BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem Danau
Ekosistem perairan dapat dibedakan menjadi air tawar, air laut dan air payau seperti terdapat di muara sungai yang besar. Dari ketiga ekosistem perairan
tersebut, air laut dan air payau merupakan bagian terbesar yaitu lebih dari 97. Walaupun habitat air tawar menempati bagian yang sangat kecil, namun sangat
penting bagi manusia sebagai sistem pembuangan Fitra, 2008. Sebagian besar air tawar yang ada di permukaan bumi tersimpan dalam
bentuk massa es yang sangat besar di daerah kutub dan sebagai gletser di daerah pegunungan tinggi. Selain itu, air tawar juga terdapat dalam tanah yang muncul
sebagai mata air, mengalir di permukaan sebagai sungai, dan menggenang dalam danau dan kolam yang jumlahnya ±0,3 dari total volume air. Jumlah yang
sedikit inilah yang dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia dan jasad hidup lainnya Barus, 2007.
Ekosistem air tawar dibagi menjadi 2 jenis yaitu air diam misalnya kolam, danau dan waduk, serta air yang mengalir seperti misalnya sungai. Air diam
digolongkan sebagai perairan lentik, sedangkan air yang mengalir deras disebut lotik. Perairan lentik atau perairan menggenang dapat dibedakan menjadi tiga
bentuk yaitu rawa, danau dan waduk Barus, 2004. Danau adalah salah satu bentuk ekosistem yang menempati daerah yang
relatif kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut dan daratan. Bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan dengan luas
daerahnya. Keberadaan
ekosistem danau
memberikan fungsi
yang menguntungkan bagi kehidupan manusia rumah tangga, industri, dan pertanian
Yazwar, 2008. Danau sebagai salah satu habitat air tawar memiliki fungsi yang sangat
penting diantaranya sebagai pencegah kekeringan dan banjir, perikanan, pariwisata serta penyedia air bersih. Melihat pada fungsi dan peranan danau bagi
manusia, maka danau juga tidak terlepas dari pencemaran akibat ulah manusia itu
sendiri. Kegiatan masyarakat di sekitar danau, seperti keramba jaring apung dan pariwisata dapat mempengaruhi kualitas air karena dapat menghasilkan berbagai
macam limbah domestik baik organik maupun anorganik Adawiyah, 2011. Berdasarkan keadaan nutrisinya, Sinaga 2009 menggolongkan 3 jenis
yaitu: a. Danau Oligotrofik yaitu danau yang mengandung sedikit nutrien miskin
nutrien, biasanya dalam dan produktivitas primernya rendah. Sedimen pada bagian dasar kebanyakan mengadung senyawa anorganik dan konsentrasi
oksigen pada bagian hipolimnion tinggi. Walaupun jumlah orgnisme pada danau ini rendah tetapi keanekaragaman spesies tinggi.
b. Danau Eutrofik, yaitu danau yang mengandung banyak nutrien kaya nutrien, khususnya nitrat dan fosfor yang menyebabkan pertumbuhan alga dan
tumbuhan akuatik lainnya meningkat. Dengan demikian produktivitas primer pada danau ini tinggi dan konsentrasi oksigen rendah. Walaupun jumlah dan
biomassa organisme pada danau ini tinggi tetapi keanekaragaman spesies rendah.
c. Danau Distrofik yaitu yang memperoleh sejumlah bahan-bahan organik dari luar danau, khususnya senyawa-senyawa asam yang menyebabkan air
berwarna coklat. Produktivitas primer pada danau ini rendah, yang umumnya berasal dari hasil fotosintesa plankton. Tipe danau distrofik ini juga sedikit
mengandung nutrien dan pada bagian hipolimnion terjadi defisit oksigen. Suatu danau berlumpur mewakili bentuk danau distrofik.
2.2 Ekosistem Danau Toba