kitosan menjadi lebih kecil, maka laju difusi dari obat akan diperlambat. HPMC sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan sediaan pelepasan terkontrol
Nayak, et.al., 2012
Tabel 4.6 Data pelepasan metronidazol dari sediaan film dalam medium lambung
buatan pH 1,2
Waktu jam
F8 F10
F11 F12
Persyaratan SR Keterangan
3 jam
69,465 52,677
47,586 45,045
20-50 Tidak memenuhi
syarat
6 jam
82,04 80,583
76,873 74,240
45-75 Tidak memenuhi
syarat
12 jam
85,390 84,762
82,678 76,977
≥75 Memenuhi syarat
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa F12 merupakan sediaan film gastroretentif yang memenuhi persyaratan sediaan sustained release menurut
Murthy dan Ghebre-Sellasie
1993
. F12 adalah film dengan polimer pembawa berupa alginat kitosan dengan perbandingan 2:1 dan ditambahkan 150 mg HPMC.
4.5.3 Kinetika pelepasan metronidazol dari film
Kinetika orde pelepasan obat dari sediaan, yaitu pelepasan metronidazol dari film alginat-kitosan yang ditambahkan HPMC pada pH 1,2 dilakukan terhadap empat
model kinematika yaitu: orde nol, orde satu, model Higuchi, dan model Korsmeyer- Peppas. Penentuan kinetika pelepasan obat dari film dilakukan untuk mengetahui berapa
persen obat yang dilepaskan pada waktu-waktu tertentu. Dengan memplotkan hasil uji pelepasan obat dalam grafik waktu versus persen
kumulatif, logaritma persen kumulatif versus waktu, persen kumulatif versus akar waktu dan logaritma persen kumulatif versus logaritma waktu, logaritma persen kumulatif
versus logaritma waktu maka dapat diperoleh nilai koefisien korelasi R
2
dan ketetapan
Universitas Sumatera Utara
laju pelepasan k dari masing-masing film Kinetika pelepasan metronidazol dari film dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Kinetika pelepasan metronidazol dari sediaan film
No Formula Orde nol
Orde satu Model Higuchi
Model Korsmeyer
Peppas R
2
R
2
Slopek R
2
Slopek R
2
N 1
F3 0,829 0,927
0,028 0,868
7,569 0,939
0,696
2
F4 0,793 0,974
0,034 0,829
6,481 0,932
0,722
3 F5
0,815 0,946 0,039
0,847 5,583
0,918 0,723
4 F6
0,799 0,897 0,049
0,846 5,079
0,908 0,745
5
F7 0,796 0,923
0,050 0,839
5,129 0,912
0,747
6 F8
0,813 0,994 0,056
0,863 5,450
0,910 0,811
7 F10
0,975 0,855 0,020
0,993 4,977
0,992 0,816
8
F11 0,979 0,806
0,022 0,990
4,828 0,986
0,860
9 F12
0,980 0,804 0,028
0,989 4,763
0,989 0,975
Bedasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa kinetika pelepasan metronidazol dari sediaan film F3, F4, F5, F6, F7, dan F8 mengukuti kinetika pelepasan orde 1 sedangkan
F10, F11, dan F12 mengikuti kinetika pelepasan model Higuchi dengan koefisien korelasi R
2
yang mendekati 1. Penambahan HPMC pada formula film mengubah kinetika pelepasan metronidazol dari pelepasan orde I menjadi pelepasan model
Higuchi, dimana obat terlepas dengan difusi terkontrol melalui pori danatau erosi matriks.
4.5.4 Pengaruh penambahan HPMC terhadap ketetapan laju k