Santunan Hari Tua SHT Gaji Pensiunan

digubris jadi tetap pakai dana sendiri. Begitu juga yang lainnya, ada yang masih aktif bekerja dan menempati rumah perusahaan tapi listrik dimatikan padahal kan itu tugas PTPN II jadi para pekerja membuat aliran listrik sendiri . ada memang bantuan yang namanya Alibaba air, listrik dan bahan bakar diberikan oleh pihak PTPN tetapi itu tidak cukup.” Mahmudin, ketua ranting Kandir

4.5.2.3 Santunan Hari Tua SHT

Pada tahun 2000 sejak awal perjuangan organisasi HIPPMA terjadilah suatu kesepakatan yang berisikan: 1. Santunan Hari Tua SHT merupakan hak normatif dan harus dibayar. 2. Direksi PTPN II bersungguh-sungguh akan memperjuangkan hak pensiunan yaitu rumah dinas. 3. Bila Menteri menyetujui maka diberikan rumah tanpa syarat tetapi bila tidak maka pensiuan harus setuju keluar tanpa syarat. Santunan Hari Tua SHT merupana salah satu dari kesepakatan yang ada. Santunan Hari Tua SHT berbeda dengan gaji pensiunan. SHT dibayar pada saat pertama sekali karyawan tersebut dinyatakan telah pensiunan dan diberikanlah SHT tersebut sebagai bentuk penghargaan. Pada kenyataannya dengan awal keberjuangan organisasi HIPPMA pada tahun 2000 SHT para pensiunan perkebunan telah dibayarkan. Akan tetapi ditahun 2002 SHT tersebut kembali tidak dibayarkan dan itu terjadi sampai sekarang dengan alasan bahwa pihak PTPN II sedang mengalami masa kesulitan dengan dana.

4.5.2.4 Gaji Pensiunan

Pihak pensiunan perkebunan merasa terjadi kesenjangan sosial dalam hal pembagian gaji pensiunan yang dilakukan oleh PTPN II. Kesenjangan ini dirasakan para pensiunan perkebunan berdasarkan : 1. Karyawan PTPN II yang pensiun sampai tahun 2007 biaya pensiunannya dibayar berdasarkan gaji pokok tahun 2000 ditambah tujuangan beras pekerja yang kira-kira Rp. 100.000 2. Karyawan PTPN II yang pensiun dari tahun 2008 sampai sekarang pembayaran pensiunannya berdasarkan gaji pokok tahun 2002 tanpa adanya tunjangan beras. Kedua hal ini ternyata merugikan para pensiuan perkebunan yang pensiun pada tahun 2008 sampai sekarang karena tidak ada perbedaan yang signifikan selain gaji pensiunan yang rendah tetapi juga tidak mendapatkan beras. Para pensiunan merasa bahwa lebih baik mereka pensiun dibawah tahun 2007 karena mendapatkan uang beras yang berjumlah Rp.100.000 dari pada pensiun setelah tahun 2008. “... PTPN ini kan sampai sekarang hanya satu menteri BUMN tapi kenapa car pembayaran pensiunannya berbeda-beda. Contohnya aja dengan golongan yang sama di PTPN II hanya mendapatkan Rp. 550.000 sementara di PTPN lainnya bisa mendapatkan sampai Rp.100.000 lebih. Kenapa berbeda-beda? Pernah kami tanyakan bagaimana sistem penghitungan pembayarannya tetapi tetap tidak pernah terbuka mereka.” Edi Saputra, Sekretaris ranting Kandir

4.5.2.5 Jubelium