Pertimbangan Hakim PN. Niaga

102 tempo dan dapat ditagih oleh para kreditor, dan oleh karenanya debitor telah memenuhi unsur dari Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU. Debitor juga memiliki utang kepada kreditor lainnya, yaitu : 1. PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol ac No.1050100044680 atas nama Wilson Wijaya senilai Rp. 2.220.953.433,- 2. Ali Ahau Jl. Budi Kemasyarakatan No.25, Pulau Brayan sebesar Rp.154.750.000,- 3. Ibu Lasma Monika Silalahi, Jl. Karya Rakyat Kompleks Dosen No. 31-F, Medan Sebesar Rp.99.500.000,- Bahwa apabila dijumlahkan secara keseluruhannya, maka Pemohon telah memiliki hutang yang telah jatuh tempo kepada pada Para Kreditor sebesar Rp.7.090.607.433.-

b. Pertimbangan Hakim PN. Niaga

Pada dasarnya penolakan Kreditor adalah karena Debitur sudah diberikan bunga yang cukup ringan sebesar 2,5 dan 5 tetapi tetap pada saat jatuh tempo tidak membayar hutang para kreditor. hal tersebut dapatlah diselesaikan setelah Debitur dinyatakan Pailit dan menunjuk Kurator serta Hakim Pengawas dan pada saat Rapat Kreditor untuk pencocokan hutang tersebut perbedaaan tentang besarnya tagihan tersebut dapat diselesaikan oleh Hakim Pengawas apabila sengketa tersebut HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008. 103 juga tidak dapat diselesaikan maka dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Vide Pasal 127 ayat 1 Undang-Undang No 37 tahun 2004 tentang UUK dan PKPU. Berdasarkan bukti P-4 tentang Daftar Perincian Bilyet Giro Hutang, hal tersebut membuktikan Debitur telah membayar dengan pembayaran Rekening yang tidak Cukup atau Rekening yang sudah Ditutup ini membuktikan Debitur dalam keadaan tidak mampu membayar dan debitur secara nyata telah mempunyai hutang kepada para kreditor. Debitur dapat memperlihatkan Bukti yang cukup membuktikan bahwa Debitur mempunyai hutang dan terhadap hutang tersebut telah jatuh tempo dan dapat ditagih dimuka persidangan serta disamping itu Debitur masih mempunyai Kreditor Lainnya yaitu P.T Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol sebesar Rp 2.220.953.433,- , Ali Ahau sebesar Rp 154.750.000,- , Lasma Monika Silalahi sebesar Rp 99.500.000,-yang juga telah jatuh tempo dan dapat ditagih dengan Fakta Hukum yang terungkap dipersidangan ini maka terbukti benar Pemohon Debitur telah memenuhi syarat untuk dinyatakan Pailit sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No 37 Tahun 2004. Dengan mengambil alih pertimbangan hukum tentang keberadaan Debitur dalam keadan Pailit sesuai Pasal 2 ayat 1 UUK tentang Kepailitan maka sudah cukup membuktikan Debitur dalam keadaan Pailit dengan adanya bukti P-3.1 sd P- 3.35 , P-4 , P-5, P-6,dan bahwa benar terbukti Debitur memiliki hutang yang sudah Jatuh Tempo dan dapat ditagih ; HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008. 104 Mengenai keberadaan Kreditor Lainnya Debitor hanya mengajukan Bukti P-7 dan Bukti P-8 sedangkan mengenai perincian hutang untuk pihak P.T Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol sebesar Rp 2.220.953.433,- , Ali Ahau sebesar Rp 154.750.000,- , Lasma Monika Silalahi sebesar Rp 99.500.000,- tidak dapat dibuktikan secara konkret dan jelas sehingga terhadap bukti tersebut haruslah dikesampingkan. Hutang-hutang yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih tersebut ternyata tidak dapat dilunasi oleh Pemohon Debitur pada para Kriditornya akibat lesunya perekonomian serta tipisnya keuntungan yang diperoleh Pemohon sehingga hanya bisa gali lobang tutup lobang saja lalu usaha Pemohon menjadi macet dan hutang- hutang debitor sama sekali tidak sanggup untuk membayar maka berdasarkan Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU dan dari bukti-bukti yang diajukan serta fakta hukum yang terungkap selama Pemeriksaan Permohonan Pernyataan Pailit ini sebagaimana telah dipertimbangkan dalam pertimbangan-pertimbangan hukum diatas maka adalah beralasan menurut hukum bagi Majelis Hakim untuk menyatakan Pemohon Debitur To Seng Kiang Welsen Wijaya sebagai pengusaha toko perabot Karya Indo Prima dalam keaadaan Pailit. HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008. 105

c. Analisis Hukum