I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah persepsi mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara terhadap stigma teroris dalam film My Name Is Khan ?”
I.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak mengkaburkan penelitian. Agar permasalahan
tidak melebar, maka perlu pembatasan yang berkaitan dengan teori rumusan masalah yang akan menempatkan variabel yang diteliti. Adapun yang menjadi
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Penelitian ini bersifat kualitatif, bertujuan memberikan gambaran atau mendeskripsikan persepsi mahasiswamahasiswi FISIP USU terhadap
stigma teroris dalam film My Name is Khan. 2.
Subjek penelitian ini untuk selanjutnya disebut sebagai informan adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas
Sumatera Utara program Regular S-1 yang sengaja dipilih dan telah dibatasi sebanyak 10 orang.
3. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2010.
Universitas Sumatera Utara
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap film My Name Is Khan secara keseluruhan.
2. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang stigma terorisme dalam
film My name is Khan.
I.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian serta menambah bahan referensi dan sumber bacaan bagi
lingkungan FISIP USU. b.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khususnya yang berkaitan dengan kajian Ilmu SosialKomunikasi
mengenai persepsi. c.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan bagi pihak yang berkepentingan dan membutuhkan
pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.
I.5 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun
Universitas Sumatera Utara
kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 1995:39.
Kerlinger Rakhmat, 1993:6 menyebutkankan teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi, dan proporsi yang mengemukakan pandangan
sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Adapun teori yang digunakan dalam
penelitian ini :
I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa latin “communicatio”. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis”
yang berarti sama; sama di sini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang
disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Sedangkan menurut Lasswell melalui paradigmanya. Komunikasi adalah who says what in which
channel to whom with what effect? Jadi unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi menurut paradaigma Lasswell ada lima yaitu : komunikator source,
sender, pesan massage, media channel, komunikan receiver, efek effect Effendy, 2005:9-10.
Menurut Everet M. Rogers Canggara, 2006:19, bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku. Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim, melalui media
Universitas Sumatera Utara
cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat Rakhmat, 2000:189.
Menurut Dominick Ardianto, 2004:15 fungsi komunikasi massa bagi masyarakat terdiri dari surveillance pengawasan, interpretation penafsiran,
linkage ketertarikan, transmission of values penyebaran nilai dan entertainment hiburan. Berikut ini adalah perubahan yang terjadi pada diri
khalayak komunikasi massa Rakhmat, 2000:219 yaitu : 1.
Efek kognitif, yaitu terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami dan dipersepsi khalayak.
2. Efek afektif, yaitu timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai.
3. Efek konatif, yaitu merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan prilaku.
1.5.2 Media Massa
Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian
khalayak secara serempak simultaneous dan serentak instananeous. Para sarjana sepakat bahwa jenis-jenis media yang digolongkan dalam media massa
adalah pers, siaran radio, televisi, dan film. Media massa inilah yang paling sering menimbulkan masalah dalam semua bidang kehidupan, yang semakin lama
semakin kompleks karena perkembangan teknologi. Sehingga senantiasa
Universitas Sumatera Utara
memerlukan pengkajian yang seksama. Sifat media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi massa harus benar-benar mendapat
perhatian, karena erat sekali kaitannya dengan khalayak yang diterpa Ardianto, 2004:39.
Media massa memiliki Fungsi-fungsi sebagai berikut Mc Quail, 1991:3 : 1.
Media merupakan produksi yang berubah dan berkembang yang mencipatakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri
lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut
dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. 2.
Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat control, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan
sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lain. 3.
Media merupakan lokasi forum yang semakin berkembang untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang
bertaraf nasional maupun internasional. 4.
Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian perkembangan seni atau simbol tetapi juga
dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma- norma.
5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran citra realitas sosial, tetapi juga masyarakat dan
Universitas Sumatera Utara
kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
1.5.3 Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Film adalah gambar yang bergerak moving picture. Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan
proyektor Ardianto, 2004:135. Menurut Effendy film diartikan sebagai hasil budaya dan sebagai alat kesenian. Film sebagai media komunikasi massa yang
merupakan hasil dari berbagai teknologi rekaman suara, kesenian, baik seni rupa, teater, sastra dan arsitektur serta musik. Film yang dipertunjukkan di gedung
bioskop adalah film teatrikal yang mempunyai persamaan dengan televisi dalam hal sifatnya yang audio visual, hanya saja dibedakan pada mekanik dan non
elektronik dalam proses komunikasinya dan dalam fungsinya rekreatif, edukatif, dan persuasif.
Dalam perspektif komunikasi massa, film dimaknai sebagai pesan-pesan yang disampaikan dalam komunikasi film yang memahami hakikat, fungsi dan
efeknya. Perspektif ini memerlukan pendekatan yang terfokus pada film sebagai proses komunikasi, disamping itu dengan meletakkan film dalam konteks sosial,
politik, dsn budaya sama artinya dengan memahami prefensi penonton yang pada gilirannya menciptakan citra penonton film Irawanto, 1999:11.
1.5.4 Stigma Teroris Terhadap Islam
Berbagai pendapat pakar dan badan pelaksana yang menangani masalah terorisme, mengemukakan tentang pengertian terorisme secara beragam. Teror
Universitas Sumatera Utara
mengandung arti penggunaan kekerasan, untuk menciptakan atau mengkondisikan sebuah iklim ketakutan didalam kelompok yang lebih luas. Menurut Walter Reich
Hendropriyono, 2009:26, terorisme adalah a strategy of violence designed to promote desired outcomes by instilling fear in the public at large suatu strategi
kekerasan yang dirancang untuk meningkatkan hasil-hasil yang diinginkan, dengan cara menanamkan ketakutan di kalangan masyarakat umum.
Dalam The World Dictionary, stigma berarti tanda aib atau sesuatu yang ternoda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indoensia, stigma berarti ciri negatif yang
menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. httpWikipedia.com. Stigma negatif terhadap Islam sebagai teroris berhasil
dibentuk oleh media barat, pengakuan para teroris yang berdalih menegakkan ajaran agama, jihad sebagai dasar dalam melakukan aksi terorismenya membuat
masyarakat terpengaruh untuk dalam menilai terorisme yang dikaitkan kepada Islam. Hal ini ditunjukkan oleh reaksi masyarakat pada sikap paranoidnya dan
kecurigaan terhadap simbol-simbol Islam seperti cadar, jubah, jenggot, aktivitas keagamaan, para tokoh fanatik agama, dan organisasi keagamaan.
1.5.5 Teori S-O-R
S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah
sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Menurut stimulus response ini efek yang
ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
Universitas Sumatera Utara
komunikan Effendy, 2003:254. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah Pesan stimulus, S, Komunikan organism, O, Efek response, R
Dalam proses perubahan persepsi dan sikap ditandai dengan adanya perubahan ketika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip
pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu: Perhatian, pengertian, dan
penerimaan. Berdasarkan uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori S-O- R dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar I Model S-O-R
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus yang diberikan kepada organism dapat
diterima atau ditolak. Jika pada proses selanjutnya terhenti, ini berarti stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organism, maka tidak ada perhatian
attention dari organism. Jika stimulus diterima oleh organism, dalam hal ini stimulus efektif dan ada reaksi. Langkah selanjutnya adalah jika stimulus telah
Stimulus : Organism :
• Perhatian
• Pengertian
• Penerimaan
Respon : persepsi
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan perhatian dari organism, kemampuan dari organism inilah yang dapat melanjutkan proses berikutnya. Pada langkah berikutnya organism dapat
menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga terjadi kesediaan dalam mengubah sikap.
Sehubungan dengan penjelasan diatas, teori S-O-R dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Stimulus : Stigma Terorisme dalam Film My Name is Khan.
- Organism : 10 orang mahasiswamahasiswi FISIP.
- Response : Efek yang ditimbulkan para informan berupa persepsi.
I.5.6 Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses
tersebut mempengaruhi perilaku kita Mulyana, 2005:167. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi sensory stimuli. Rakhmat, 2005:51.
Kimbal Young Walgito, 1986:89 mengatakan, “persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktivitas merasakan, menginterpretasikan dan memahami
objek, baik fisik maupun sosial”. Pendapat Young ini sejalan dengan William James Adi, 1994:55 yang mengatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-
data yang kita proses dari lingkungan yang diserap oleh indera kita serta sebagian lainnya diperoleh kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Universitas Sumatera Utara
I.6 Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Nawawi,
1995:40. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel Singarimbun,
1995:490. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus
dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel, yaitu : Persepsi Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara Terhadap Stigma Terorisme dalam
Film My name is Khan.
I.7 Variabel Operasional
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam
penelitian, indikator-indikator yang akan diteliti yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Operasional Komponen
Komponen yang diteliti Komponen Operasional
Persepsi Mahasiswa terhadap Stigma Teroris dalam film My Name Is Khan
1. Stigma Teroris
a. Simbol-simbol agama
b. Aktifitas keagamaan
c. Organisasi keagamaan
d. tokoh-tokoh agama
2. Unsur-unsur Film meliputi :
a. Content
b. Durasi
c. Plot alur
d. Sutradara
e. Talent
3. Perhatian
a. Rasa Suka
4. Pengertian
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
5. Penerimaan
a. persepsi Positif
b. persepsi negatif
c. persepsi netral
Universitas Sumatera Utara
I.8 Devinisi Operasional