Pengujian Mutu Lateks 1. Plastisitas
Khairina Safitri : Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, 2010.
dan dapat langsung dibawa ke kamar pengeringan agar benar-benar kering. Melalui proses-proses di dalam ruangan yang menggunakan alat pemanas selama 5-7 hari,
maka crepe siap dipasarkan untuk dijadikan bahan lain.
_______________________________
22
Setiamidjaja, D. Op.Cit, hal 181. Bila tidak menggunakan kamar yang tidak menggunakan alat pemanas, pengeringan
bisa berlangsung sangat lama 2-4 minggu.
23
Sifat-sifat karet alam yang terpenting untuk menjamin mutunya: 1.
Viskositas harus cukup rendah 2.
Ketahanan oksidasi harus cukup tinggi 3.
Sifat-sifat pematangan harus cukup cepat matang tanpa penyaluran yang terlalu cepat
4. Kadar zat tambahan dan kotoran harus serendah mungkin
Pada pertemuan karet internasional di London pada tahun 1949 delegasi Perancis untuk pertama kalinya mengemukakan suatu cara baru bagi penggolongan
mutu karet alam. Menurut cara ini karet alam ini dibedakan jenis-jenis mutunya atas dasar sifat-sifat keterolahan dan sifat pematangan vulkanisasinya diketahui dengan
menentukan viskositas-Mooney karet alam mentah dengan “Mooney-viscosimeter”.
2.9. Pengujian Mutu Lateks 2.9.1. Plastisitas
Suatu bahan yang plastisitasnya tinggi mudah sekali berubah bentuk atau dengan kata lain mudah sekali mengalir, sehingga telah didefenisikan, bahwa plastisitas adalah
kepekaan terhadap deformasi, pengertian ini merupakan kebalikan dari pada pengertian viskositas-efektif, sedangkan viskositas-efektif didefenisikan sebagai
ketahanan terhadap deformasi. Metode pengujian viskositas umumnya bersifat mengukur konsistensi ketahanan terhadap deformasi.
24
Khairina Safitri : Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, 2010.
Plastisitas awal adalah plastisitas karet mentah yang langsung diuji tanpa perlakuan khusus sebelumnya. Plastisitas retensi indeks adalah cara pengujian untuk
mengukur ketahanan karet terhadap degradasi oleh oksidasi pada suhu tinggi. _______________________________
23
Tim Penulis PS, Op Cit, hal 322-324
24
Kartowardoyo, S., Op Cit, hal 2, 5 Karet yang mempunyai plastisitas retensi indeks tinggi mempunyai rantai molekul
yang tahan terhadap oksidasi, sedangkan yang mempunyai plastisitas retensi yang rendah mudah teroksidasi menjadi karet lunak.
Plastisitas retensi indeks ini sangat penting karena plastisitas retensi index menunjukkan keadaan dari molekul itu sendiri, menunjukkan sejauh mana akan terjadi
pemecahan karet jika dipanaskan. Plastisitas retensi indeks ukuran terhadap tahan usang karet dan plastisitas retensi indeks dipakai sebagai petunjuk mudah tidaknya
karet itu dilunakkan dalam gilingan pelunak masicator. Plastisitas retensi indeks dapat ditentukan dengan Wallace Plastimeter. Dengan alat ini ditentukan plastisitas
dari karet sebelum dipanaskan pada suhu 140 C selama 30 menit.
Nilai plastisitas dari karet dapat menurun oleh karena faktor-faktor: 1.
Karet dijemur dibawah sinar matahari 2.
Karet dipanaskan terlalu tinggi 3.
Karet terlalu banyak digiling atau direndam terlalu lama 4.
Karet mengandung banyak kotoran
Karet-karet mutu rendah setelah digiling dan diuji beberapa kali, adakalanya mempunyai plastisitas retensi indeks yang sangat rendah. Karet-karet yang sudah
teroksidasi terlalu banyak memang mempunyai plastisitas retensi indeks rendah dan karet demikian tidak dapat diperbaiki plastisitas retensi indeksnya.
25