konsentrasi diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 277,3 nm
3.10 Uji Pelepasan Metronidazol dari Sediaan Film
Uji pelepasan metronidazol menggambarkan jumlah metronidazol yang terlepas dari sediaan film dan ditentukan secara Spektrofotometri Ultra Violet UV.
Dimasukkan 900 ml medium lambung buatan pH 1,2 ke dalam labu disolusi, kemudian diatur suhu medium 37 ± 0,5
o
C. Dimasukkan kapsul yang mengandung sediaan film ke dalam wadah sampel dan secara bersamaan diaduk dengan kecepatan
100 rpm. Kemudian pada waktu 5, 10, 15, 30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360, 370, 400, 430, 460, 490, 510, 540, 560, 600, 630, 660, 690, 720 menit,
dicuplik 2 ml larutan dari dalam wadah sampel, dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml dan dicukupkan dengan akuades sampai garis tanda, kemudian ditentukan secara
Spektrofotometri Ultra Violet .
Kadar metronidazol ditentukan secara Spektrofotometri Ultra Violet pada panjang gelombang 277,3 nm. Kemudian ditentukan persen pelepasan
metronidazol dari sediaan film.
3.11 Uji Aktivitas Antibakteri Film
Disiapkan Film Metronidazol dengan teknik aseptik. Disterilisasi alat-alat yang diperlukan dalam pengujian aktivitas antibakteri.
3.11.1 Sterilisasi alat dan bahan
Universitas Sumatera Utara
Alat-alat yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri ini, disterilkan terlebih dahulu sebelum dipakai. Alat-alat gelas disterilkan didalam oven pada suhu 170°C
selama 1 jam. Media disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. Jarum ose dan pinset dengan lampu bunsen.
3.11.2 Pembuatan media 3.11.2.1 Media
Nutrient Agar NA
Komposisi : ‘Lab-Lemco” powder 1 g
Yeast extract 2 g
Peptone 5 g
NaCl 5 g
Agar 15 g
Air suling sampai 1 L
pH : 7,4 ± 0,2 pada suhu 25
o
C Cara pembuatan: Sebanyak 28 g serbuk NA dilarutkan dalam air suling hingga 1 liter
dengan bantuan pemanasan sampai semua bahan larut sempurna. Kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit Oxoid, 2013.
3.11.2.2 Media Nutrient Broth NB
Komposisi : ‘Lab-Lemco’ Powder 1 g
Yeast extract 2 g
Peptone 5 g
NaCl 5 g
Air suling sampai 1 L
pH : 7,4 ± 0,2 pada suhu 25
o
C
Universitas Sumatera Utara
Cara pembuatan: Sebanyak 13 g serbuk NB dilarutkan dalam air suling hingga 1 liter dengan
bantuan pemanasan sampai semua bahan larut sempurna. Kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit Oxoid, 2013.
3.11.2.3 Media Muller Hington Agar MHA
Komposisi: Beef extract 3 g
Peptone 5 g
Sodium Cloride 5 g
Agar 15 -20 g
Destiled water 1000 ml
pH : 7.4 ± 0,2
Cara pembuatan: Sebanyak 38 g serbuk MHA dilarutkan dalam air suling hingga 1 liter dengan
bantuan pemanasan sampai semua bahan larut sempurna. Kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit.
3.11.3 Pembuatan stok kultur S. aureus
Biakan bakteri S. aureus diambil dengan menggunakan jarum ose steril, lalu ditanam pada media nutrient agar miring dengan cara menggores. Kemudian diinkubasi
dalam inkubator pada suhu 36-37
o
C selama 18-24 jam Depkes RI, 1995. 3.11.4 Penyiapan inokulum bakteri
Koloni bakteri diambil dari stok kultur dengan jarum ose steril lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml Nutrient Broth. Kemudian diukur
Universitas Sumatera Utara
kekeruhan larutan pada panjang gelombang 580 nm sampai diperoleh transmitan 25 Depkes RI, 1995.
3.11.5 Pembuatan kurva larutan standar metronidazol
Larutan standar metronidazol dibuat dalam berbagai konsentrasi 0-200 µg dengan melarutkan metronidazol menggunakan air suling. Masing-masing konsentrasi
dimasukkan ke dalam vial. Kedalam cawan petri dimasukkan 0,1 ml inokulum, kemudian ditambahkan 15 ml media MHA steril yang telah dicairkan dan ditunggu
hingga suhu mencapai 45
o
C, dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Dimasukkan pencadang kertas ke dalam masing-masing larutan dan dibiarkan selama
30 menit. Selanjutnya ke dalam petri dimasukkan pencadang kertas yang telah dicelupkan dengan larutan dan ditiriskan dengan jarak 5 cm. Diinkubasi pada suhu 36-
37
o
C selama 18-24 jam. Selanjutnya diameter daerah hambat di sekitar sumur diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali.
3.11.6 Pengujian aktivitas antibakteri film