Pengaruh Penyakit Infeksi terhadap Kejadian Anemia Faktor Dominan yang Memengaruhi Kejadian Anemia

Tabel 4.15. Pengaruh Kebiasaan Konsumsi Teh atau Kopi terhadap Kejadian Anemia Pada Eks Penderita Kusta di UPT Rumah Sakit Kusta Hutasalem Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Kebiasaan Konsumsi TehKopi Kejadian Anemia Total p-value Anemia Tidak Anemia n n n Setiap Hari 49 86,0 8 14,0 57 100 0,019 Tidak Setiap Hari 37 67,3 18 32,7 55 100

4.10. Pengaruh Penyakit Infeksi terhadap Kejadian Anemia

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 9 14,8 dari 61 orang yang tidak memiliki penyakit infeksi dan tidak mengalami anemia. Sedangkan dari 51 orang yang memiliki penyakit infeksi dan tidak mengalami anemia sebanyak 17 orang 33,3. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0,020 p-value ≤ 0.05, yang berarti bahwa penyakit infeksi berpengaruh signifikan terhadap kejadian anemia pada eks penderita kusta. Tabel 4.16. Pengaruh Penyakit Infeksi terhadap Kejadian Anemia Pada Eks Penderita Kusta di UPT Rumah Sakit Kusta Hutasalem Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Penyakit Infeksi Kejadian Anemia Total p-value Anemia Tidak Anemia n n n Memiliki Penyakit Infeksi 52 85,2 9 14,8 61 100 0,020 Tidak Memiliki Penyakit Infeksi 34 66,7 17 33,3 51 100

4.12. Faktor Dominan yang Memengaruhi Kejadian Anemia

Analisis multivariat bertujuan untuk mencari faktor yang paling dominan variabel bebas memengaruhi terhadap variabel terikat yang ditunjukkan dari nilai koefisien regresi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.14. berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17. Hasil Uji Regresi Logistik Berganda terhadap Kejadian Anemia Pada Eks Penderita Kusta di UPT Rumah Sakit Kusta Hutasalem Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Variable B p-value Exp B Tingkat Kecukupan Protein .916 .051 2.499 Tingkat Kecukupan Zat Besi 1.196 .003 3.308 Konsumsi Teh atau kopi 1.233 .034 3.430 Penyakit Infeksi 1.293 .024 3.643 Constant -10.886 .000 .000 Dari tabel 4.14. di atas hasil uji regresi logistik menjelaskan bahwa secara bersama-sama variabel independen yaitu tingkat zat besi, konsumsi teh atau kopi, dan penyakit infeksi mempengaruhi terhadap kejadian anemia. Berdasarkan output terbesar adalah penyakit infeksi, dimana eks penderita kusta yang menderita penyakit infeksi 3,643 kali lebih besar berisiko terjadinya anemia daripada eks penderita kusta yang tidak menderita penyakit infeksi. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengetahuan dan Kejadian Anemia

Pengetahuan baik dan tidak anemia sebesar 28,3, sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang dan tidak anemia ada sebesar 18,6. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0,227 p-value 0.05, yang berarti bahwa pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap kejadian anemia pada eks penderita kusta. Hasil senada juga diperoleh Fuji 2009, yang meneliti kejadian anemia gizi pada ibu hamil Di Puskesmas Kassi-Kassi, diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil. Demikian juga dengan hasil penelitian Rahmawati 2006, di Rumah Sakit Pertiwi Makassar menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Pengetahuan ibu dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil. Berdasarkan hasil diketahui bahwa sebagian besar eks penderita kusta yang memiliki pengetahuan kurang tentang anemia. Eks penderita kusta mengatakan bahwa makanan bergizi adalah makanan yang rasanya enak dan gurih 39,3. Selain itu, pada saat ditanya tentang penyebab anemia sebagian besar menjawab karena terlalu banyak makanan berlemak 39,3, cara mengetahui anemia adalah apabila penglihatan kabur 47,3, dan cara mencegah anemia adalah dengan mengurangi makanan berlemak 25,0, dan 25,0 mengatakan bahwa anemia tersebut tidak dapat dicegah. Universitas Sumatera Utara