Jenis-jenis gastroretentif Gastroretentive Drugs Delivery System GDDS

c. Digunakan untuk penghantaran obat-obat dengan rentang absorbsi yang sempit. d. Mengurangi frekuensi pemberian. e. Meningkatkan bioavailabilitas obat. f. Digunakan untuk obat-obat yang tidak stabil di dalam cairan usus. g. Digunakan untuk menahan penghantaran obat. h. Digunakan untuk mempertahankan konsentrasi obat sistemik dalam rentang terapeutik. Kekurangan sediaan gastroretentif Swetha, et al., 2012: a. Memerlukan jumlah yang cukup besar cairan lambung, bagi sistem untuk mengapung dan bekerja efisien. b. Tidak cocok untuk obat-obat dengan masalah stabilitas dan kelarutan dalam lambung serta obat-obat yang mempunyai efek iritasi pada lambung.

2.3.1 Jenis-jenis gastroretentif

Pendekatan untuk sistem penghantaran obat tertahan di lambung secara umum terdiri dari : 1. Sistem pengembangan dan pembesaran swelling and expandable system. Ini merupakan bentuk sediaan yang setelah ditelan, dalam lambung mengembang pada taraf tertentu yang mencegah mereka keluar dari pylorus, seperti terlihat pada Gambar 2.2. Akibatnya, bentuk sediaan masih dipertahankan dalam lambung untuk jangka waktu yang panjang. Formulasi tersebut dirancang untuk tertahan di lambung gastric retention dan pelepasan obat dikontrol dalam rongga lambung Kumar, 2012. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 GDDS dengan sistem pengembangan dan pembesaran Kumar, 2012 2. Sistem bioadhesif bioadhesive systems. Sistem bioadhesif digunakan sebagai perangkat penyampaian obat untuk meningkatkan absorpsi di tempat spesifik site specific dalam lambung. Pendekatan ini melibatkan penggunaan polimer bioadhesif, yang dapat menempel pada permukaan epitel di lambung Dubernet, et al., 2004. Beberapa eksipien yang paling menjanjikan yang telah umum digunakan di sistem ini meliputi polycarbophil, karbopol, kitosan dan gliadin Kumar, et al., 2012. Sistem biomuko-adhesif dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 GDDS dengan sistem biomuko-adhesif Al-Qadi, et al., 2012 Mekanisme bioadhesifmukoadhesif untuk berikatan antara polimer dengan permukaan mukusepitel dapat dibagi menjadi tiga kategori: Universitas Sumatera Utara a. Adhesi yang dimediasi oleh Hidrasi Polimer hidrofilik tertentu memiliki kecenderungan untuk menyerap sejumlah besar air dan menjadi lengket, sehingga memperoleh sifat bioadhesif. Gastroretensi yang diperpanjang dari sistem pengiriman biomuko-adhesi selanjutnya dikendalikan oleh laju disolusi polimer. b. Adhesi yang dimediasi oleh ikatan Adhesi polimer pada mukuspermukaan sel epitel melibatkan berbagai mekanisme ikatan. Ikatan fisik atau mekanik dapat dihasilkan dari deposisi dan masuknya bahan perekat di celah-celah mukosa tersebut. Ikatan kimia sekunder, berkontribusi terhadap sifat bioadhesif, terdiri dari interaksi disperssif yaitu interaksi van der Walls dan interaksi ikatan hidrogen. Gugus fungsional hidrofilik bertanggung jawab untuk membentuk ikatan hidrogen adalah hidroksil -OH dan kelompok karboksilat -COOH Chien, 1992. c. Adhesi yang dimediasi oleh reseptor Polimer tertentu memiliki kemampuan untuk mengikat reseptor spesifik pada permukaan sel. Peristiwa yang dimediasi reseptor berfungsi sebagai pendekatan potensial dalam biomuco-adhesi, sehingga meningkatkan retensi lambung dari bentuk sediaan Kumar, et al., 2012. 2. Sistem pengapungan floating systems Sistem ini memiliki kerapatan massa yang kurang dari cairan lambung sehingga mengapung di lambung tanpa mempengaruhi tingkat pengosongan lambung untuk jangka waktu lama, obat dilepaskan perlahan pada tingkat yang diinginkan dari system. Setelah pelepasan obat, sistem residual dikosongkan dari lambung. Sistem Universitas Sumatera Utara floating dapat dibagi ke dalam sistem effervescent dan non-effervescent Kumar, 2012. Sistem floating dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 GDDS dengan sistem floating Kumar, 2012 3. Sistem berdensitas tinggi High Density Systems Sedimentasi telah digunakan sebagai mekanisme retensi untuk pelet yang cukup kecil untuk disimpan dalam lipatan lambung dekat daerah pilorus, yang merupakan bagian dari organ dengan posisi terendah dalam postur tegak. Pelet padat sekitar 3 gcm -3 terjebak dalam lipatan juga cenderung untuk menahan gerakan peristaltik dari dinding lambung, seperti terlihat pada Gambar 2.5. Waktu transit GI dapat diperpanjang rata-rata 5,8 - 25 jam, tergantung pada kepadatan dan diameter pellet tersebut. Eksipien yang biasa digunakan adalah barium sulfat, seng oksida, titanium dioksida dan serbuk besi. Bahan-bahan ini meningkatkan kepadatan hingga 1,5 - 2,4gcm -3 Kumar, et al., 2012. Gambar 2.5 GDDS dengan sistem berdensitas tinggi High Density Systems Kumar, 2012 Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Penelitian terdahulu tentang GDDS dan sediaan gastroretentif di pasaran