Menurut Barus 2004, nilai oksigen terlarut di suatu perairan mengalami fluktuasi harian maupun musiman. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh temperatur dan
juga aktifitas fotosintesis dari tumbuhan yang menghasilkan oksigen. Faktor yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam air adalah kenaikan suhu air, respirasi dan
masuknya limbah organik. Hutagalung et al., 1997 juga menambahkan bahwa sumber utama oksigen dalam air berasal dari udara melalui proses difusi dan dari
hasil fotosintesis tumbuhan air maupun fitoplankton pada siang hari.
h. TDS Total Disolved Suspended Jumlah Zat Padat Terlarut
Berdasarkan Tabel 5 dapat diperoleh nilai rata-rata TDS berkisar antara 77,3-78,5 mgL. Nilai TDS tertinggi terdapat pada stasiun 1 yang merupakan daerah
keramba dengan nilai 78,5 mgL dan nilai terendah terdapat pada stasiun 4 yang merupakan daerah bebas aktifitas dengan nilai 77,3 mgL. Nilai TDS pada
keempat stasiun tidak mengalami perbedaan terlalu jauh dan masih tergolong kategori belum tercemar. Tinggi rendahnya TDS pada suatu perairan dipengaruhi
oleh konsentrasi zat padat yang terlarut pada kawasan perairan tersebut seperti sampah organik maupun anorganik, kotoran manusia dan hewan, maupun lumpur.
Tinggi rendahnya nilai TDS juga mempengaruhi asupan cahaya matahari yang masuk ke badan perairan yang juga akan berdampak pada proses fotosintesis yang
dilakukan oleh tumbuhan air maupun fitoplankton. Menurut Alam 2011, kekeruhan yang tinggi pada suatu perairan dapat
mengakibatkan penetrasi cahaya rendah. Atmadja 1999 juga menambahkan bahwa semakin jernih suatu perairan maka semakin banyak cahaya yang
menembus perairan dan memperlancar proses fotosintesis yang mengakibatkan berlimpahnya alga tumbuh pada perairan.
i. TSS Total Suspended Solid Jumlah Zat Padat Tersuspensi
Berdasarkan Tabel 5 dapat diperoleh nilai TSS untuk keempat stasiun adalah sama yaitu 2 mgL. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah partikel tersuspensi pada
keempat stasiun relatif memiliki konsentrasi yang hampir sama dan tidak berbeda secara signifikan. Tinggi rendahnya nilai TSS juga sangat mempengaruhi cahaya
matahari yang masuk ke perairan. Nilai TSS yang tinggi dapat menurunkan
cahaya yang masuk sehhingga akan meningkatkan kekeruhan suatu perairan, dan sebaliknya nilai TSS yang rendah akan meningkatkan cahaya yang masuk ke
badan perairan dan menjadikan perairan lebih transparan dan cerah. Suin 2002 menyatakan bahwa tingginya nilai kekeruhan pada suatu
perairan mengakibatkan penetrasi cahaya akan berkurang. Kekeruhan air disebabkan karena adanya bahan-bahan yang melayang seperti lumpur dan
partikel-partikel debu. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2009, air yang keruh biasanya mengandung lumpur dan bahan organik sisa pembuangan
limbah masyarakat. Kondisi ini dapat mengakibatkan terhalangnya cahaya yang masuk ke dalam air sehingga proses fotosintesis menjadi terganggu.
j. Warna air