kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
1.5.3 Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Film adalah gambar yang bergerak moving picture. Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan
proyektor Ardianto, 2004:135. Menurut Effendy film diartikan sebagai hasil budaya dan sebagai alat kesenian. Film sebagai media komunikasi massa yang
merupakan hasil dari berbagai teknologi rekaman suara, kesenian, baik seni rupa, teater, sastra dan arsitektur serta musik. Film yang dipertunjukkan di gedung
bioskop adalah film teatrikal yang mempunyai persamaan dengan televisi dalam hal sifatnya yang audio visual, hanya saja dibedakan pada mekanik dan non
elektronik dalam proses komunikasinya dan dalam fungsinya rekreatif, edukatif, dan persuasif.
Dalam perspektif komunikasi massa, film dimaknai sebagai pesan-pesan yang disampaikan dalam komunikasi film yang memahami hakikat, fungsi dan
efeknya. Perspektif ini memerlukan pendekatan yang terfokus pada film sebagai proses komunikasi, disamping itu dengan meletakkan film dalam konteks sosial,
politik, dsn budaya sama artinya dengan memahami prefensi penonton yang pada gilirannya menciptakan citra penonton film Irawanto, 1999:11.
1.5.4 Stigma Teroris Terhadap Islam
Berbagai pendapat pakar dan badan pelaksana yang menangani masalah terorisme, mengemukakan tentang pengertian terorisme secara beragam. Teror
Universitas Sumatera Utara
mengandung arti penggunaan kekerasan, untuk menciptakan atau mengkondisikan sebuah iklim ketakutan didalam kelompok yang lebih luas. Menurut Walter Reich
Hendropriyono, 2009:26, terorisme adalah a strategy of violence designed to promote desired outcomes by instilling fear in the public at large suatu strategi
kekerasan yang dirancang untuk meningkatkan hasil-hasil yang diinginkan, dengan cara menanamkan ketakutan di kalangan masyarakat umum.
Dalam The World Dictionary, stigma berarti tanda aib atau sesuatu yang ternoda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indoensia, stigma berarti ciri negatif yang
menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. httpWikipedia.com. Stigma negatif terhadap Islam sebagai teroris berhasil
dibentuk oleh media barat, pengakuan para teroris yang berdalih menegakkan ajaran agama, jihad sebagai dasar dalam melakukan aksi terorismenya membuat
masyarakat terpengaruh untuk dalam menilai terorisme yang dikaitkan kepada Islam. Hal ini ditunjukkan oleh reaksi masyarakat pada sikap paranoidnya dan
kecurigaan terhadap simbol-simbol Islam seperti cadar, jubah, jenggot, aktivitas keagamaan, para tokoh fanatik agama, dan organisasi keagamaan.
1.5.5 Teori S-O-R