BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Spesifikasi Sediaan Film Alginat- Kitosan
Sediaan film dibuat sebanyak tiga belas 13, beberapa formula dapat membentuk film dan ada pula yang tidak dapat membentuk film, spesifikasi dari setiap
formula dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Lampiran 1.
Tabel 4.1 Spesifikasi sediaan film gastroretentif metronidazol
No Formula
Ukuran cm Tebal mm ±SD
Berat g ±SD Panjang cm ±SD
Lebar cm ±SD
1 F1
4,517 1,503
0,667 0,940
±0,015 ±0,006
±0,012 ±0,005
2 F2
Tidak dapat membentuk film 3
F3 4,860
1,770 0,790
0,930 ±0,017
±0,010 ±0,026
±0,007 4
F
4
4,773 1,753
0,960 0,943
±0,005 ±0,005
±0,015 ±0,002
5 F5
4,553 1,597
0,970 0,947
±0,006 ±0,015
±0,000 ±0,001
6 F6
4,550 1,580
0,957 0,952
±0,000 ±0,020
±0,006 ±0,003
7 F7
4,520 1,577
0,980 0,957
±0,010 ±0,012
±0,000 ±0,001
8 F8
4,507 1,555
0,983 0,924
±0,006 ±0,013
±0,006 ±0,003
9 F9
4,485 1,553
0,973 0,913
±0,007 ±0,006
±0,015 ±0,003
10 F10
4,523 1,553
1,027 0,938
±0,025 ±0,015
±0,012 ±0,006
11 F11
4,523 1,527
1,160 0,982
±0,057 ±0,015
±0,020 ±0,003
12 F12
4,543 1,493
1,217 1,040
±0,035 ±0,006
±0,031 ±0,005
13 F13
4,477 1,457
1,347 1,088
±0,025 ±0,023
±0,006 ±0,003
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa panjang, lebar, tebal, dan berat rata-rata film dari setiap formula masing-masing sebesar 4,597±0,145 cm; 1,594±0,106
cm; 0,967±0,2 mm; dan 0,956±0,035 g.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Sifat Pembentangan Film Unfolding Behavior
4.2.1 Pengaruh polimer pembawa terhadap sifat pembentangan film unfolding behavior
Hasil pengujian pembentangan film dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Lampiran 2.
Sediaan Film F12 awal
digulung lalu dimasukkan dalam cangkang kapsul
7 menit 5 menit 2 menit
0 menit
Gambar 4.1 Proses pembentangan film alginat-kitosan
Formula F2 tidak dapat dilakukan pengujian karena film yang dihasilkan akan pecah apabila digulung. Demikian juga pada F13, film yang dihasilkan lebih tebal dan
lebih kaku sehingga tidak dapat digulung dan dimasukkan ke dalam cangkang kapsul. Hasil Pengujian terhadap F1, F3, F4, F5, F6, F7, F8, F9, F10, F11, dan F12 dapat dilihat
pada Tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Sifat pembentangan film unfolding behavior
Formula Ratio
Waktu pembentangan menit alginat:kitosan
A B
C rata-rata
SD F1
1:0 Tidak dapat membentang kembali
F3 1:3
0,97 0,93
0,98 0,96
0,02 F4
1:2 1,98
1,87 1,45
1,77 0,28
F5 2:3
2,45 2,63
2,63 2,57
0,11 F6
1:1 3,32
3,07 3,48
3,29 0,21
F7 3:2
3,38 3,40
3,55 3,44
0,09 F8
2:1 3,43
3,53 3,38
3,45 0,08
F9 3:1
Tidak dapat membentang kembali F10
2:1 + 50 mg HPMC 5,22
5,40 5,52
5,38 0,15
F11 2:1 +100 mg HPMC
5,77 5,85
6,43 6,02
0,36 F12
2:1 +150 mg HPMC 6,62
6,25 6,60
6,49 0,21
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa film F1 dan F9 tidak dapat
membentang kembali. Sediaan F1 merupakan sediaan film metronidazol dengan polimer pembawa alginat saja dan F9 merupkan sediaan film dengan ratio alginat-
kitosan 3:1. Film F1 dan F9 tidak dapat membentang karena sifat alginat yang merupakan polimer yang tidak larut dalam suasana asam dan cenderung menjadi lebih
keras dan lebih kaku, sehingga ketika cangkang kapsul pecah dalam medium lambung buatan pH 1,2, film yang dalam kondisi tergulung tidak dapat membentang kembali,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Sediaan film metronidazol setelah 3 jam medium lambung
buatan pH 1,2 a F1 b F9
Universitas Sumatera Utara
Formula F3, F4, F5, F6. F7, F8 merupakan sediaan film dengan polimer pembawa kombinasi alginat-kitosan, F10, F11, F12 merupakan sediaan film dengan
polimer pembawa kombinasi alginat-kitosan yang ditambahkan HPMC. Dari hasil pengujian terlihat bahwa film dapat membentang kembali. Hal ini sesuai dengan sifat
kitosan yang dapat menarik cairan dan akan mengembang dalam suasana asam, sehingga pada waktu cangkang kapsul pecah di dalam medium asam lambung buatan
pH 1,2 maka film yang mengandung kitosan akan mengembang sehingga dapat mendorong sediaan film untuk membentang kembali.
F3 1 menit F4 2 menit
F5 2 menit
F6 3 menit F7 3menit
F8 3 menit
F10 5 menit F11 6 menit
Gambar 4.3
Sediaan film metronidazol dapat membentang dalam medium lambung
buatan pH 1,2 4.2.2 Pengaruh ratio alginat - kitosan terhadap waktu pembentangan film
Pengaruh ratio alginat : kitosan terhadap waktu pembentangan film dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Grafik p
engaruh ratio alginat - kitosan terhadap waktu pembentangan film Unfolding Behavior
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa semakin besar ratio alginat : kitosan maka waktu pembentangan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena semakin sedikit kitosan
dalam sediaan film maka kemampuan film untuk membentang kembali dalam medium lambung buatan pH 1,2 akan berkurang karena berkurangnya kemampuan sediaan film
untuk menarik air dan mendorong film untuk membentang kembali. Kitosan merupakan polimer hidrofilik ini menarik cairan dari lapisan gel mukus yang terdapat pada
permukaan epitel dan akan mengembang dalam suasana asam Felt, et al., 1998;Yogeshkumar, et al., 2013
4.3 Keutuhan Film Integrity Properties
Sediaan film F1, F3, F4, F5, F6, F7, F8, F10, F11, dan F12 belum hancur pada medium lambung buatan pH 1,2 selama 12 jam tetapi film telah mulai mengalami erosi
sejak menit ke-120 , data hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.3.
1,0 1,8
2,6 3,3
3,4 3,5
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0 3,5
4,0
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
Waktu p
e m
b e
n tan
g an
m e
n it
Ratio alginat:kitosan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Data keutuhan film integrity properties
Formula Ratio
waktu hancur alginat:kitosan
A B
c rata-rata
F1 1:00
12 jam 12 jam
12 jam 12 jam
F3 1:03
12 jam 12 jam
12 jam 12 jam
F4 1:02
12 jam 12 jam
12 jam 12 jam
F5 2:03
12 jam 12 jam
12 jam 12 jam
F6 1
12 jam 12 jam
12 jam 12 jam
F7 1,5
12 jam 12 jam
12 jam 12 jam
F8 2
12 jam 12 jam
12 jam 12 jam
F9 12 jam
12 jam 12 jam
12 jam F10
2 12 jam
12 jam 12 jam
12 jam F11
2 12 jam
12 jam 12 jam
12 jam F12
2 12 jam
12 jam 12 jam
12 jam
4.4 Pengujian Daya Pengembangan Film