11. Bagaimana persepsi anda terhadap aktivitas keagamaan dan para tokoh-
tokoh agama yang dituding sebagai penyebaran terorisme ? 12.
Bagaimana persepsi anda terhadap film ini yang dijadikan sebagai bentuk klarifikasi para Muslim yang distigmatisasi sebagai teroris?
13. Apakah dalam film My name is Khan mengandung nilai yang positif dan
negatif ? Jika ada, nilai positif atau negatif apa yang anda tangkap dari film ini ?
14. Bagaimana persepsi akhir anda terhadap stigma terorisme yang dikaitkan
kepada Islam setelah menyaksikan film ini?
IV.2.1 Informan Pertama
Fiqi Listiya Fujiyasih, mahasiswi yang berusia 21 tahun ini adalah salah satu mahasiswi semester akhir di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Fiqi
Listiya Fujiyasih, atau yang akrab dipanggil dengan Fiqi ini juga aktif dalam beberapa organisasi kampus seperti UKMI As-Siyasah Fisip USU dan KAMMI
Merah Putih USU yang menduduki bidang informasi dan komunikasi. Mahasiswi bersuku jawa ini memiliki hobi membaca buku-buku fiksi ilmiah, yang salah satu
buku favoritnya adalah “negeri 5 menara”. Fiqi juga salah satu mahasiswi yang sedang sibuk menyelesaikan tugas akhirnya tentang analisis wacana terhadap novel
“Negeri 5 Menara”. Selain menjadi mahasiswi yang aktif dibeberapa organisasi kampus, ia juga bekerja sebagai kontributor free lance majalah Sabili. Informan
yang satu ini juga sangat aktif dalam beberapa kegiatan keagamaan di lingkungan FISIP USU seperti menjadi mentor mahasiswi lainnya untuk mengajarkan nilai-
Universitas Sumatera Utara
nilai ke-Islaman sesuai dengan syariah seperti yang telah ditetapkan di dalam ajaran Islam.
Informan seperti dalam kutipan wawancara yang dilakukan oleh peneliti saat dilapangan, sangat menaruh simpati yang teramat mendalam pada stigma
terorisme terhadap Islam. Ia merasa sangat miris dengan situasi dan kondisi yang tengah dihadapi masyarakat Islam pada saat itu, meski informan pada peristiwa itu
masih duduk dibangku SMP kelas 1 dan belum mengerti dengan keadaan yang dilihatnya. Informan mengaku ia cukup terperangah melihat siaran televisi yang
menyiarkan secara langsung peristiwa yang merekam detik demi detik hancurnya menara kembar World Trade Center dan Pentagon di negara Amerika Serikat.
Peristiwa 11 September 2001, Kebesaran Amerika negara adidaya seolah runtuh karena hancurnya menara kembar World Trade Center dan Pentagon diserang oleh
sekelompok teroris telah menewaskan 3000 jiwa warga Amerika Serikat. Sejak peristiwa tersebutlah kata terorisme mencuat ke permukaan walaupun pada
dasarnya istilah terorisme itu sudah dikenal di negara Prancis. Menurut informan, film My name is Khan yang dirilis pada 12 Februari
2010 ini menjadi sebuah luka lama yang dibuka lagi. Pasca peristiwa tersebut Islam seolah dicoreng mukanya, karena dalih sekelompok orang yang
mengatasnamakan agama dengan doktrin jihad. Dan pasca peristiwa tersebut banyak masyarakat minoritas Muslim di Amerika Serikat menjadi korban
kemarahan warga Amerika lainnya. Tidak hanya itu, Afghanistan negara yang dituding sebagai tempat persembunyian Osama Bin Laden, yaitu pimpinan jaringan
Al-Qaedah, jaringan terorisme yang telah menghancurkan letak kebesaran negara Amerika Serikat itu menjadi sasaran Invasi negara adidaya tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Seolah mensituasikan kondisi seperti yang terjadi dalam beberapa tahun yang lalu digambarkan dalam film My name is Khan. Film My name is Khan yang
diharapkan dapat memberikan pengertian atau pun informasi yang lebih terhadap masayarakat non-muslim setelah menyaksikan film tersebut, bahkan juga
masyarakat non-muslim yang berpikiran bahwa ajaran Islam adalah terorisme dan orang-orang Islam adalah teroris dapat merubah pandangannya setelah menonton
film My name is Khan dikritisi oleh Informan bahwa film ini belum sampai pada tahap tersebut. Informan mengharapkan bahwasanya walaupun film ini bukan film
dokumenter atau pun film yang sengaja dikhususkan untuk merehabilitasi stigma yang telah terbentuk pada sebahagian masyarakat dunia, maka harus dibuat secara
benar dan tegas. Keberadaan media dalam menyampaikan informasi kepada khalayak
mengenai terorisme harusnya menjadi sarana yang dapat membentuk kognitif para khalayaknya jauh dari keterkaitan agama sebagai dasar dari tindakan terorisme,
tetapi yang diamat sayangkan bawa media selalu membawa-bawa agama dalam kasus-kasus terorisme dan membebaskan para teroris mengungkapkan klaim dasar
tindakannya, hal ini seolah memang sudah diwacanakan, tutur informan. Saat ditanyakan kepada informan, bagaimana persepsinya terhadap Islam yang
distigmatisasi sebagai terorisme, mahasiswa penyuka warna pink ini menegaskan bahwa tetap tidak menerima tentang ajaran Islam adalah ajaran terorisme, sedikit
menambahkan tentang konsep jihad yang diklaim para teroris dalam melakukan terorisme adalah kesalahan besar. Jihad memang ada dalam ajaran Islam, tapi
Islam tidak pernah mengajarkan jihad dengan kekerasan. Jihad yang sesungguhnya membawa kita dari kegelapan ke arah yang terang. Informan juga
Universitas Sumatera Utara
sangat menyesalkan keadaan yang mengkaburkan inti atau arti dari Jihad itu sendiri.
Publikasi yang terus menerus melalui media massa mengangkat keterkaitan Islam dengan terorisme seolah membuat pemahaman bahwasanya
Islam dan bagian-bagiannya harus diwaspadai. Di dalam film My name is Khan kita bisa melihat beberapa simbol-simbol agama seperti wanita bercadar, lelaki
yang berjenggot dan berjubah dicurigai dan diwaspadai sebagai karakteristik teroris, setiap kegiatan ke Islaman tidak bisa bebas karena selalu dimata-matai dan
dianggap dapat melahirkan teroris-teroris baru. Beberapa jaringan atau organisasi kepemudaan Islam juga ditakutkan merupakan jaringan terorisme, padahal tidak
semua orang Islam, tidak semua jaringan organisasi Islam, dan tidak semua kegiataan ke Islaman adalah bagian dari terorisme.
Pesan dalam film My name is Khan cukup tertangkap dengan jelas dan kuat oleh informan. Jika dilihat dari hasil film tersebut secara keseluruhan sangat
memuaskan, apalagi para aktoraktis yang berperan dalam film tersebut sangat berkualitas, khususnya Shahrukhan yang berperan sebagai Khan dalam film
tersebut. Durasi yang cukup panjang dalam film ini, serta alur yang maju mundur mengisahkan satu persatu dari bagian cerita dalam film tersebut menjadi sangat
menarik dan sangat unik. Film ini benar-benar menyampaikan isi pesannya kepada seluruh masyarakat dunia, kalimat yang selalu berulang di dalam beberapa
adegan, “My name is Khan, and I’m not Terorist” cukup mempresentasikan pesan yang ingin disampaikan dalam film yaitu Khan, sebuah marga di India yang
menganut Islam bukanlah teroris. Ini mengungkapkan Islam bukanlah teroris dan tidak semua Muslim adalah teroris. Walaupun ada beberapa adegan di dalam film
Universitas Sumatera Utara
tersebut yang menurut informan cukup menyalahi aturan dan syariah Islam, tetapi film ini sangat bagus menanamkan pendidikan moral dan nilai kemanusian yang
cukup tinggi yang mengajarkan toleransi antar umat beragama dan menumbuhkan semangat tolong-menolong diantara masyarakat dengan perbedaan-perbedaan
tersebut.
IV.2.2 Informan Kedua