49, Chlorophyceae 32 , Cyanophyceae 9 , Cunjugatophyceae 4 , Chrysophyceae, Euglenophyceae, dan Xanthophyceae masing-masing 1 .
Persentase tertinggi terdapat pada kelas Bacillariophyceae, dan merupakan kelas dengan genera yang paling banyak ditemukan. Hal ini disebabkan genera
fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae merupakan anggota utama fitoplankton yang terdapat di seluruh bagian perairan. Kelas fitoplankton ini juga memiliki
peranan yang sangat penting dalam memberikan kontribusi dalam produktivitas primer suatu perairan, khususnya perairan sungai dan danau. Nainggolan 2011
menyatakan bahwa Bacillariophyceae
lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan perairan, selanjutnya Welch 1980 menambahkan bahwa
Bacillariophyceae merupakan kelas yang paling sering mendominasi di lingkungan perairan dan kelimpahannya sangat tinggi, kecuali di kawasan yang
bersubstrat lumpur. Selain itu perkembangan Bacillariophyceae relatif lebih cepat dibandingkan kelas alga lainnya karena tingkat toleransi yang cukup tinggi
terhadap perubahan faktor lingkungan. Hal ini didukung oleh pernyataan Basmi 1999 yang menyatakan bahwa Bacillariophyceae dapat bereproduksi secara
seksual dan aseksual, sehingga lebih cepat dalam memperbanyak diri dan mengakibatkan jumlahnya sangat berlimpah di perairan.
4.2 Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Haranggaol Danau Toba
Kelimpahan fitoplankton yang diperoleh di perairan Haranggaol Danau Toba bervariasi pada setiap stasiunnya. Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai kelimpahan
fitoplankton tertinggi terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 15.265,31 indl, sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 4 dengan nilai 10.040,83 indl.
Berdasarkan data tersebut tingginya kelimpahan fitoplankton pada stasiun 1
terjadi karena cukupnya ketersediaan nutrisi dan suhu yang sesuai yang sangat mendukung kehidupan fitoplankton. Stasiun ini merupakan daerah keramba yang
memiliki suhu 27
o
C dan konsentrasi senyawa organik yang tinggi pada kawasan tersebut. Tingginya konsentrasi senyawa organik tersebut terlihat dari tingginya
nilai TDS Total Disolved Suspended yaitu sebesar 78,5 mgL. Hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harahap 2013 di
perairan Haranggaol didapatkan nilai nitrat tertinggi pada stasiun keramba jaring
apung dibandingkan stasiun lain yang lokasinya jauh dari keramba jaring apung yaitu sebesar 0,29-0,81 yang menyebabkan kelimpahan plankton di stasiun
tersebut juga menjadi yang tertinggi. Tingginya nilai nitrat pada stasiun ini berasal dari sisa pakan ikan yang diberikan oleh masyarakat. Adanya akumulasi dari sisa
pakan ikan tersebut meningkatkan konsentrasi senyawa organik berupa amoniak yang sangat baik dalam membantu perkembangan dari fitoplankton yang
menyebabkan kelimpahan fitoplankton pada stasiun ini menjadi yang tertinggi. Suhu berperan sebagai pengatur proses metabolisme dan fungsi fisiologis. Suhu
juga sangat berpengaruh terhadap percepatan maupun perlambatan pertumbuhan dan reproduksi fitoplankton. Nilai suhu pada stasiun 1 menunjukkan suhu yang
sangat baik bagi pertumbuhan fitoplankton, hal ini sesuai dengan pernyataan Effendi 2003 yang menyatakan bahwa suhu yang baik bagi pertumbuhan jenis
diatom, Chlorophyta dan Cyanophyta adalah 20-40
o
C. Pada stasiun 1 dan 3 kelimpahan tertinggi terdapat pada genera Ishtmia,
yaitu pada stasiun 1 sebesar 2639,46 indl K, 17,29 KR, dan 77,77 FK dan pada stasiun 3 sebesar 1061,22 indl, 10,05 dan 66 . Hal ini disebabkan
cukup tingginya intensitas cahaya dan konsentrasi senyawa organik pada stasiun 1.
Genera Ishtmia
merupakan salah satu genera dari kelas
Bacilariophycaeae yang didapatkan pada stasiun ini. Kelas Bacilariophyceae merupakan kelas fitoplankton yang paling sering mendominasi di kawasan
perairan. Hal ini disebabkan dalam kondisi yang mendukung, kelas Bacilariophyceae memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang relatif
lebih cepat dibandingkan kelas fitoplankton lainnya. Abida 2010 juga menyatakan bahwa kelas Bacillariophyceae umumnya ditemukan melimpah
karena fitoplankton dari kelas ini merupakan anggota utama dari fitoplankton yang terdapat di seluruh bagian perairan. Tingginya kelimpahan genera Ishtmia
pada stasiun 3 disebabkan karena pada stasiun ini memiliki nilai fosfat yang tertinggi dari stasiun lainnya yaitu sebesar 0,14 mgl. Genera Ishtmia adalah
genera dari kelas Bacillariophyceae yang pertumbuhan dan perkembangan relatif lebih cepat pada kondisi perairan dengan senyawa organik yang tinggi. Menurut
Suin 2002, ketersediaan sumberdaya pada lingkungan menentukan keberadaan jenis, jumlah individu, kelimpahan dan frekuensi kehadirannya. Abida 2010
menambahkan bahwa perbedaan nilai kelimpahan fitoplankton bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti ketersediaan nutrien, keberadaan cahaya di
lingkungan perairan dan laju grazing oleh organisme lainnya. Pada stasiun 1 didapat nilai kelimpahan terendah terdapat pada genera Dinobryon dan
Dactylococcopsis yaitu dengan nilai K, KR dan FK berturut-turut adalah 54,42 indl, 0,36 dan 33,33 . Usman et al. 2013 menyatakan bahwa genera
Dinobryon dan Chaetoceros umumnya dijumpai pada kedalaman perairan 10 meter karena genera ini mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pada stasiun 2 nilai kelimpahan tertinggi adalah dari genera Cymbella dengan nilai K, KR dan FK berturut-turut adalah 1.401,36 indl, 9,83 , dan
77,77 sedangkan nilai kelimpahan terendah pada stasiun ini terdapat pada genera Phacus dengan nilai K, KR dan FK berturut-turut adalah 40,82 indl, 0,29
dan 33,33. Genera ini merupakan salah satu anggota dari kelas Euglenophyceae. Pada stasiun 2 didapatkan nilai kelarutan oksigen cukup tinggi
yaitu sebesar 6,5. Keadaan ini tidak mendukung kehidupan dari genera ini. Genera Phacus umumnya berkembang baik pada kondisi kelarutan oksigen yang rendah.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Wijaya 2009 yang menyatakan bahwa kondisi perairan yang memiliki kelarutan oksigen rendah didominasi oleh fitoplankton
dari kelas Euglenophyceae.
Genera dari kelas
Euglenophyceae mampu
melindungi dirinya dari zat-zat beracun yang berada di perairan sehingga mampu hidup pada perairan yang mengalami pencemaran dan dapat dijadikan sebagai
indikator perairan tercemar. Pada stasiun 3 nilai kelimpahan terendah dari genera Staurastrum,
Microthamnion, Shizogonium, dan Anabaena yaitu sebesar 68,03 indl dan KR sebesar 0,64 . Nilai FK untuk Staurastrum dan Anabaena sebesar 33,33 ,
sedangkan nilai FK untuk Microthamnion dan Shizogonium sebesar 44,44. Keempat genera ini memliki nilai kelimpahan terendah disebabkan karena
kandungan senyawa organik yang cukup rendah pada stasiun ini. Keempat genera fitoplankton tersebut mampu hidup dengan baik pada perairan dengan kandungan
senyawa organik yang tinggi. Nybakken 1992 menyatakan bahwa fitoplankton dapat menghasilkan energi dan molekul yang kompleks jika tersedia bahan
nutrisi. Nutrisi yang paling penting adalah nitrit dan fosfat. Adawiyah 2011 juga
menambahkan bahwa jenis fitoplankton yang jarang ditemukan dapat diakibatkan oleh proses suksesi dan toleransi masing-masing jenis terhadap perubahan
lingkungan sehingga mengakibatkan perbedaan struktur komunitas fitoplankton pada setiap waktu.
Pada stasiun 4 nilai kelimpahan tertinggi adalah genera Navicula dengan nilai K, KR dan FK berturut-turut sebesar 1442,18 indl, 14,36 , dan 77 . Hal
ini disebabkan karena kelarutan oksigen pada stasiun ini lebih tinggi dibandingkan stasiun lainnya. Kelarutan oksigen yang tinggi pada suatu perairan sangat
mendukung kehidupan dari genera ini dalam pertumbuhan maupun
perkembangannya. Suin 2002 menyatakan bahwa pola penyebaran plankton di dalam air tidak sama. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan suhu, kadar
oksigen, intensitas cahaya dan faktor-faktor lainnya di kedalaman air yang berbeda. Kadar oksigen dalam air sangat menentukan kehidupan biota air. Pada
stasiun 4 nilai kelimpahan terendah adalah dari genera Shizogonium dengan nilai K, KR dan FK berturut-turut adalah 54,42 indl, 0,54 dan 33,33 . Hal ini
disebabkan karena kondisi lingkungan perairan yang tidak sesuai dengan kehidupan dari genus ini. Menurut Adawiyah 2011, jumlah individu
fitoplankton yang tidak merata disebabkan terjadinya persaingan terhadap kebutuhan hidup fitoplankton di suatu perairan. Nontji 2006 juga menambahkan
bahwa komponen komunitas fitoplankton di suatu perairan senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Jumlah genera fitoplankton yang diperoleh pada setiap stasiun juga bervariasi. Jumlah genera tertinggi terdapat pada stasiun 1 yaitu sebanyak 33
genera, pada stasiun 2 sebanyak 31 genera, stasiun 3 sebanyak 28 genera dan stasiun 4 sebanyak 25 genera. Jumlah genera yang bervariasi tersebut disebabkan
karena adanya perbedaan nilai faktor fisik kimia perairan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan fitoplankton seperti intensitas cahaya, pH air,
TDS , amoniak dan fosfat. Hayati et al., 2012 juga menyatakan bahwa cahaya, suhu, pH, salinitas dan unsur hara dapat mempengaruhi keberadaan fitoplankton
karena dapat mempengaruhi proses fisiologis secara langsung seperti dalam proses fotosintesis dan respirasi.
Tabel 1. Nilai Kelimpahan indL, Kelimpahan Relatif dan Frekuensi Kehadiran pada masing-masing stasiun penelitian.
No Genus
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3 Stasiun 4
K KR
FK K
KR FK
K KR
FK K
KR FK
1 Coconeis
340.14 2.23
55.55 625.85
4.39 77.77
489.8 4.64
66.66 163.27
1.63 55.55
2 Climaconeis
326.53 2.14
55.55 353.74
2.48 55.55
- -
- -
- -
3 Ishtmia
2639.46 17.29
77.77 -
- -
1061.22 10.05
66.66 707.48
7.05 55.55
4 Rhizosolenia
380.95 2.5
55.55 408.16
2.86 66.66
- -
- 435.37
4.34 66.66
5 Chaetoceros
- -
- 938.78
6.58 66.66
734.69 6.96
66.66 -
- -
6 Coscinodiscus
- -
- -
- -
190.48 1.8
44.44 136.05
1.36 44.44
7 Cyclotella
- -
- 1387.76
9.73 77.77
870.75 8.25
55.55 -
- -
8 Melosira
1455.78 9.54
66.66 1319.73
9.26 66.66
965.99 9.15
66.66 952.38
9.49 55.55
9 Cymbella
1387.76 9.09
66.66 1401.36
9.83 77.77
- -
- -
- -
10 Denticula
- -
- -
- -
489.8 4.64
66.66 340.14
3.39 66.66
11 Ephitemia
- -
- 489.8
3.44 77.77
489.8 4.64
77.77 -
- -
12 Rhopalodia
163.27 1.07
44.44 163.27
1.15 44.44
231.29 2.19
55.55 -
- -
13 Diatoma
557.82 3.65
77.77 761.9
5.34 77.77
435.37 4.12
77.77 476.19
4.74 66.66
14 Fragillaria
1319.73 8.65
77.77 1129.25
7.92 88.88
- -
- 1088.44
10.84 88.88
15 Synedra
136.05 0.89
55.55 -
- -
217.69 2.06
66.66 95.24
0.95 33.33
16 Gyrosigma
- -
- 367.35
2.58 77.77
258.5 2.45
44.44 204.08
2.03 55.55
17 Navicula
1292.52 8.47
66.66 1224.49
8.59 77.77
- -
- 1442.18
14.36 77.77
18 Neidium
217.69 1.43
44.44 -
- -
190.48 1.8
66.66 -
- -
19 Nitzchia
925.17 6.06
66.66 -
- -
625.85 5.93
66.66 448.98
4.47 66.66
20 Pinnularia
421.77 2.76
55.55 -
- -
312.93 2.96
77.77 244.9
2.44 44.44
21 Guinardia
- -
- -
- -
585.03 5.54
66.66 299.32
2.98 66.66
22 Surirella
1102.04 7.22
77.77 775.51
5.44 77.77
- -
- 489.8
4.88 66.66
23 Skeletonema
204.08 1.34
55.55 136.05
0.95 55.55
190.48 1.8
55.55 231.29
2.3 77.77
24 Actidesmium
149.66 0.98
55.55 -
- -
- -
- -
- -
25 Cladophora
122.45 0.8
44.44 81.63
0.57 44.44
- -
- -
- -
26 Rizoclonium
- -
- -
- -
244.9 2.32
55.55 312.93
3.12 66.66
27 Chlorobium
136.05 0.89
55.55 108.84
0.76 44.44
- -
- -
- -
28 Coelastraum
- -
- 95.24
0.67 55.55
108.84 1.03
44.44 -
- -
Lanjutan Tabel 1.
No Genus
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3 Stasiun 4
K KR
FK K
KR FK
K KR
FK K
KR FK
29 Docidium
108.84 0.71
55.55 81.63
0.57 44.44
- -
- 81.63
0.81 55.55
30 Staurastrum
136.05 0.89
44.44 -
- -
68.03 0.64
33.33 -
- -
31 Cosmarium
- -
- 231.29
1.62 44.44
- -
- -
- -
32 Hydrodictyon
- -
- 81.63
0.57 44.44
- -
- 68.03
0.68 44.44
33 Pediastrum
81.63 0.53
44.44 108.84
0.76 33.33
- -
- -
- -
34 Gonatozygon
829.93 5.44
77.77 816.33
5.73 88.88
802.72 7.6
77.77 1360.54
13.55 88.88
35 Microthamnion
68.03 0.45
44.44 -
- -
68.03 0.64
44.44 -
- -
36 Shizogonium
68.03 0.45
33.33 -
- -
68.03 0.64
44.44 54.42
0.54 33.33
37 Hormidium
136.05 0.89
33.33 136.05
0.95 44.44
- -
- 68.03
0.68 33.33
38 Ulotrix
- -
- 244.9
1.72 55.55
176.87 1.68
55.55 -
- -
39 Dinobryon
54.42 0.36
33.33 54.42
0.38 33.33
- -
- -
- -
40 Mougeotia
68.03 0.45
44.44 68.03
0.48 44.44
- -
- -
- -
41 Spirogyra
- -
- 149.66
1.05 55.55
122.45 1.16
44.44 108.84
1.08 55.55
42 Dactylococcopsis
54.42 0.36
33.33 -
- -
- -
- -
- -
43 Lyngbya
122.45 0.8
55.55 68.03
0.48 44.44
- -
- 68.03
0.68 44.44
44 Oscillatoria
- -
- 408.16
2.86 66.66
408.16 3.87
44.44 163.27
1.63 55.55
45 Anabaena
68.03 0.45
33.33 -
- -
68.03 0.64
33.33 -
- -
46 Phacus
68.03 0.45
33.33 40.82
0.29 33.33
- -
- -
- -
47 Tribonema
122.45 0.8
44.44 -
- -
81.63 0.77
33.33 -
- -
Total 15.265,31
100 -
14.258,5 100
- 10.557,84
100 -
10.040,83 100
- Jumlah genera
33 -
- 31
- -
28 -
- 25
- -
Keterangan: Stasiun 1 : Daerah Keramba Stasiun 2 : Daerah Dermaga
Stasiun 3 : Daerah Pariwisata Stasiun 4 : Daerah Bebas Aktifitas
4.3. Indeks Keanekaragaman Diversitas Shannon-Wiener H’ dan Indeks Equitabilitas Keseragaman E.