Permasalahan Hipotesis Penelitian Manfaat Penelitian

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kejadian anemia pada eks penderita kusta di UPT Rumah Sakit Kusta Hutasalem Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, kecukupan zat gizi tingkat cukupan energi, protein, zat besi, dan Vitamin C, kebiasaan mengonsumsi teh atau kopi, dan penyakit infeksi terhadap kejadian anemia pada eks penderita kusta di UPT Rumah Sakit Kusta Hutasalem Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap kejadian anemia pada eks penderita kusta di UPT Rumah Sakit Kusta Hutasalem Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir. 2. Untuk mengetahui pengaruh kecukupan zat gizi tingkat kecukupan energi, protein, zat besi, dan vitamin C terhadap kejadian anemia pada eks penderita kusta di UPT Rumah Sakit Kusta Hutasalem Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Universitas Sumatera Utara 3. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan mengonsumsi teh atau kopi terhadap kejadian anemia pada eks penderita kusta di UPT Rumah Sakit Kusta Hutasalem Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir. 4. Untuk mengetahui pengaruh penyakit infeksi terhadap kejadian anemia pada eks penderita kusta di UPT Rumah Sakit Kusta Hutasalem Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

1.4. Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh faktor pengetahuan, kecukupan zat gizi tingkat cukupan energi, protein, zat besi, dan vitamin C, kebiasaan mengonsumsi teh atau kopi, dan penyakit infeksi terhadap kejadian anemia pada eks penderita kusta di UPT Rumah Sakit Kusta Hutasalem Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

1.5. Manfaat Penelitian

Sebagai bahan masukan bagi UPT Rumah Sakit Kusta Hutasalem Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir tentang faktor-faktor yang memengaruhi kejadian anemia pada eks penderita kusta. Sehingga dapat digunakan untuk merancang program intervensi Program Pendidikan dan Pemulihan Gizi P3G untuk dapat diadopsi atau diterapkan oleh eks penderita kusta agar dapat keluar dari permasalahan kekurangan gizi yaitu anemia. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anemia

Kejadian anemia menyebar hampir merata diberbagai wilayah di dunia. Berdasarkan wilayah regional, dilaporkan prevalensi anemia pada ibu hamil yang tertinggi adalah Asia Tenggara 75, kemudian Mediterania Timur 55, Afrika 50, serta wilayah Pasifik Barat, Amerika dan Karibia 40. Meskipun anemia sudah dikenal sebagai masalah gizi masyarakat selama bertahun-tahun, namun kemajuan didalam penurunan prevalensinya masih dinilai sangat rendah. Bahkan dibeberapa negara ditemukan terjadi peningkatan prevalensi anemia pada wanita dewasa. Berdasarkan klasifikasi masalah kesehatan masyarakat, prevalensi anemia termasuk berat jika prevalensinya ≥40, sedang 20 -39, ringan 15-19,9 dan normal 5 USAID Micronutrient Program, 2004. Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia karena masih di atas angka cut of point prevalensi anemia 15. Data Departemen Kesehatan RI Tahun 2008, menunjukan prevalensi anemia pada anak mengalami penurunan, yakni menjadi 17,6 dibandingkan sebelumnya 51,5 1995 dan 25,0 2006. Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan komplikasi berupa gangguan fungsi kognitif, penurunan daya tahan tubuh, tumbuh kembang yang terlambat, penurunan aktivitas, dan perubahan tingkah laku. BKKBN 2013, melaporkan bahwa di Indonesia, 40 wanita usia subur mengalami anemia. Data Poliklinik Hematologi Universitas Sumatera Utara