Khairina Safitri : Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, 2010.
3.6. Pengolahan Data 3.6.1 Penentuan Kesalahan
3.6.1.1. Kesalahan Sistemetik
Tipe kesalahan ini memiliki nilai tertentu sehingga besarnya dapat dihitung. Kesalahan ini dapat dilihat dari rata-rata data yang berbeda dengan nilai yang
sesungguhnya. Kesalahan ini terbagi tiga: a.
Kesalahan Instrumental, bersumber dari instrumennya sendiri. Timbul karena efek lingkungan pada instrumen, misalnya kesalahan nol atau penyimpangan nol dalam
pembacaan skala. Kesalahan ini diminimalkan dengan kalibrasi seperti cara yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya kalibrasi alat atau penggunaan blanko.
b. Kesalahan Metode terkandung secara inheren pada metode yang digunakan.
Sumbernya adalah sifat kimia dari sistem. Dalam penelitian ini, zat-zat kimia yang dipakai terlebih dahulu distandardisasi untuk memastikan konsentrasinya.
c. Kesalahan Personal, adalah kesalahan yang dilakukan oleh seorang analis ataupun
karena kesalahan prosedur. Kesalahan ini dapat dikurangi dengan meningkatkan
ketelitian dan kedisiplinan analis.
3.6.1.2. Kesalahan Random Indeterminate
Tipe kesalahan ini disebabkan oleh banyaknya variabel bebas dan pengulangan dalam setiap pengukuran kimia dan fisika. Kesalahan terjadi ketika sebuah sistem
pengukuran diteruskan hingga ke sensitifitas maksimumnya. Terdapat banyak kontributor kesalahan random, namun tidak ada yang dapat diidentifikasi dan dihitung
karena sangat kecil dan tidak dapat dideteksi secara tersendiri. Kesalahan ini dapat dilihat dari data-data yang tersebar di sekitar nilai rata-rata yang merefleksikan
ketelitian
Kesalahan Gabungan Pengukuran
Khairina Safitri : Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, 2010.
Kebanyakan hasil akhir dalam kimia fisika dihasilkan dari perhitungan pengukuran- pengukuran yang digabungkan. Hal ini penting untuk memastikan bagaimana
kesalahan pengukuran individual mempengaruhi hasil akhir. Penjumlahan atau pengurangan; jika kuantitas diberi simbol A dan B, dan ketilitian
ketidakpastian diberikan simbol a dan b, maka untuk memperoleh ketelitian c dari hasil C:
A±a + B±b = C±c, maka
2 2
b a
c +
= .
3.4 Perkalian atau pambagian; jika A±a x B±b = C±c atau A±a B±b = C±c,
maka
2 2
B b
A a
C c
+
=
. 3.5
3.6.2. Penentuan Ketidakpastian dalam Significant Figure 3.6.2.1. Menghitung ketidakpastian volume
Ketidakpastian gelas ukur 25 ml
Preparasi sampel menggunakan gelas ukur 25 ml untuk mengukur volume 20 ml sampel yang akan di transfer ke labu takar 100 ml.
Ketidakpastian gelas ukur 25 ml, dengan toleransi ± 0,5 ml dapat dihitung dari penggabungan tiga pengaruh utama terhadap volume, yaitu : kalibrasi, pengaruh suhu
dan perulangan. 1 kalibrasi
6 5
.
_ 25
=
cal
V u
= 20.412 x 10
-2
ml
2 perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi
Suhu yang tertera pada alat gelas volumetri 20 C, sedangkan suhu
laboratorium bervariasi antara ± 10 C. Ketidakpastian karena pengaruh ini dapat
dehitung dari perbedaan suhu dengan koefisien pemuaian volume air 2,1 x 10
-4 o
C
-1
, dimana akan memberikan :
Khairina Safitri : Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, 2010.
3 0525
. 0525
. 10
1 .
2 10
25
_ 20
4
= =
± ∆
±
−
temp
V u
mL x
x x
x t
x V
γ
= 3.03 x 10
-2
mL
3 Perulangan Dalam penelitian ini perulangan tidak ditentukan secara langsung dalam
laboratoriun, maka diasumsikan ketidakpastian perulangan pengisian gelar ukur adalah ± dengan distribusi seragan. Ini dikarebakan gelas ukur diisi setetes demi
setetes.
3 05
.
_ 25
=
rep
V u
= 2.8868 x 10
-2
mL
Ketidakpastian Gabungan Gelas Ukur 25 mL
mL x
x x
x V
u V
u V
u V
u
rep temp
cal
2 2
2 2
2 2
2 2
_ 25
2 _
25 2
_ 25
25
10 3416
. 4
10 8868
. 2
10 03
. 3
10 412
. 20
− −
− −
= +
+ =
+ +
=
3.7. Analisa Data