hak-hak para pensiunan perkebunan. Ketika organisasi HIPPMA dapat dilihat oleh semua orang justru akan berdampak bagi organisasi lainnya
untuk mengetahui seperti apa organisasi yang baik itu dan apa sebenarnya tujuan dari diberdirikannya suatu organisasi. Sehingga organisasi yang
dimiliki oleh para kaum buruh menjadi kuat dan tidak terpecah-pecah.
4.5.4 Hambatan Gerakan Sosial HIPPMA
Setiap organisasi tidak terlepas dari hambatan dalam setiap perjuangan yang dilakukannya. Proses gerakan yang terus terjadi memberikan pengaruh
positif dan pengaruh negativ dalam suatu organisasi. Organisasi dapat dikatakan mendapatkan pengaruh positif ketika tujuan yang mereka tuntut
menemukan titik terang dan dapat tercapai. Akan tetapi, organisasi yang dikatakan mendapatkan pengaruh negatif apabila terjadi hambatan-hambatan
dalam setiap proses gerakannya baik itu dari faktor internal maupun faktor eksternal sehingga tujuan menjadi tidak tercapai. Sama seperti organisasi
HIPPMA yang juga memiliki hambatan selama melakukan proses gerakan, sering terjadi hambatan-hambatan dari pihak internal maupun pihak eksternal.
4.5.4.1 Hambatan Internal
1. Dana Dana merupakan kebutuhan pokok dalam terlaksananya setiap
kegiatan organisasi. Tanpa adanya dana, kegiatan organisasi akan mengalami kesulitan karena setiap gerakan yang dilakukan oleh organisasi
HIPPMA memerlukan dana yang besar untuk melakukan demo, kegiatan pertemuan, untuk atribut keanggotaan, untuk konsumsi ketika melakukan
gerakan, untuk transportasi, untuk surat-menyurat dan untuk keperluan lainnya. Organisasi HIPPMA yang memilik jumlah keanggotaan yang
tidak sedikit yaitu 6.070 kepala keluarga di 21 ranting sudah menyetujui pengutipan iuran 5.000bulan tetapi dengan jumlah iuran 5.000 tersebut
banyak yang masih belum membayar sehingga dana pun menjadi tersendat. Dana inilah yang menjadi faktor pertama hambatan dari
organisasi HIPPMA sampai saat ini. 2. Kejenuhan anggota
Selama 15 tahun masa perjuangan tentu organisasi HIPPMA mengalami kejenuhan karena sampai saat ini hak-hak mereka belum juga
terpenuhi sementara mereka sudah sering melakukan gerakan. Kejenuhan ini juga timbul karena melihat kondisi anggota organisasi HIPPMA yang
rata-rata sudah tua. Mereka merasa lelah dalam setiap perjuangan dan merasa putus asa karena perjuangan tidak juga mendapatkan hasil yang
maksimal padahal mereka sudah tua. Seharusnya dengan usia mereka yang sudah tua ini, mereka bisa hanya duduk dirumah bersama keluarga. Tetapi
kenyataan yang berbeda terjadi pada organisasi HIPPMA. Anggota HIPPMA yang sebagian besar adalah orang tua ini tidak berhenti pergi
kekantor-kantor pemerintahan untuk melakukan demo. “... manusia itu memiliki sifat jenu. Begini-begini aja, berjuang
kok gini-gini aja. Yang bosan itu tentu banyak, ya kalau dia merasa bosan dan jenuh biarin dulu. Nanti kalau misalnya kita berhasil
ada surat pernyataan kalau kita menangkan langsung nampak.
Mereka bakalan datang dan gabung lagi nanti.” Supito, Ketua ranting Kelumpang
3. Anggota organisasi HIPPMA yang berhianat Dalam setiap organisasi untuk membela setiap anggotanya adalah
hal yang utama. Seperti organisasi lainnya, organisasi HIPPMA memiliki masalah tentang penghianatan dalam keanggotaan. Ada anggota yang
berjanji akan sama-sama berjuang bersama organisasi HIPPMA jika setiap hak-haknya dapat terselesaikan. Tetapi setelah ia mendapatkan
perlindungan dan hak-haknya terjaga seperti tidak jadi pembongkaran rumah dan eksekusi, ia malah jadi tidak mau masuk organisasi HIPPMA
hingga ia meninggal. Selain orang yang tidak menepati janjinya, anggota ada pula yang
berusaha menghasut sesama pensiunan. Penghasutan yang terjadi adalah pensiunan mempengaruhi pensiunan lainnya untuk meminta kembali uang
iuran yang telah diberikannya selama 4 tahun dan dia memilih keluar sementara uang tersebut sudah habis pakai oleh kegiatan organisasi
HIPPMA sehingga tidak memiliki dasar lagi untuk mengembalikannya. 4.
Kecemburuan sosial Dalam anggota organisasi HIPPMA terdapat kecemburuan sosial dan
kecurigaan ketika pengurus ranting misalnya naik umroh, membeli mobil baru dan lainnya. pasti menjadi bahan pembicaraan dan dikaitkan kembali
dengan masalah iuran yang dikutip setiap bulannya. Bisa kita katakan bahwa kepercayaan anggota terhadap angota lainnya masih kurang.
5. Perekrutan anggota
Anggota organisasi HIPPMA memiliki anggota yang sudah tua dan rentan terhadap kematian sehingga dibutuhkanlah generasi penerus untuk
melanjutkan keberjuangan gerakan organisasi HIPPMA agar organisasi HIPPMA tetap eksis dalam keanggoitaannya. Akan tetapi masalah
keanggotaan juga termasuk dalam hambatan yang terjadi dalam organisasi. Adanya para pekerja maupun pensiunan perkebunan tidak masuk dalam
keangotaan karena kurangnya rasa saling memiliki, kurangnya kepedulian dan kurangnya kepercayaan akan organisasi HIPPMA untuk tetap bertahan
dalam memperjuangkan hak-hak para pensiunan. Masalah perekrutan anggota tidak hanya terjadi pada para pekerja
maupun para pensiunan. Mereka yang menjadi hak waris pun sulit untuk direkrut untuk menjadi anggota padahal masuk dalam keanggotaan adalah
untuk meneruskan perjuangan orangtua mereka. Generasi penerus ahli waris merasa tidak peduli dan kurangnya kesadaran bahwa
memperjuangkan hak-hak orangtua mereka adalah hal yang mulia. Selain itu ada juga pekerja yang tidak berani berjuang karena tidak siap untuk rela
berkorban. 6.
Pengaruh zaman feodal
Para pekerja maupun para pensiunan kurang semangat untuk melakukan gerakan karena pengaruh peninggalan Belanda pada zaman
feodal masih melekat bagi mereka.
4.5.4.2 Hambatan Eksternal