penyerangan. Setiap agama itu adalah benar tergantung pada pribadi masing- masing bagaimana untuk menggunakan agama, hati dan pikirannya. Selain itu,
kita tidak bisa menentukan seseorang itu teroris berdasarkan agamanya. ujar informan.
IV.2.7 Informan Ketujuh
Informan ketujuh bernama Afifah Ali Amran, mahasiswa yang genap berusia 22 tahun pada 19 Maret 2010 lalu juga mahasiswi semester akhir Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara. Fifah begitu ia akrab disapa oleh teman-temannya adalah seorang mahasiswa yang ramah, dan
cukup humoris di lingkungan pertemanannya ini juga aktif dalam IMAJINASI yaitu Ikatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi dan aktif mengikuti organisasi
keremajaan di lingkungan tempat tinggalanya. Fifah menyambut hangat tawaran wawancara yang dilakukan peneliti, dan ia sangat menaruh simpati yang
mendalam pada kasus stigma terorisme yang selama ini telah membelenggu umat Islam.
Menanggapi persoalan tentang film yang cukup sensasional ini, informan mengatakan bahwa film My name is Khan adalah sebuah film yang bagus dan
unik sekali. Alasannya, bentuk cerita dalam film ini merupakan realitas nyata di balik peristiwa terorisme yang akhirnya berdampak pada seluruh masyarakat
muslim. Kalau selama ini kita banyak disuguhkan dengan film-film yang menonjolkan Islam dengan radikal, atau pun yang benar-benar menunjukkan
bahwa Islam memang berada dibalik kejahatan terorisme, di film My name is Khan kita dapat melihat sisi yang berbeda, ada beberapa bagian dalam film yang
mengungkapkan ketidak adilan bahkan terjadinya pelanggaran hak azasi manusia,
Universitas Sumatera Utara
pasca peristiwa 9 September 2001 terhadap warga minoritas Islam di Amerika Serikat. Menurut informan, dari film tersebut dapat dilihat ada sebuah
perbandingan dibalik isu-isu terorisme yang selama ini berkembang di media. Jika kita sering memperhatikan isu-isu yang diangkat di media mengenai
terorisme selalu dipusatkan pada siapa dan atas latar belakang apa tindakan terorisme itu dilakukan. Selain itu jika lebih diperhatikan lagi hanya ada satu
fokus pembahasan yang tidak pernah lepas yaitu keterkaitan Islam dengan terorisme. Selama ini masyarakat seolah disuntikkan informasi-informasi yang
menonjolkan citra negatif Islam. Tetapi media seakan melupakan keadaan masyarakat muslim yang juga diteror dengan konstruksi media.
Jika dilihat dari sistem produksinya film ini menurut informan memang sangat berkualitas. Walaupun dengan alur yang maju mundur dan durasi yang
cukup lama tidak membuat informan merasa bosan dan beranjak meninggalkan setiap bagian cerita yang terjadi di film tersebut. Apalagi film ini diperankan oleh
aktor dan aktris yang sudah memang tidak diragukan lagi kualitas aktingnya. Berkat pengarahan sang sutradara, film yang diperankan oleh bintang-bintang
Bollywood tersebut dapat secara langsung menyentuh perasaan. Bahkan informan mengakui dirinya mengeluarkan air mata saat menyaksikan beberapa adegan,
seolah hanyut dalam situasi. Afifah juga menambahkan bahwa film My name is Khan ini tidak hanya bagus dari segi sistematika produksinya tetapi pesan moral
yang disampaikan dalam film My name is Khan juga seolah memotivasi dirinya untuk bersikap jujur, pantang menyerah, dan tidak memandang bulu dalam
memberikan pertolongan.
Universitas Sumatera Utara
Informan juga mengungkapkan bahwa pesan dalam film ini sangat jelas dan kuat, yaitu seorang muslim yang ingin menyampaikan kepada seluruh
masyarakat dunia, bahwa dirinya bukanlah teroris. Lebih jauh lagi informan menjelaskan bahwa ada sebuah kalimat yang berkali-kali diucapkan, yaitu “My
name is Khan, and I’m not Teroris”, kalimat itu yang menegaskan pesan yang ingin disampaikan dalam film tersebut. Maka dari itu informan berpandangan
bahwa film ini menjadi sebuah bentuk klarifikasi atau pun penegasan bahwa Islam itu bukan teroris. Adapun tindakan terorisme yang dilakukan oleh sekelompok
muslim itu adalah tindakan pribadi pelaku terorisme, bukan Islam yang melakukannya.
Lebih lanjut informan mengungkapkan persepsinya terhadap simbol- simbol agama khususnya agama Islam yang menunjukkan karakteristik terorisme
seperti yang digambarkan dalam film tersebut merupakan sesuatu yang terjadi dan telah berkembang di opini masyarakat tentang teroris atau pun terorisme.
Informan juga memandang dari sisi yang berbeda terhadap simbol-simbol tersebut. Ia berpendapat bahwa simbol-simbol yang selama ini merujuk sebagai
karakteristik teroris atau terorisme itu tertuju pada bentuk fisik dan tata busana Osama Bin Laden yang selama ini dikenal sebagai pimpinan dari jaringan
terorisme dunia. Selain itu ia juga menambahkan bahwa stigma terorisme yang telah dibentuk kepada Islam telah berdampak pada masyarakat muslim lainnya
yang hidup di masyarakat yang mayoritasnya adalah non-muslim. Stereotip terhadap muslim oleh sebagian orang atau pun sekelompok orang tersebut
berujung pada kekerasan, diskriminasi, intimidasi yang menekan masyarakat muslim dalam menjalani segala aktivitas keagamaan yang dilakukannya. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu, informan berharap bahwa film yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat ini dapat merubah sikap atau pun pandangan atas stigma terorisme
terhadap Islam, serta menumbuhkan keberanian masyarakat Muslim dimana pun untuk menyampaikan aspirasinya tanpa ada rasa takut karena dilecehkan atau
disakiti dalam menentang stigma-stigma tersebut.
IV.2.8 Informan Kedelapan