Khairina Safitri : Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, 2010.
mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator, dan bahan-bahan pembungkus logam.
20
_______________________________
18
Stevens, M. P., Kimia Polimer [Jakarta : Pradnya Paramita, 2001], hal 588-589.
19
Spillene, J.J., Komoditi Karet [Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1989] hal 16-17
20
Tim Penulis PS, Op Cit, hal 41 Ikatan rangkap pada setiap molekul hidrokarbon cis-1,4-poliisoprena
memungkinkan teradisinya atom halogen, oksigen atau belerang. Apabila molekul- molekul tersebut mengadisi atom-atom belerang, maka terjadi proses yang lazimnya
disebut proses pematangan proses vulkanisasi.
Karet alam mentah tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon cis-1,4- poliisoprena, tetapi juga mengandung suatu kadar rendah bahan-bahan bukan karet
yang besarnya tidak tetap, karena tergantung pada musim, iklim, keadaan tanah, faktor-faktor biologis tertentu, dan sebagainya. Bahan-bahan bukan karet tersebut
antara lain terdiri dari air, protein dan abu.
Variasi kadar bahan-bahan bukan karet menyebabkan karet alam mentah mempunyai laju matang yang berbeda-beda. Bahan-bahan bukan karet ini, meskipun
kecil kadarnya dalam karet alam mentah, mempunyai pengaruh yang penting pada proses pematangan proses vulkanisasi kompon-karet dan sifat fisik vulkanisatnya.
Jelas bahwa faktor-faktor pada bahan mentah jenis klon pada karet, iklim, musim, tanah, dan lain-lain dan faktor-faktor pengolahan cara pengkoagulasian, cara
pengeringan, dan lain-lain dapat menjadi sebab adanya perbedaan dalam sifat-sifat karet tersebut.
21
2.8. Pengolahan Karet Crepe
Krep crepe adalah produk lainnnya yang dihasilkan dalam pengolahan karet alam. Bila menggunakan bahan baku lateks, pelaksanaan pungutan lateks atau penyadapan
Khairina Safitri : Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, 2010.
di kebun dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh krep yang baik kualitasnya.
________________________________
21
Kartowardoyo, S., Penggunaan Wallace-Plastimeter Untuk Penentuan Karakteristik-Karakteristik Pematangan Karet Alam [Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada 1980], hal 27-28.
Proses pembutaan krep dengan bahan baku lateks berlangsung dengan urutan pengolahan : penyaringan, pencampuran dan pengenceran lateks, pembekuan,
penggilingan, pengeringan, sortasi dan pembungkusan.
22
Untuk dibuat menjadi karet crepe, lateks segar yang telah dikumpulkan dari kebun terlebih dahulu disaring di tempat pengolahan. Penyaringan dilakukan beberapa
kali untuk mendapatkan lateks yang baik dan bersih sebagai bahan baku. Kemudian, lateks diencerkan sampai kadarnya menjadi sekitar 20. Pengenceran dilakukan
dengan natrium bisulfit yang juga merupakan bahan pemutih.
Asam format atau asam semut ditambahkan dalam lateks yang dibekukan, bisa juga menggunakan asam asetat. Bila menggunakan asam format sebagai pembeku,
dosisnya adalah 0.5-0.7 ml per liter lateks. Sedangkan dosis asam asetat 1-1.4 ml untuk setiap liter lateks. Asam pembeku ini diberikan ke lateks segera setelah natrium
bisulfit diberikan. Kemudian, larutan diaduk secara merata. Busa atau buih-buih yang timbul pada permukaan larutan segera dibuang. Pembuangan busa yang kurang baik
dapat menimbulkan garis-garis pada crepe kering.
Untuk mencegah proses oksidasi yang menyebabakan warna ungu pada crepe, ditambahkan air bersih atau larutan natrium bisulfit 1 hingga airnya melebihi
permukaan lateks. Pemberian natrium bisulfit juga dapat menghindarimengurangi warna kuning lateks. Lateks beku dengan ukuran yang besar harus dipotong-potong
terlebih dahulu agar mudah digiling.
Setelah penggilingan selesai, lembaran crepe digantung agar sisa-sisa air menetes dan dibantu pengeringannya oleh angin. Penggantungan cukup beberapa jam
Khairina Safitri : Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, 2010.
dan dapat langsung dibawa ke kamar pengeringan agar benar-benar kering. Melalui proses-proses di dalam ruangan yang menggunakan alat pemanas selama 5-7 hari,
maka crepe siap dipasarkan untuk dijadikan bahan lain.
_______________________________
22
Setiamidjaja, D. Op.Cit, hal 181. Bila tidak menggunakan kamar yang tidak menggunakan alat pemanas, pengeringan
bisa berlangsung sangat lama 2-4 minggu.
23
Sifat-sifat karet alam yang terpenting untuk menjamin mutunya: 1.
Viskositas harus cukup rendah 2.
Ketahanan oksidasi harus cukup tinggi 3.
Sifat-sifat pematangan harus cukup cepat matang tanpa penyaluran yang terlalu cepat
4. Kadar zat tambahan dan kotoran harus serendah mungkin
Pada pertemuan karet internasional di London pada tahun 1949 delegasi Perancis untuk pertama kalinya mengemukakan suatu cara baru bagi penggolongan
mutu karet alam. Menurut cara ini karet alam ini dibedakan jenis-jenis mutunya atas dasar sifat-sifat keterolahan dan sifat pematangan vulkanisasinya diketahui dengan
menentukan viskositas-Mooney karet alam mentah dengan “Mooney-viscosimeter”.
2.9. Pengujian Mutu Lateks 2.9.1. Plastisitas