Khairina Safitri : Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, 2010.
3.2. Bahan – Bahan yang digunakan
1. Lateks
Perkebunan Rakyat Galang, Sumatera Utara 2.
Belimbing wuluh 3.
Kertas lakmus indikator 4.
Kertas Sigaret
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian laboratorium dengan disain faktorial 6x4 model tetap a. Populasi
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai populasi adalah lateks yang diperoleh dari Perkebunan Rakyat Galang, Sumatera Utara dan bersifat homogen.
b. Pengambilan Sampel Berdasarkan sifat populasi yang homogen maka tekhnik pengampilan sampel yang
digunakan adalah tekhnik pengambilan sampel acak sederhana dimana lateks yang digumpalkan dengan variasi ekstrak belimbing wuluh Averrhoa billimbi L
membentuk koagulum. Hasil dari proses penggumpalan ini kemudian digiling dan setelah itu dilakukan pengujian mutu karet dan pengulangan dilakukan sebanyak dua
kali untuk setiap perlakuan dari masing-masing sampel.
c. Variabel 2.
Variabel bebas : - ekstrak belimbing wuluh 3.
Variabel terikat : - plastisitas awal -
plastisitas retensi index -
viskositas mooney - kadar abu
Khairina Safitri : Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, 2010.
4. Variabel tetap : - volume lateks 100 ml
- jumlah gilingan lateks basah 6 kali - jumlah gilingan lateks kering 3 kali
- lama pengeringan 7 hari
d. Pengambilan Data Data diperoleh dengan :
1. Penentuan plastisitas awal dan plastisitas retensi index dengan plastimeter.
2. Penentuan viskositas mooney dengan mooney viskosimeter.
3. Penentuan kadar abu
e. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunkan desain eksperimen faktorial 6x4 model tetap
dimana enam adalah koagulum yang digunakan dan empat adalah uji karet dengan perbandingan 20:100 ; 40:100 ; 60:100 ; 80:100 ; 100:100.
3.4. Prosedur Kerja 3.4.1. Pembuatan ekstrak belimbing wuluh
1. Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L dibersihkan dan dipotong kecil-kecil 2. Dihaluskan
3. Diperas kemudian disaring 4. Ekstrak belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L digunakan sebagai penggumpal
lateks
3.4.2. Penggunaan ekstrak belimbing wuluh Averrhoa billimbi L sebagai penggumpal lateks
1. Disediakan lateks kebun sebanyak 600 ml
Khairina Safitri : Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet, 2010.
2. Masing-masing 100 ml lateks dimasukkan ke dalam 6 mangkok penggumpal,
untuk mangkok 1; ditambahkan asam formiat sebanyak 20 ml, asam formiat digunakan sebagai kontrol.
3. Untuk mangkok ke-2 sampai ke 6 ditambahkan ekstrak belimbing wuluh dengan
volume penambahan 20 ml ; 40 ml ; 60 ml ; 80 ml ; dan 100 ml 4.
Masing-masing koagulum karet yang terbentuk ditambahkan air secukupnya untuk menutupi permukaan koagulum karet, kemudian didiamkan selama satu malam.
5. Selanjutnya masing-masing koaglum digiling dengan alat creper sebanyak enam
kali gilingan dan dikeringkan 7 hari sehingga menghasilkan karet kering. 6.
Setelah itu masing-masing koagulum karet yang sudah kering digiling dengan blending mill sebanyak tiga kali
7. Karet kering yang dihasilkan diuji mutu karetnya yaitu Plastisitas Awal Po,
Plastisitas Retensi Indeks PRI, Viskositas Mooney dan Kadar Abu sesuai dengan ketentuan SIR Standar Indonesia Rubber.
3.5. Pengujian mutu karet 3.5.1. Penetapan nilai Plastisitas Awal dan Plastisitas Retensi Index PRI