67
BAB III PENENTUAN STANDAR INSOLVENSI DALAM KEPUTUSAN
KEPAILITAN DI PENGADILAN NIAGA
D. Menurut Faillissmentsverordening
Beberapa putusan yang diteliti khususnya Pengadilan Negeri menafsirkan tentang “berhenti membayar” adalah tidak sanggup lagi membayar utang-utangnya.
Tanpa mempersoalkan apakah berhenti membayar itu sudah didahului pembayaran atau tidak pernah membayar. Walaupun demikian terdapat beberapa putusan yang
menerapkan konsep berhenti membayar yang terlebih dahulu dimulai dengan membayar dan kemudian terhenti.
1. Putusan Pengadilan Negeri I Bandung No. 23125071DBdg Tertanggal 27
Juli 1972
123
Antara Oeij The Twan alias Oeij Soeij Twan sebagai termohon debitor vs. Ateng Mulia, Oeij Se Tjoen, A. Tokin Sasmita, dan Itok Setiawan sebagai
Pemohon Kreditor.
a. Duduk Perkara
Debitor mempunyai hutang yang telah dapat ditagih atau opeisbare schulden kepada kepala kreditor yaitu Ateng Mulia Rp. 740.000,- , Oeij Se Tjoen Rp.
500.000,- , A. Tokin Sasmita Rp. 547.000,-.
123
Putusan Pengadilan Negeri I Bandung No. 23125071DBdg Tertanggal 27 Juli 1972 Victor Situmorang dan Hendri Soekarso, Op. Cit, hal 115.
HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008.
68
Pihak debitor masih sanggup dan bersedia untuk membayar utang-utang tersebut, akan tetapi tidak dapat dilakukan sekarang oleh karena belum tersedianya uang, dan
meminta untuk melakukan pembayaran utang secara mencicil. Hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak namun tidak berhasil, dan pihak kreditor tetap pada
keinginannya semula untuk memohon pailit pihak debitor.
b. Pertimbangan Hakim PN. Niaga
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 dan angka 2 dari Faillissement Verordening, permohonan untuk dinyatakan pailit dapat diajukan atas permintaan sendiri atau
permintaan dari seorang atau lebih kreditor atau atas tuntutan jaksa demi kepentingan umum. Sedangkan menurut Pasal 11 angka 1 dari Peraturan Darurat tentang
Faillisement 1947 pernyataan pailit dilakukan oleh hakim biasa sehari-hari dari tempat kedudukan BHP, dalam daerah hukum dimana tempat atau daerah yang
dimaksud oleh Pasal 2 dan Pasal 3 Faillisement Verordening. Dalam hal ini Pengadilan Negeri Bandung dinyatakan berwenang memeriksa dan mengadili perkara
ini dan serta permohonan pemohon dapat diterima. Bahwa debitor mempunyai utang yang telah dapat ditagih kepada Ateng Mulia Rp.
740.000,- , Oeij Se Tjoen Rp. 500.000,- , A. Tokin Sasmita Rp. 547.000,-. Bahwa kreditor mendalilkan bahwa debitor tidak mau membayar utang-utangnya tersebut
hingga sekarang, sedangkan debitor dalam pembelaan menyatakan kesediaannya untuk membayar utang-utangnya kepada kreditor hanya saja tidak pada waktu
sekarang karena belum tersedianya uang.
HABIBA HANUM : ANALISIS TERHADAP KETENTUAN INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN, 2008.
69
Bahwa pernyataan keadaan pailit menurut Pasal 1 jo Pasal 6 angka 5 mengenai pembuktian sederhana terhadap keadaan berhenti membayar tidak terbukti. Oleh
karena itu hakim menolak bukti-bukti dalam perkara tersebut dan menyatakan menolak tuntutan para pemohon tersebut
c. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung