailit. Malahan terkesan begitu mudahnya orang dapat mengajukan permohonan pailit perusahaan asuransi, dan begitu mudahnya Pengadilan Niaga mengabulkan permohonan pailit dari sembarang orang tersebut. 129 Dalam pengumuman kepada seluruh nasabah PT.PLA mengatakan bahwa PT. PLA memiliki kondisi keuangan perusahaan yang kuat, dengan tingkat RBC sebesar 225 pertanggal 31 Desember 2003, jauh melebihi ketentuan Departemen Keuangan RI yaitu 100. 130 Hal ini menunjukkan perusahaan yang solven dengan mudahnya dipailitkan terjadi lagi setelah kasus PT.AJMI. Peristiwa tersebut telah menimbulkan dampak yang sangat buruk terutama terhadap iklim investasi dan bisnis yang semakin tidak kondusif.masyarakat semakin resah dan tidak percaya untuk menanamkan dana investasinya dalam produk asuransi. Investor semakin enggan menanamkan modalnya akibat perasaan insecure karena perusahaan asuransi sebagai salah satu penjamin rasa aman terhadap investasi mudah sekali dipailitkan dan juga dapat menyebabkan keengganan lembaga-lembaga pemberi kredit untuk membiayai perusahaan-perusahaan di Indonesia. Terlebih sistem peradilan Indonesia yang sering memberikan kontraversial dan mengabaikan rasa keadilan sesuai dengan hukum yang berlaku. Ironisnya, ternyata polis nasabah asuransi yang terkena masalah tidak dijamin oleh pemerintah, hal ini ditegaskan oleh 129 http: www.bisnis.com, diakses Pada tanggal 27 Juni 2007. 130 Pengumuman kepada seluruh nasabah, Http: www.bisnis.com, diakses tanggal 27 Juni 2007. HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008. 95 Dirjen Lembaga Keuangan Darmin Nasution, bahwa pemerintah tidak menjamin polis nasabah yang tersimpan diperusahaan asuransi. 131

F. Menurut UU No. 37 Tahun 2004

1. Putusan Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2Pailit2005PN.NiagaMdn,

Tanggal 27 Desember 2005 : Antara Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam sebagai pemohon vs PT. Aneka Surya Agung PT. ASA sebagai termohon.

a. Duduk Perkara

Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam yang diwakili oleh kuasanya Cirus Sinaga,SH, dkk mengajukan permohonan Pailit terhadap PT. ASA dalam hal ini sebagai pemohon atas kepentingan umum PT. Aneka Surya Agung PT. ASA adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri sandal yang dalam menjalankan usahanya memerlukan jasa tenaga kerja membayar upah buruh,jamsostek bagi pekerja dan pesangon bagi pekerja yang diberhentikan, tenaga listrik dan telekomunikasi.dalam hal ini sebagai termohon. PT. ASA mempunyai kewajiban yang belum dibayar lunas kepada panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat P-4P untuk membayar hak-hak normatif pekerja yang sudah diputuskan oleh P-4P tanggal 30 Mei 2005 sebesar Rp. 5.515.570.204,- PT. Jamsostek Cabang Tanjung Morawa Bulan April sd Februari sebesar Rp. 425.567.831,86,- PT. PLN Cabang Lubuk Pakam, sejak Bulan 131 Ibid. HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008.