3.1 Waktu dan Temp
Penelitian ini t 2015. Pengambilan sa
Haranggaol Horisan se Sumber Daya Alam
dan Ilmu Pengetahuan A
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat y GPS, ember 5 liter,
mikroskop cahaya, bot sedangkan bahan ya
Na
2
S
2
O
3
0,00125N da
3.3 Deskripsi Area 3.3.1 Stasiun 1
Stasiun 1 mer danau dan secara geogr
G BAB 3
METODE PENELITIAN
mpat Penelitian
ni telah dilaksanakan pada bulan Desember 2014 n sampel plankton dilaksanakan di perairan Da
n serta identifikasi dilaksanakan di Laboratorium m dan Lingkungan Departemen Biologi Fakul
huan Alam Universitas Sumatera Utara.
an
t yang digunakan pada penelitian ini adalah: r, botol sampel, pipet tetes, lakban coklat, c
, botol winkler gelap dan terang, tali tamban yang digunakan adalah lugol, MnSO
4
, KO dan amilum.
a
erupakan daerah keramba dan jaraknya 200 eografis terletak pada 02º52’09,9” LU 098º40’
Gambar 1. Stasiun 1 Daerah keramba
2014 sampai Maret Danau Toba desa
orium Pengelolaan kultas Matematika
lah: plankton net, , coolbox, plastik,
bang dan alat tulis KOH-KI, H
2
SO
4
,
200 meter dari tepi 098º40’25,3” BT.
3.3.2 Stasiun 2
Stasiun 2 merupaka 02º52’34,6” LU 098º
G
3.3.3 Stasiun 3
Stasiun 3 merupakan 02º51’56,6” LU 098º4
G
3.3.4 Stasiun 4
Stasiun 4 merupa terletak pada 02º51’06,3”
upakan daerah dermaga dan secara geografis 098º40’44,7” BT.
Gambar 2. Stasiun 2 Daerah Dermaga
kan daerah parawisata dan secara geografis 098º41’17,0” BT.
Gambar 3. Stasiun 3 Daerah Pariwisata
erupakan daerah bebas aktivitas kontrol dan s 02º51’06,3” LU 098º41’30,7” BT.
fis terletak pada
afis terletak pada
n secara geografis
Gambar
3.4 Pengambilan Sam 3.4.1 Pengambilan S
Pengambilan sampel menggunakan ember
sebanyak 5 kali tuang ulangan sebanyak 25
kali ulangan untuk set dalam bucket yang
dilakukan dengan me dan diberi label Mich
Identifikasi pl Daya Alam dan Ling
Pengetahuan Alam menggunakan mikrosk
menggunakan buku Pennak 1978 dan D
3.4.2 Pengukuran Laj
Pengambilan sampel gelap dan terang.
mikroorganisme tanpa mewakili konsumsi oks
Botol winkler gelap d
ar 4. Stasiun 4 Daerah Bebas Aktivitas Kont
ampel Sampel Plankton
pel plankton menggunakan metode purposive sam er bervolume 5 liter yang disaring ke dalam
uang sehingga total volume air yang tersarin 25 liter. Pengambilan sampel plankton dilakuka
uk setiap stasiun. Sampel plankton yang tersaring g selanjutnya dituang ke dalam botol sampe
menggunakan lugol sebanyak 3 tetes pada setia Michael, 1984.
plankton dilakukan di Laboratorium Penge ngkungan Departemen Biologi Fakultas Matem
Universitas Sumatera Utara. Sampel di kroskop
cahaya dan selanjutnya diident
buku identifikasi Edmondson 1963, Bold Djuhanda 1980.
Laju Produktivitas Primer
pel produktivitas primer dilakukan menggunaka g. Botol winkler gelap mewakili konsum
anpa proses fotosintesis sedangkan botol si oksigen oleh mikroorganisme disertai prose
p dan terang diikat dengan tali dan direndam ke 18
ontrol
e sampling dengan lam plankton net
ring untuk sekali kukan sebanyak 9
ng akan terkumpul mpel. Pengawetan
etiap botol sampel
ngelolaan Sumber tematika dan Ilmu
diamati dengan dentifikasi dengan
Wayne 1985,
unakan botol winkler konsumsi oksigen
ol winkler terang proses fotosintesis.
ke dalam perairan
hingga kedalaman penetrasi cahaya di perairan tersebut. Proses tersebut dilakukan untuk semua stasiun penelitian. Setelah 4 jam botol winkler gelap dan terang
diangkat kembali ke permukaan dan dilakukan pengukuran DO Disolved Oxygen. Nilai respirasi R diperoleh dengan mengurangkan DO awal dengan
DO akhir pada botol winkler gelap. Produktivitas kotor P
G
diperoleh dengan mengurangkan DO akhir pada botol winkler terang dengan DO akhir pada botol
winkler gelap. Produktivitas bersih P
N
diperoleh dengan mengurangkan nilai produktivitas kotor dengan nilai respirasi. Hasil Produktivitas neto yang diperoleh
dikonversi ke dalam satuan mg Cm
3
hari dengan cara mengalikan nilai produktivitas bersih dengan 375,36 konversi oksigen menjadi karbon dan hasil
yang diperoleh dikalikan lagi dengan 3 diperoleh dengan cara membagikan 12 jam dengan 4 jam lamanya fotosintesis.
Respirasi R = DO awal
– DO akhir botol gelap Produktivitas kotor P
G
= DO akhir botol terang – DO akhir botol gelap
Produktivitas bersih P
N
= Produktivitas kotor P
G
– Respirasi R Konversi
= P
N
×375,36 × 12lama fotosintesis mg Cm
3
hari Barus, 2004
3.5 Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan
Faktor fisik kimia perairan yang diukur mencakup:
3.5.1 Temperatur
o
C
Suhu air diukur dengan menggunakan termometer air raksa berskala 0-100
o
C yang dimasukkan pada badan air kira-kira 10 menit sampai penunjuk pada skala konstan. Diamati dan dibaca suhu yang tertera pada termometer.
3.5.2 Penetrasi Cahaya cm
Pengukuran penetrasi cahaya dilakukan menggunakan keeping sechii yang dimasukkan ke dalam air hingga tidak tampak dari permukaan dan diukur panjang
tali sebagai kedalaman penetrasi cahaya.
3.5.3 Intensitas Cahaya candella
Intensitas cahaya diukur menggunakan lux meter. Dicatat angka yang muncul pada lux meter tersebut.
3.5.4 pH potential of Hydrogen
Pengukuran pH menggunakan pH
meter yang telah dikalibrasi.
Dimasukkan pH meter ke dalam air lalu dibaca skala yang tertera pada pH meter tersebut.
3.5.5 DO Disolved Oxygen mgL
Pengukuran oksigen terlarut DO dilakukan dengan menggunakan metode Winkler lampiran A.
3.5.6 BOD
5
Biochemical Oxygen Demand mgL
Pengukuran BOD
5
dilakukan dengan metode Winkler. Sampel air yang diambil dari dalam perairan diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20
o
C. Diukur nilainya dengan menggunakan metode Winkler dimana nilai BOD
5
didapat dari pengurangan DO awal
– DO akhir Lampiran B.
3.5.7 Kejenuhan Oksigen
Harga kejenuhan oksigen dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Barus 2004:
KEJENUHAN =
2
[ ]
2
[ ]
x 100 O
2
[u] =Nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgL O
2
[t] =Nilai konsentrasi oksigen sebenarnya pada tabel sesuai dengan harga
temperatur.
3.5.8 COD Chemical Oxygen Demand mgL
Pengukuran COD dilakukan dengan menggunakan metode refluks di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit BTKLPP Kelas I
Medan.
3.5.9 Kandungan Nitrat dan Fosfat
Pengukuran kandungan nitrat dan fosfat dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian
Penyakit BTKLPP Kelas I Medan.
3.5.10 Total Suspended Solid TSS
Pengukuran kandungan
TSS dilakukan
dengan menggunakan
alat spektrofotometer di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian
Penyakit BTKLPP Kelas I Medan.
3.5.11 Total Disolved Suspended TDS
Pengukuran kandungan TDS dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian
Penyakit BTKLPP Kelas I Medan.
3.5.12 Warna Air
Pengukuran kandungan colour dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian
Penyakit BTKLPP Kelas I Medan.
3.5.13 Amoniak
Pengukuran kandungan amoniak dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian
Penyakit BTKLPP Kelas I Medan.
3.6 Analisis Data
Data plankton yang diperoleh dihitung nilai kelimpahan, kelimpahan relatif, frekuensi kehadiran, indeks diversitas Shannon-Wiener indeks
keanekaragaman, indeks equitabilitas keseragaman, dan indeks similaritas dengan persamaan menurut Brower et, al., 1990, Krebs 1985 dan Suin 2002
sebagai berikut:
a. Kelimpahan Plankton K
Jumlah plankton yang ditemukan dihitung jumlah individu per liter dengan menggunakan alat Haemocytometer dan menggunakan rumus modifikasi menurut
Isnansetyo Kurniastuty 1995, yaitu:
T P V 1
K = x
x x L p v W
Keterangan: N
= jumlah plankton per liter l T
= luas penampang permukaan Haemocytometer mm
2
L = luas satu lapang pandang mm
2
P = jumlah plankter yang dicacah
p = jumlah lapang yang diamati
V = volume konsentrasi plankton pada bucket ml
v = volume konsentrat di bawah gelas penutup ml
W = volume air media yang disaring dengan plankton net l
Karena sebagian besar dari unsur – unsur rumus ini telah diketahui pada
Haemocytometer, yaitu T = 196 mm
2
dan v = 0,0196 ml 19,6 mm
3
dan luas penampang pada Haemocytometer sama dengan hasil kali antara luas satu lapang
pandang L dengan jumlah lapang yang diamati p sehingga rumusnya menjadi: P V
K = indL
0,0196 W
b. Kelimpahan Relatif KR
Jumlah K dalam setiap spesies KR = x 100
Total K
Brower et, al., 1990
c. Frekuensi Kehadiran FK
Jumlah ulangan yang ditempati suatu spesies FK = x 100
Total ulangan
Dimana nila FK : – 25
= sangat jarang 25
– 50 = jarang
50 – 75
= sering 75
= sangat sering Krebs, 1985
d. Indeks Diversitas Shannon – Wiener H’ H’ = - ∑ pi ln pi