Produktivitas Primer TINJAUAN PUSTAKA

misalnya karena pemangsa oleh herbivor, turbulensi dan penenggelaman Nurdin, 2010.

2.4 Produktivitas Primer

Produktivitas primer adalah jumlah bahan organik yang dihasilkan oleh organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan sinar matahari Parson et al. 1984. Pengukuran produktivitas primer fitoplankton merupakan satu syarat dasar untuk mempelajari struktur dan fungsi ekosistem perairan Gocke Lenz 2004. Produktivitas primer merupakan sumber pokok energi bagi proses metabolik yang terjadi dalam biosfer. Susilo dan Basmi 1995 menyatakan bahwa produktivitas primer perairan perairan bukan saja penting bagi perikanan tetapi juga bagi lingkungan. Produktivitas perairan dapat digunakan sebagai penduga produksi ikan potensi sumberdaya perikanan dengan mengetahui faktor efesiensi ekologi dalam jaring- jaring pakan food web. Faktor ini adalah faktor konversi untuk menduga produksi bahan organisme tingkat atas dalam jenjang aliran energi. Rata-rata fotosintesis fitoplankton sangat dipengaruhi oleh jumlah dan aktivitas material sel fotosintesis yang ada, intensitas cahaya, konsentrasi karbondioksida, dan suhu. Jumlah dan aktivitas material sel fotosintesis dipengaruhi antara lain oleh suplai nutrien, yang tergantung kepada laju pemasukannya ke perairan laut dan pergerakan massa air laut. Selain itu fotosintesis juga merupakan fungsi yang kompleks dari beberapa faktor termasuk kelimpahan fitoplankton Naibaho, 1996. Produktivitas primer fitoplankton merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian lingkungan perairan Manu et al., 2010. Nilai produktivitas primer dari satu perairan dengan perairan lainnya berbeda. Naibaho 1996 mendapatkan rata- rata produktivitas di permukaan perairan Teluk Bone adalah 2.5 mg Cm 3 hari, sedangkan Tambaru 2000 di Teluk Hurun nilainya berkisar 31.25- 63.28 mg Cm 3 jam. Hariyadi et al. 2010 menambahkan bahwa produktivitas perairan yang terlalu tinggi dapat mengindikasikan telah terjadi eutrofikasi, sedangkan yang terlalu rendah dapat memberikan indikasi bahwa perairan tidak produktif atau miskin. Umumnya fotosintesis bertambah sejalan dengan intensitas cahaya sampai pada suatu nilai optimum tertentu cahaya saturasi. Berdasarkan nilai tersebut, cahaya matahari merupakan penghambat bagi fotosintesis cahaya inhibisi. Sedangkan di bawahnya merupakan cahaya pembatas sampai pada suatu kedalaman dimana fotosintesis sama dengan respirasi atau kedalaman kompensasi Valiela, 1995. Distribusi cahaya dan unsur hara di perairan pada umumnya tidak serasi dengan kebutuhan fitoplankton. Adanya kekeruhan yang disebabkan oleh partikel- partikel tersuspensi mengakibatkan adanya perbedaan potensi tumbuh fitoplankton pada suatu kolom air. Hal ini akan berpengaruh pada produktivitas primer fitoplankton Alianto, et al., 2007. Pengukuran nilai produktivitas primer dapat dilakukan dengan menggunakan metode botol gelap dan botol terang. Botol gelap mewakili konsumsi oksigen oleh plankton tanpa adanya proses fotosintesis sedangkan botol terang mewakili konsumsi oksigen oleh plankton disertai dengan adanya proses fotosintesis. Abida 2010 juga menyatakan bahwa pengukuran produktivitas primer ditentukan dengan menggunakan metode oksigen botol gelap-botol terang. Prinsip kerja metode ini adalah mengukur perubahan kandungan oksigen dalam botol terang dan botol gelap yang berisi sampel air setelah diinkubasi pada kedalaman perairan. Waktu inkubasi dilakukan pada saat matahari optimal yaitu pada jam 09.00-14.00 WIB. 2.5 Faktor Fisik-Kimia Perairan 2.5.1 Temperatur