Natrium alginat Kitosan Interaksi antara Alginat dengan Kitosan

c. Sediaan gastroretentif antasida: - Sediaan antasida dengan masa tinggal yang diperpanjang di lambung Antacid Compositions With Prolonged Gastric Residence Time telah ditemukan dan dipatentkan oleh Spickett, et al., 1994 . Sediaan ini memiliki fase internal antasida yang padat serbuk, tablet dan dikelilingi oleh excipient dengan fasa eksternal padat yang mengandung suatu substansi hidrofobik seperti ester dari gliserol dengan asam palmitat atau stearat, polialkena hidroksilasi dan emulsifier non-ionik. - Sediaan antasida dengan durasi diperpanjang Extended duration antacid product juga dipatentkan oleh Wallach, et al., 1996, merupakan suatu produk antasida yang memiliki masa tinggal diperpanjang dalam lambung dan sistem pencernaan bagian atas. Produk antasida ini memuat campuran 10-70 nonfosfolipid dalam bentuk vesikel lipid. Penelitian ini menunjukkan bahwa selama enam jam dari sediaan masih dipertahankan dalam lambung. d. Sediaan gastroretentif dengan bentuk film. - Sediaan gastroretentif bentuk matriks film dengan menggunakan HPMC dan eudragit sebagai polimer dan dibutil ftalat sebagai plastisizer menunjukkan bahwa sediaan film mampu bertahan dalam lambung hingga 6 ± 0,5 jam dalam kondisi puasa dan 8 jam dalam keadaan makan Sathish, et al., 2013.

2.4 Natrium alginat

Asam alginat diekstraksi dari ganggang coklat dan dinetralisasikan dengan natrium bikarbonat untuk membentuk natrium alginat. Karakteristik natrium alginat adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Pemerian : Serbuk tidak berbau dan berasa, putih sampai coklat kekuningan pucat. Kelarutan : Larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol, eter, pelarut organik dan asam. Tak tercampurkan : Dengan turunan acridine, kristal violet, fenilmerkuri asetat dan nitrat, garam kalsium, logam berat Rowe, dkk., 2009 Natrium alginat adalah kopolimer biner yang terdiri dari residu β-D-mannuronat M dan α-L-guluronat G yang tersusun dalam blok-blok yang membentuk rantai linier. Kedua unit tersebut berikatan pada atom C1 dan C4 dengan susunan homopolimer dari masing-masing residu MM dan GG dan suatu blok heteropolimer dari dua residu MG Thom, et al., 1981. Struktur alginat dapat dilihat pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Rumus bangun β-D-mannuronat dan α-L-guluronat Rees dan Welsh,1977 Universitas Sumatera Utara

2.5 Kitosan

Kitosan merupakan aminopolisakarida hasil deasetilasi dari kitin, kitosan terdapat dalam cangkang crustacea seperti udang, lobster dan kepiting. Kitosan menunjukkan sifat polimer biomedis seperti nontoksik, biokompatibel dan biodegradabel Felt, et al., 1998. Kitosan merupakan biopolimer yang linear, tidak bercabang, polimer yang dibangun dari monomer-monomer glukosamin dan N-asetilglukosamin yang terikat pada pola β-1-4. Struktur kimia dari kitosan ditunjukkan seperti pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Struktur kimia kitosan Felt, et al., 1998

2.6 Interaksi antara Alginat dengan Kitosan

Alginat yang merupakan polianionik dan kitosan yang merupakan polikationik dapat berinteraksi melalui gugus asam karboksilat dari alginat dan gugus amino dari kitosan membentuk kompleks polielektrolit dari muatan mereka yang berlawanan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.8. Kompleks polielektrolit yang terbentuk diharapkan dapat memberikan aplikasi farmasetika yang lebih baik karena keunikan struktur dan sifatnya Takahashi, et al., 1990. Gambar 2. 8 Reaksi antara alginat dan kitosan Takahashi, et al., 1990 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental yang meliputi pembuatan sediaan film alginat-kitosan yang mengandung metronidazol, evaluasi dan karakterisasi sediaan, efek antimikroba, dan uji in vitro. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik Fakultas Farmasi USU, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Fakultas Farmasi USU dan Laboratorium Terpadu LIDA USU. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah neraca listrik Boeco, alat-alat gelas, pelat kaca, lumpang, alu, penangas air, lemari asam, desikator, Spektrofotometer UVVis Shimadzu, dan Scanning Electron Microscopy SEM TM3000 Hitachi.

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah, kitosan Wako Pure Chemical Industries, Ltd Japan, natrium alginat 500~600 Wako Pure Chemical Industries, Ltd. Japan, gliserin Merck, cangkang kapsul 00 PT. Bratachem, dan metronidazol PT MUTIFA. Pereaksi yang digunakan: asam klorida HCl 98, asam asetat 98, natrium klorida NaCl. Semua pereaksi yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas pro analisa keluaran E.Merck. Universitas Sumatera Utara