2.2.3. Konsumsi Teh dan Kopi
Hasil studi Briawan et al. 2012, menunjukkan bahwa sebanyak 49,2 responden mempunyai kebiasaan minum teh setiap hari. Dan 81,3 responden yang
mempunyai kebiasaan minum teh setiap hari mengalami anemia. Sedangkan 63,5 responden yang mempunyai kebiasaan minum kopi mengalami anemia. Hasil analisis
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan minum teh dan kopi dengan kejadian anemia. Responden yang minum teh setiap hari mempunyai peluang
31,64 kali mengalami anemia dibandingkan dengan responden yang tidak minum teh setiap hari atau tidak minum teh. Responden minum kopi mempunyai peluang 3,478
kali mengalami anemia dibandingkan responden yang tidak minum kopi. Teh dan kopi banyak mengandung tanin sehingga menghambat penyerapan zat besi. Namun
belum ada penjelasan secara spesifik tentang banyaknya teh dan kopi yang dapat mengganggu penyerapan zat besi. Tanin pada kopi dapat menurunkan penyerapan zat
besi sampai 40 sedangkan tannin pada teh dapat menurunkan penyerapan zat besi 80 Sumarni, 1998. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Muhilal dan
Saidin 1993, penyerapan zat besi tanpa teh sekitar 12, dengan adanya teh penyerapan zat besi turun sampai 2.
Almatsier 2002, mengatakan bahwa tanin merupakan polifenol yang terdapat di dalam teh, kopi dan beberapa jenis sayuran serta buah, juga dapat
menghambat absorbsi besi dengan cara mengikat besi. Bila besi tubuh tidak telalu tinggi, sebaiknya tidak minum teh atau kopi pada waktu makan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Kejadian Infeksi
Briawan et al. 2012, dalam studinya menemukan bahwa kejadian anemia pada remaja putri yang menderita infeksi dalam satu bulan terakhir jauh lebih besar
dibanding dengan remaja putri yang tidak menderita infeksi. Hasil uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan kejadian infeksi dengan kejadian anemia. Hasil
penelitian tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tatala et al. 1998 yang menyatakan ada hubungan infeksi dengan kejadian anemia. Kehilangan
besi dapat disebabkan oleh penyakit kronis seperti tuberkulosis TBC. Infeksi ini dapat menyebabkan pembentukan Hb darah terlalu lambat. Penyakit diare dan ISPA
dapat mengganggu nafsu makan yang akhirnya dapat menurunkan tingkat konsumsi gizi.
2.3. Penyakit Kusta