Pengaruh penambahan HPMC terhadap pelepasan metronidazol secara in

asam karboksilat dari alginat dan gugus amino dari kitosan membentuk kompleks polielektrolit dari muatan mereka yang berlawanan sehingga dapat mengurangi laju pelepasan metronidazol dari sediaan film. Dari hasil pengujian statistik dengan menggunakan one-way ANOVA didapat bahwa setiap formula terdapat perbedaan yang signifikan dari pelepasan metronidazol di tiap formula Tabel 4.5 Data pelepasan metronidazol dari sediaan film dalam medium lambung buatan pH 1,2 Waktu jam F3 F4 F5 F6 F7 F8 Persyaratan SR 3 jam 86,340 81,154 81,154 72,401 72,156 69,465 20-50 6 jam 88,737 86,633 84,911 83,049 82,486 82,04 45-75 12 jam 92,187 86,633 88,582 87,260 88,785 85,390 ≥75 F3, F4, F5, F6, F7, dan F7 merupakan sediaan film metronidazol yang mengandung alginat dan kitosan sebagai polimer pembuat film dan gliserin sebagai plastisizer. Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sediaan film yang diformulasikan dengan menggunakan polimer alginat kitosan saja belum mampu menghasilkan sediaan metronidazol dengan pelepasan sustained release menurut Murthy dan Ghebre-Sellasie 1993 .

4.5.2 Pengaruh penambahan HPMC terhadap pelepasan metronidazol secara in

vitro Profil uji pelepasan metronidazol dari sediaan film yang ditambahkan HPMC dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan Lampiran 7. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 Grafik pengaruh penambahan HPMC terhadap laju pelepasan metronidazol dalam medium lambung buatan pH 1,2 Pada Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa persentase pelepasan metronidazol pada menit ke-180 metronidazol yang terlepas dari F8, F10, F11, F12 adalah sebesar 69,465; 52,677; 47,586; 45;045, pada menit ke-360 berturut-turut adalah 82,040; 80,583; 76,873; 74,240 dan pada menit ke-720 yang terlepas adalah sebesar 85,390; 84,762; 82,678; 76,977. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah HPMC yang ditambahkan pada sediaan film dapat memperlambat laju pelepasan obat. Dari hasil pengujian statistik dengan menggunakan one-way ANOVA didapat bahwa terdapat perbedaan signifikan antara pelepasan metronidazol di tiap formula. Polimer alginat dan kitosan akan membentuk matriks alginat-kitosan melalui interaksi gugus asam karboksilat dari alginat dan gugus amino dari kitosan. Penambahan polimer HPMC dalam sediaan film akan memperlambat pelepasan metronidazol karena sifat dari HPMC yang merupakan hidrokoloid yang dapat membentuk gel gel-forming hydrocolloids sehingga pori-pori pada matriks alginat- -10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 -60 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720 780 K um ula tif waktu menit F8 2:1 F10 2:1 + 50 mg HPMC F11 2:1 + 100 mg HPMC F12 2:1 + 150 mg HPMC Universitas Sumatera Utara kitosan menjadi lebih kecil, maka laju difusi dari obat akan diperlambat. HPMC sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan sediaan pelepasan terkontrol Nayak, et.al., 2012 Tabel 4.6 Data pelepasan metronidazol dari sediaan film dalam medium lambung buatan pH 1,2 Waktu jam F8 F10 F11 F12 Persyaratan SR Keterangan 3 jam 69,465 52,677 47,586 45,045 20-50 Tidak memenuhi syarat 6 jam 82,04 80,583 76,873 74,240 45-75 Tidak memenuhi syarat 12 jam 85,390 84,762 82,678 76,977 ≥75 Memenuhi syarat Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa F12 merupakan sediaan film gastroretentif yang memenuhi persyaratan sediaan sustained release menurut Murthy dan Ghebre-Sellasie 1993 . F12 adalah film dengan polimer pembawa berupa alginat kitosan dengan perbandingan 2:1 dan ditambahkan 150 mg HPMC.

4.5.3 Kinetika pelepasan metronidazol dari film