2.4. Distribusi Penderita Kusta Berdasarkan Faktor Manusia
Distribusi penderita kusta berdasarkan faktor manusia dapat dijelaskan sebagai berikut Depkes RI, 2008:
a. Etnik atau Suku Di Myanmar kejadian kusta lepromatosa lebih sering terjadi pada etnik Burma
dibandingkan dengan etnik India. Situasi di Malaysia juga mengidentifikasikan hal yang sama, kejadian lepromatosa lebih bnayak pada etnik Cina dibandingkan
etnik Melayu atau India. Demikian pula kejadiannya di Indonesia etnik Madura dan Bugis lebih banyak menderita kusta di bandingkan etnik Jawa dan Melayu.
b. Faktor sosial ekonomi Faktor ekonomi berperan penting dalam kejadian kusta, hal ini terbukti pada
negara-negara di Eropa. Dengan adanya peningkatan sosial ekonomi, maka kejadian kusta sangat cepat menurun bahkan hilang.Penderita kusta impor pada
negara tersebut ternyata tidak menularkan kepada orang yang sosial ekonominya tinggi.
c. Distribusi menurut Umur Kebanyakan penelitian melaporkan distribusi penyakit kusta menurut umur
berdasarkan prevalensi, hanya sedikit yang berdasarkan insiden karena pada saat timbulnya penyakit sangat sulit di ketahui. Dengan kata lain kejadian penyakit
sering terkait pada umur pada saat diketemukan dari pada saat timbulnya penyakit. Pada penyakit kronik seperti kusta, informasi berdasarkan data
prevalensi dan data umur pada saat timbulnya penyakit mungkin tidak
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan resiko spesifik umur. Namun yang terbanyak adalah pada umur muda dan produktif.
d. Distribusi menurut jenis kelamin Kusta dapat mengenai laki-laki dan perempuan. Berdasarkan laporan, sebagian
besar negara di dunia kecuali beberapa negara di Afrika menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak terserang dari pada perempuan. Rendahnya kejadian kusta
pada perempuan kemungkinan karena faktor lingkungan atau faktor biologi.
2.5. Landasan Teori
Menurut Santosh Sheila 2001, penyebab anemia secara langsung adalah kurang konsumsi zat besi besi, vitamin C, protein, adanya faktor penghambat
phitat, teh, kopi, adanya penyakit diare, infeksi saluran pernafasan, dan kehilangan darah meningkat sedangkan asupan zat besi tidak cukup. Sedangkan penyebab tidak
langsung adalah kuantitas dan kualitas makanan tidak cukup, keadaan lingkungan kurang baik air bersih kurang, sanitasi kurang dan higienis makanan kurang,
pelayanan kesehatan kurang serta infeksi parasit. Lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Penyebab-Penyebab Anemia
Sumber: UNICEF – WHO Joint Commitee on Health Policy dalam Santosh Sheila 2001
ANEMIA
Kurang Konsumsi Zat Gizi:
• Zat Besi • Folat
• Vit B Kompleks • Vit C
• Protein Faktor Penghambat:
• Phitat • Teh
• Kopi Penyakit:
• Diare • ISPA
Kehilangan darah meningkat
sedangkan asupan zat besi tidak cukup
Kuatitas dan kualitas makanan tidak cukup
Lingkungan: •
Air bersih kurang
• Sanitasi
Pelayanan Kesehatan Kurang
Infeksi dan Parasit cacing, malaria
Kesadaran nilai pangan kurang
Ketahanan pangan kurang
Kapasitas angkutan kurang
Kemiskinan Program
kesehatan yang tidak mendukung
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kerangka Konsep