kekeruhan larutan pada panjang gelombang 580 nm sampai diperoleh transmitan 25 Depkes RI, 1995.
3.11.5 Pembuatan kurva larutan standar metronidazol
Larutan standar metronidazol dibuat dalam berbagai konsentrasi 0-200 µg dengan melarutkan metronidazol menggunakan air suling. Masing-masing konsentrasi
dimasukkan ke dalam vial. Kedalam cawan petri dimasukkan 0,1 ml inokulum, kemudian ditambahkan 15 ml media MHA steril yang telah dicairkan dan ditunggu
hingga suhu mencapai 45
o
C, dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Dimasukkan pencadang kertas ke dalam masing-masing larutan dan dibiarkan selama
30 menit. Selanjutnya ke dalam petri dimasukkan pencadang kertas yang telah dicelupkan dengan larutan dan ditiriskan dengan jarak 5 cm. Diinkubasi pada suhu 36-
37
o
C selama 18-24 jam. Selanjutnya diameter daerah hambat di sekitar sumur diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali.
3.11.6 Pengujian aktivitas antibakteri film
Larutan yang diperoleh dari hasil disolusi juga dilakukan pengujian aktivitas antibakterinya
dengan metode
difusi agar.
Pada interval
wakru 0;0,5;1;2;3;4;5;6;7;8;9;10;11;12 jam diambil 2 ml aliquot disolusi, lalu dimasukkan ke
dalam vial, Tambahkan 2 ml medium lambung buatan kedalam labu disolusi setiap pengambilan aliquot disolusi. Kedalam cawan petri dimasukkan 0,1 ml inokulum,
kemudian ditambahkan 15 ml media MHA steril yang telah dicairkan dan ditunggu hingga suhu mencapai 45
o
C, dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Dimasukkan pencadang kertas ke dalam masing-masing larutan disolusi dan dibiarkan
Universitas Sumatera Utara
selama 30 menit.. Selanjutnya ke dalam petri dimasukkan pencadang kertas yang telah dicelupkan dengan larutan dan ditiriskan dengan jarak 5 cm. Diinkubasi pada suhu 36-
37
o
C selama 18-24 jam. Selanjutnya diameter daerah hambat di sekitar sumur diukur dengan menggunakan jangka sorong.. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali.
3.12 Uji Bioadhesif secara In Vitro
Alat untuk uji bioadhesif dirakit secara lokal menggunakan tensiometer Du- Noey yang dimodifikasi, prinsipnya adalah mengukur kekuatan bioadhesif dinilai dalam
hal kekuatan tarikan dynecm yang dibutuhkan untuk melepaskan kontak antara sediaan film alginat-kitosan dengan jaringan mukosa. Pada alat ini diatur bagian wadah
tempat sampel sebagai tempat plat film, dan pada ujung kawat pengait di tempatkan jaringan mukosa lambung yang ditempelkan pada pelat.
Uji dilakukan menggunakan jaringan mukosa lambung tikus. Tikus dikorbankan dengan cara dislokasi leher. Jaringan mukosa lambung dibuka sepanjang
kurvatura mayor, dicuci dengan NaCl fisiologis dan diequilibrasi pada 37 ± 0,5
o
C dalam asam lambung buatan pH 1,2 selama 10 menit sebelum uji bioadhesif. Jaringan
mukosa lambung dipotong kira-kira 1 x 1 cm dan ditempelkan pada pelat akrilat, pelat akrilat dikaitkan dengan kawat penarik tensiometer dengan mukosa lambung
menghadap ke bagian bawah. Pada sisi tempat sampel dipasang film alginat-kitosan ukuran 2 x 5 cm yang telah dikondisikan dalam medium lambung buatan pH 1,2 selama
10 menit sebelumnya. Kemudian keduanya diposisikan secara bersentuhan dengan tekanan konstan selama 5 menit. Setelah 5 menit, pengait ditarik ke atas dengan
memutar penarik tensiometer sampai kontak antara film dan jaringan terlepas. Gaya
Universitas Sumatera Utara