Pengaruh polimer pembawa terhadap sifat pembentangan film unfolding behavior

4.2 Sifat Pembentangan Film Unfolding Behavior

4.2.1 Pengaruh polimer pembawa terhadap sifat pembentangan film unfolding behavior

Hasil pengujian pembentangan film dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Lampiran 2. Sediaan Film F12 awal digulung lalu dimasukkan dalam cangkang kapsul 7 menit 5 menit 2 menit 0 menit Gambar 4.1 Proses pembentangan film alginat-kitosan Formula F2 tidak dapat dilakukan pengujian karena film yang dihasilkan akan pecah apabila digulung. Demikian juga pada F13, film yang dihasilkan lebih tebal dan lebih kaku sehingga tidak dapat digulung dan dimasukkan ke dalam cangkang kapsul. Hasil Pengujian terhadap F1, F3, F4, F5, F6, F7, F8, F9, F10, F11, dan F12 dapat dilihat pada Tabel 4.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Sifat pembentangan film unfolding behavior Formula Ratio Waktu pembentangan menit alginat:kitosan A B C rata-rata SD F1 1:0 Tidak dapat membentang kembali F3 1:3 0,97 0,93 0,98 0,96 0,02 F4 1:2 1,98 1,87 1,45 1,77 0,28 F5 2:3 2,45 2,63 2,63 2,57 0,11 F6 1:1 3,32 3,07 3,48 3,29 0,21 F7 3:2 3,38 3,40 3,55 3,44 0,09 F8 2:1 3,43 3,53 3,38 3,45 0,08 F9 3:1 Tidak dapat membentang kembali F10 2:1 + 50 mg HPMC 5,22 5,40 5,52 5,38 0,15 F11 2:1 +100 mg HPMC 5,77 5,85 6,43 6,02 0,36 F12 2:1 +150 mg HPMC 6,62 6,25 6,60 6,49 0,21 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa film F1 dan F9 tidak dapat membentang kembali. Sediaan F1 merupakan sediaan film metronidazol dengan polimer pembawa alginat saja dan F9 merupkan sediaan film dengan ratio alginat- kitosan 3:1. Film F1 dan F9 tidak dapat membentang karena sifat alginat yang merupakan polimer yang tidak larut dalam suasana asam dan cenderung menjadi lebih keras dan lebih kaku, sehingga ketika cangkang kapsul pecah dalam medium lambung buatan pH 1,2, film yang dalam kondisi tergulung tidak dapat membentang kembali, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Sediaan film metronidazol setelah 3 jam medium lambung buatan pH 1,2 a F1 b F9 Universitas Sumatera Utara Formula F3, F4, F5, F6. F7, F8 merupakan sediaan film dengan polimer pembawa kombinasi alginat-kitosan, F10, F11, F12 merupakan sediaan film dengan polimer pembawa kombinasi alginat-kitosan yang ditambahkan HPMC. Dari hasil pengujian terlihat bahwa film dapat membentang kembali. Hal ini sesuai dengan sifat kitosan yang dapat menarik cairan dan akan mengembang dalam suasana asam, sehingga pada waktu cangkang kapsul pecah di dalam medium asam lambung buatan pH 1,2 maka film yang mengandung kitosan akan mengembang sehingga dapat mendorong sediaan film untuk membentang kembali. F3 1 menit F4 2 menit F5 2 menit F6 3 menit F7 3menit F8 3 menit F10 5 menit F11 6 menit Gambar 4.3 Sediaan film metronidazol dapat membentang dalam medium lambung buatan pH 1,2 4.2.2 Pengaruh ratio alginat - kitosan terhadap waktu pembentangan film Pengaruh ratio alginat : kitosan terhadap waktu pembentangan film dapat dilihat pada Gambar 4.4. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Grafik p engaruh ratio alginat - kitosan terhadap waktu pembentangan film Unfolding Behavior Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa semakin besar ratio alginat : kitosan maka waktu pembentangan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena semakin sedikit kitosan dalam sediaan film maka kemampuan film untuk membentang kembali dalam medium lambung buatan pH 1,2 akan berkurang karena berkurangnya kemampuan sediaan film untuk menarik air dan mendorong film untuk membentang kembali. Kitosan merupakan polimer hidrofilik ini menarik cairan dari lapisan gel mukus yang terdapat pada permukaan epitel dan akan mengembang dalam suasana asam Felt, et al., 1998;Yogeshkumar, et al., 2013

4.3 Keutuhan Film Integrity Properties